Program Peduli Cinta

8:02 PM 1 Comments A+ a-

Program Peduli Cinta - Pemberian Buku #KankerBukanAkhirDunia

Teman-teman, menyambut hari Ibu tanggal 22 Desember 2014 ini, saya memiliki satu program khusus. Yaitu, pemberian 3 buku #KankerBukanAkhirDunia sebagai hadiah kepada 3 orang yang terpilih.

Tentu saja, ada syarat khusus untuk program Peduli Cinta. Yaitu :
1. Teman-teman tinggal inbox saya di fb  http://www.Facebook.com/tri.w.zuhri atau  email ke : triwahyunizuhri@yahoo.com , alasan ingin memiliki buku tersebut.
Akan lebih menambah nilai tambah pertimbangan saya, kalau buku ini memang akan diberikan sebagai hadiah untuk para survivor kanker ataupun keluarga survivor. Hal ini sebagai salah satu bentuk support dan dukungan kepada para survivor. Sekaligus sebagai bentuk dukungan edukasi kanker.

2. Peserta yang ingin ikut, di harapkan bisa menshare pengumuman ini ya di wall FB masing-masing. Agar informasi program ini bisa terbaca oleh teman-teman lain, khususnya yang membutuhkan buku #KankerBukanAkhirDunia

3. Saya akan tunggu jawaban alasan teman-teman di inbox FB saya, paling lambat tanggal 30 Desember 2014 ini ya...

4. Akan saya pilih 3 orang dengan jawaban dan alasan yang menarik .
Terima kasih atas perhatian teman-teman.. . Yuk, sama-sama kita lebih peduli terhadap kesehatan. :))

Salam Hangat,

Tri Wahyuni Zuhri

Terima Kasih Bude

7:12 PM 9 Comments A+ a-


Bude dan Pakde saat Menjenguk saya

"Kondisimu sudah baik-baik saja, kah? Apa sudah tidak sakit lagi?" Tanya wanita separuh baya itu pada saya.

Saya menangguk,"Sudah lebih baik, bude.  Hanya tinggal pemulihan saja,"jawab saya seraya tersenyum.  Wanita itu membalas senyuman saya dengan sebait doa dari mulutnya untuk kesembuhan saya.

Bude...
Begitulah saya memanggilnya. Bude merupakan kakak tertua dari Mama yang tinggal di kota apel, Malang.  Namun, bude sering kali datang ke kota tempat saya tinggal untuk mengunjungi ketiga anaknya, yang nota bene saudara sepupu saya.

Saya dekat sama keluarga bude sejak kecil.  Apalagi saya menghabiskan waktu kuliah di salah satu univeesitas negeri di Kota Malang. Jarak rumah saya di Malang dengan rumah bude pun berada dalam satu kompleks.  Tentu saja saya sering kali datang ke rumah bude.
Tidak hanya itu, saya pun sering menginap dirumah bude dan menikmati berbagai masakan olahan bude.  Ya, bude memang pintas sekali memasak. Walaupun kesibukannya kala itu bekerja di salah satu instansi pemerintahan, bude tetap memprioritaskan tugas utamanya sebagai seorang istri dan ibu dari kelima anaknya.

Bude bagai ibu kedua bagi saya setelah mama. Saat saya tervonis kanker, bude tidak henti-hentinya menguatkan dan memberi support pada saya.  Saya tahu, bude pun bersedih mendapati kenyataan saya tervonis kanker. Tapi bude tetap berusaha tegar, dan bahkan sering menguatkan mama atas kondisi sakit saya.

Saya berharap bude, pakde dan keluarganya selalu diberikan kesehatan dan terus dalam lindungan Allah sWT.  Terima kasih bude, atas kebaikan bude selama ini....


# Tulisan ini diikut sertakan dalam rangka menyambut
Hari Ibu yang di adakan oleh Komunitas Emak-emak Blogger (KEB)

Resensi Buku : Ketika Keinginan Tidak Selalu Terpenuhi

10:47 AM 1 Comments A+ a-

Dimuat di Tribun Kaltim, 20 Desember 2014

Judul :  Keinginan Cero
Penulis : Emi Tyas
Penerbit : Andi Publishing
Halaman : 26 hal
Tahun : 2014
No ISBN : 978-979-29-4140-1

Buce dan Cero merupakan kakak beradik yang hidup saling menyayangi. Mereka berdua merupakan Enggang Gading yang berasal dari Kalimantan.  Mereka merupakan jenis burung raksasa yang mampu terbang, serta  memiliki paruh besar melengkung dengan warna merah  atau kuning.

Suatu ketika, Buce mendapati Cero pulang dari rumah neneknya dengan keadaan sedih dan murung.  Tentu saja Buce menjadi kaget melihat perubahan pada Cero.  Buce pun mencoba mencari tahu kenapa Cero berubah menjadi sedih.

Rupanya Cero marah kepada kedua orang tua mereka, karena terlalu cepat mengajak pulang dari rumah nenek.  Padahal Cero masih ingin bermain-main dengan teman-temannya di sana. Padahal orang tua mereka harus segera bekerja kembali ke ladang.
  Buce  mencoba menasehati Cero bahwa marah kepada orang tua itu bukan sikap yang baik.  Apalagi tidak semua keinginan semua anak bisa terpenuhi begitu saja.  Akhirnya Cero mengerti dan segera meminta maaf kepada kedua orang tuanya.

Ketika Harus Operasi Kanker Tiroid (Lagi)

7:14 PM 0 Comments A+ a-



Kaget dan bingung. Itu reaksi saya saat tahu ada benjolan kecil kembali nongol di leher saya. Awalnya benjolan itu hanya sebesar biji kacang ijo saat di raba. Tapi belakangan jadi membesar juga. Duh, ikutan narsis deh nih benjolan , pakai nongol lagi heheheh..


Tapi saya buru-buru mengalihkan pikiran untuk tetap sabar dan iklas menerima kenyataan itu (berat juga buat sabar hehehe). Saya mengerti konsekwensi seorang survivor kanker.  Waluapun telah mengikuti berbagai pengobatan dan terapi, toh tetap saja ada survivor yang harus mengalami kasus seperti saya.  Benjolannya muncul lagi dan lagi.  Huffff , saya berharap, benjolan ini terakhir kali ikutan narsis nongol di leher saya wkww...

Diantar adik tercinta ke rumah sakit.

Rawat Inap di Rumah Sakit

Dokter onkologi saya sudah menjadwalkan untuk operasi tanggal 15 Desember 2014 . Kesannya memang mendadak.  Apalagi sebelum operasi, saya harus menjalani serangkaian pemeriksaan yaitu cek darah dan cek rontagen paru.  Dan lebih kaget lagi, ternyata ada metase baru di paru-paru yang ketangkap dari hasil rontagennn..
Duhhhh... berasa pengen gigit hasil rontagen paru itu deh :(

Tepat hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, saya sudah masuk rumah sakit duluan untuk rawat inap. Maklumlah, selama menunggu waktu operasi, saya tetap ada prosedur pemeriksaan serta butuh istirahat banyak.


Curhat Survivor Kanker : Bersyukur Memiliki BPJS Kesehatan

2:57 PM 13 Comments A+ a-

Selama dua minggu belakangan ini, saya cukup dibuat sibuk dalam urusan pengobatan.  Ya, saya harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk operasi Kanker tiroid yang ke sekian kalinya (banyak bangettt yaa....) hehehhe.

Setelah konsultasi dengan dokter onkologi saya yang baik dan sabar, akhirnya ditentukan operasi tersebut akan dilakukan hari Senin, 15 Desember 2014.  Tentu saja dalam waktu persiapan tersebut, saya harus memaksimalkan diri untuk melakukan berbagai pemeriksaan.

Biaya pemeriksaan dan operasi kanker tiroid itu sangat besar untuk ukuran kantong saya yang suka jebol hehehe.. sekali operasi, bisa memerlukan dana sekitar 20-30 juta lho.  Gede bangetttt !!!  Untungnya saya termasuk dalam program BPJS kesehatan.  Jadi biaya pengobatan dan operasi di cover sama BPJS.

Sebelum melakukan kontrol ke rumah sakit AW. SYAHRANIE samarinda, saya meminta rujukan dulu ke puskesmas yang menjadi pilihan berobat.  Pemilihan Puskesmas ini berdasarkan saat awal kita mendaftar BPJS pertama kali. Jadi, setelah itu, kita tinggal berobat awal ke puskesmas tersebut.

Untuk berobat di puskesmas juga mudah, kita tinggal membawa kartu jamkesda beserta fotokopinya, fotokopi kartu keluarga. Setelah itu tinggal mendaftar di bagian pendaftaran, biasanya kita akan mendapat kartu berobat puskesmas. Pada pendaftaran pengobatan selanjutnya, kita tinggal membawa kartu BPJS dan kartu berobat puskesmas. 

Untuk meminta rujukan ke rumah sakit, biasanya tidak bisa langsung. Kalau seandainya sakit penyakit kita masih bisa ditangani oleh puskesmas, tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. Oh ya, sekarang sudah banyak puskesmas yang memiliki pelayanan dan fasilitas baik kok.  Nah, kecuali kalo dokter puskesmas tidak bisa menanganin, biasanya langsung  dirujuk ke rumah sakit.

Berhubung saya ingin melakukan operasi tiroid sesuai jadwal dokter onkologi,  maka dokter puskesmas segera membuatkan saya rujukan ke dokter spesiasilis di rumah sakit.  Surat rujukan ini berlaku selama 1 bulan untuk tujuan dokter spesialis yang dituju.Jadi kita tidak perlu bolak-balik ke puskesmas lagi selama sebulan itu. Ternyata semuanya di permudah kan. Asal tahu prosedur, dan tidak malu bila bertanya heheheeh...


Antri, Antri, dan Antri

Namanya juga berobat ke rumah sakit, pasti antri dong. Apalagi kalau memakai BPJS, antrian sangat panjang di bandingkan pendaftaran umum.  Tapi jangan kuatir, semua peserta juga merasakan antrian itu kok. Jadi..., You are not alone hihihi.. Nah, untuk menyikapi antrian panjang itu, saya akan berbagi tips :

1. Sebelum mengantri, siapkan berbagai berkas yang akan di pergunakan untuk mendaftar. Mengingat surat rujukan bisa berlaku untuk 1 bulan, sebaiknya surat rujukan di fotokopi beberapa lembar, jadi bisa digunakan untuk pengobatan selanjutnya.  Begitu pula kartu BPJS di fotokopi sebanyak mungkin untuk persiapan.

2. Mengambil nomor antrian sedini mungkin. Salah satu kunci kesuksesan supaya tidak antri (hihihihi), adalah dengan mendapatkan nomor antrian kecil.  Jadi, bila ingin tidak panjang antrian, sebaiknya ambil terlebih nomor antrian pagi-pagi sekali.  Saya biasanya meminta tolong saudara mengambil nomor antrian pagi-pagi sekali.
Antri di temanin Raisyah ☺
3. Untuk mengusir rasa bosan atau bete saat mengantri pendaftaran pasien, bisa lakukan berbagai aktifitas lho. Misalnya membaca buku, makan cemilan, main handphone, atau mengobrol dengan teman (ini saya banget hihihi).

Buku #KankerBukanAkhirDunia di antara Para Sahabat

5:26 PM 0 Comments A+ a-



Perempuan Penulis Kaltim (PPK) Silaturahmi ke Perpustakaan Provinsi Kaltim

9:59 AM 0 Comments A+ a-



Hari Senin, 8 Desember 2014 kemarin, Perempuan Penulis Kaltim (PPK) bersilaturahmi ke Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim.  Agenda silaturahmi selain untuk memperkenalkan Komunitas Perempuan Penulis Kaltim, juga untuk menyerahkan berbagai karya anggota komunitas PPK.

Kedatangan kami di sambut oleh Ibu Aji, salah satu pustakawaan Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim.  Kebetulan memang pada hari itu,  ada acara di kantor Perpustakaan, sehingga kami belum berkesempatan bertemu dengan Kepala Kantor.  Namun begitu,  acara simbolis penyerahan buku tetap dilakukan untuk dokumentasi kegiatan PPK.





Dwi Rahmawati, salah satu anggota PPK menyerahkan dua buku Fabel karyanya, yaitu buku tentang Bekantan dengan judul Nessa Sayang Adik, dan buku tentang Binatang Beruang Madu.  Emi Tyas menyerahkan buku Keinginan Cero, yaitu buku yang bercerita tentang binatang burung Enggang.  Burung Enggang berupakan burung khas Kaltim yang kian langka dan termasuk dilindungi.




Begitu pula dengan Hesti Daisy yang menyerahkan buku Mila si Timpakul yang bercerita tentang ikan Timpakul yang merupakan salah satu ikan di Kaltim.  Sedangkan saya sendiri menyerahkan buku Kiki si Kijang Kuning yang bercerita tentang Kijang kuning asli Kaltim.  Selain itu, saya pun menyerahkan buku Kesimbangan Hidup Perempuan, karya Irni Fatma.  Saat ini, Irni yang jug salah satu penulis produktif di bidang pengembangan diri sedang berada di Jepang.


Sebenarnya, sebagian besar anggota Perempuan Penulis Kaltim,  telah menghasilkan banyak karya yang telah terbit di nasional.  Bahkan diantara mereka telah memenangi penghargaan tingkat daerah dan nasional.  Namun pada kesempatan kemarin, mereka berhalangan hadir mengikuti acara. 

Buku fabel binatang khas Kaltim sendiri sebenarnya ada 12 seri buku, dan ini pernah saya bahas sebelumnya di salah satu tulisan saya yang berjudul Buku Anak Fabel Binatang Khas Kaltim. http://www.yunisukses.com/2014/10/buku-anak-fabel-binatang-khas-kaltim.html Buku fabel ini menggandeng penerbit Andi Publishing yang menerbitkan buku-buku tersebut.   Selain itu, penerbit Andi pun menerbitkan buku-buku anggota PPK lainnya.

Agenda silaturahmi dan penyerahan buku ini, rencananya akan dilaksanakan 
berkelanjutkan di masa mendatang.  Hal ini mengingat banyaknya anggota Perempuan Penulis Kaltim yang semakin produktif dan eksis di dunia penulisan nasional.  Sebut saja, Haziah Ans, Inni Indarpuri, Irni Fatma, RF Dhonna, Raudiyatul Jannah, Narsilam, Dwi Rahmawati, Emi Tyas, Irmayana, Hesti Daisy, Linda Emiyanti, Susan R, dll.

Bagi yang ingin tahu lebih lanjut mengenai PPK, bisa lihat lebih lanjut di tulisan Perempuan Kaltim Produktif Menghasilkan Karya, http://www.yunisukses.com/2014/06/perempuan-kaltim-produktif-menghasilkan.html  dan Menuai Manfaat Melalui Menulis   http://www.yunisukses.com/2013/11/perempuan-penulis-kaltim-ppk-menuai_1.html , serta website Perempuan Penulis Kaltim di http://www.perempuanpenuliskaltim.wordpress.com


 

Resensi Buku Kiki si Kijang Kuning : Bersahabat dengan Teman Baru

8:22 AM 0 Comments A+ a-


Judul Buku : Kiki si Kijang Kuning
Penulis : Tri Wahyuni Zuhri
Penerbit : Andi Publishing
Halaman : 26
Tahun : 2014

Kiki, si kijang kuning merupakan anak tertua dari dua bersaudara. Keputusan kedua orang tuanya untuk pindah rumah, membuat hati Kiki sedih. Kiki harus kehilangan teman-teman di tempat tinggal lamanya.

Mimi, sang adik berusaha membujuk Kiki untuk bermain bersama teman-teman yang baru. Namun, Kiki menolaknya, karena ia merasa teman lamanya lebih baik dari pada teman baru. Padahal, Mimi sudah berteman baik dengan teman-teman baru.

Sang ibu yang melihat kesedihan Kiki berusaha menghiburnya. Ibu menjelaskan alasan kepindahan mereka ke tempat yang baru. Ayah ingin di tempat yang baru bisa terpenuhi kebutuhan hidup dan makan untuk keluarga. Mendengarkan alasan ibu, Kiki akhirnya mengerti. Ia pun bersama Mimi mulai bersahabat dengan teman-teman baru.
Kisah Kiki, si Kijang Kuning mengisahkan kehidupan sehari-hari dalam sebuah keluarga. Tri Wahyuni Zuhri selaku penulis, berusaha menunjukkan hikmah dan nilai moral yang bisa diambil dalam buku ini. Setiap anak yang baik dan patuh pada orang tua,tentunya akan di senangi oleh teman-temannya.

Kijang Kuning Kalimantan sering pula disebut Muncak Keemasan dengan nama latin Munctiacus atherodes. Kijang ini suka sekali memakan daun muda, akar tanaman, buah - buahan dan rumput. Kijang berkembang biak dengan cara melahirkan dan termasuk hewan yang dilindungi karena keberadaannya yang langka.


(dimuat di Harian  Tribun Kaltim, 7 Desember 2014)

Resensi Buku Kekuatan Itu Bernama Ibu : Belajar Menjadi Ibu yang Kuat dan Smart

12:22 AM 1 Comments A+ a-

Judul : La Taias For Ummahat, Kekuatan Itu Bernama Ibu  


Penulis : Naqiyyah Syam 
Tebal : 145 
halaman Terbit : Agustus 2014 
ISBN : 978-602-03-0739-8 
Penerbit : Kalil (Imprint PT Gramedia Pustaka Utama) 


Ibu adalah sosok perempuan yang lembut dan penuh kasih sayang kepada keluarganya. Begitu banyak tugas yang di jalankan seorang ibu dalam keseharian. Tetapi hal itu tidak mampu menurunkan semangat dan keinginannya untuk melakukan hal yang terbaik untuk keluarga dan orang lain sekitarnya. 

Dalam buku La Taias For Ummahat, Kekuatan Itu Bernama Ibu, karya Naqiyyah Syam ini menjelaskan, seorang ummahat atau seorang perempuan yang sudah menikah, berarti melangkah kejenjang kehidupan selanjutnya. Bisa jadi kehidupan pernikahan akan jauh berbeda saat perempuan masih belum menikah. Saat belum menikah, tentu banyak aktifitas positif yang dilakukan. Ia tidak perlu kuatir ada yang melarang karena kesibukannya. Selagi kegiatan tersebut bernilai positif, tentu dengan penuh semangat di jalani. 

Namun setelah perempuan tersebut menikah, tentu akan namyak hal berbeda. Ia harus berperan sebagi istri untuk duaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Ibu pun harus bisa pintar-pintar mengatur waktu untuk menjalani berbagai aktifitas rumah tangga dan mendidik anak. Semua butuh kesabaran dan rasa toleransi yang besar. Tidak jarang ibu harus mendahulukan kepentingan keluarganya sendiri, dan menunda keinginannya sendiri. Semua itu ibu lakukan demi kebahagiaan dan ketentraman keluarga. Belum lagi dengan ibu yang tetap harus bekerja atau memiliki aktifitas di luar rumah selain mengurus rumah tangga. Sehingga tidak mudah membagi waktu agar semua perhatian bisa termonitor dengan naik. 

Namun begitu, hal ini tidak membuat para ibu menyerah dalam keadaan. Dengan berbagai hambatan dan masalah yang kerap menghadang di tengah jalan proses kehidupan, mereka tetap kuat dan teguh melangkah maju Mereka sadar, semua proses. yang dijalani dalam sebuah pernikahan adalah fase belajar terus menerus. Sehingga tidak salah bila kehidupan dalam berumah tangga kerap di sebut dengan universitas kehidupan. 

Andai Saja Banyak Orang Seperti Ria Irawan

4:40 AM 1 Comments A+ a-



Beberapa waktu belakangan ini, saya kerap menyaksikan berita tentang salah satu artis yang saat ini survive melawan Kanker.  Ya, Ria Irawan, salah satu artis yang dulu sering saya saksikan aktingnya di layar kaca,sekarang sedang menjalani berbagai pengobatan melawan kanker.

Saya tidak pernah menyangka kalau Ria Irawan terkena kanker. Pasalnya,  berita tentang kehidupannya adem-adem saja. Hingga muncullah berita tentang Ria menghadapi kanker.  Sebelumnya, Ria sempat berjuang menghadapi penyakit lain yang terkait masalah rahim. Baru saja tuntas menghadapi penyakit tersebut, ia harus kembali menghadapi vonis penyakit lain yaitu kanker.

Dalam berbagai berita dan  wawancara di televisi mengenai Ria Irawan, saya banyak mengambil beberapa point berharga.  Antara lain bagaimana Ria bicara terbuka mengenai pemanfaatan kartu BPJS untuk pengobatan kankernya.

Sebagai sesama survivor kanker, saya mengerti sekali biaya pengobatan kanker yang sangat mahal. Wajar saja bila kanker di identikan sebagai penyakit kanker kering.  Dengan keberadaan BPJS, tentu saja sangat membantu sekali pengobatan bagi survivor kanker seperti Ria Irawan, saya, dan banyak survivor lainnya.

Antara Mama, Aku dan Kanker

9:01 PM 6 Comments A+ a-

"Pasti dokter salah. Penyakitmu bukan kanker!"kata mama masih tidak percaya. Air mata mulai membasahi pipi mama yang sudah mulai keriput.

Aku hanya terdiam tanpa bisa berkata apa-apa. Hari itu merupakan hari bersejarah sekaligus terberat bagi aku. Dengan menghimpun segala kekuatan, aku berani jujur pada mama dan bapak tentang sebuah penyakit yang terus menerus menggerogoti tubuhku.

Kanker, penyakit yang merenggut nyawa orang-orang yang kukenal, akhirnya harus lapang dada kuterima dalam tubuh.   Mama masih menangis.  Beliau sangat terpukul dengan sebuah kenyataan kalau aku, anak perempuan satu-satunya, terkena kanker yang sudah stadium lanjut.  Ya, kankerku sudah menyebar ke tulang belakang, yang membuatku selalu kesakitan setiap saat.

Lambat laun, mama dan bapak bisa menerima kondisiku.  Semua memang tidak mudah. Tetapi aku berusaha tetap tegar dan kuat melawan sakit kanker ini.  Aku tidak ingin melihat mama bersedih dan menangis, saat aku menahan sakit yang tidak terkira.  Atau saat aku harus terbaring lemah dan berdaya di atas tempat tidur.  Atau saat jarum-jarum infus menempel di tubuhku dan berbagai jenis obat harus aku minum.



"Mama sudah memasak untukmu. Kamu harus makan banyak. Biar tubuh tidak kurus sepert ini," kata mama kepadaku kala itu.  Di meja makan kulihat berbagai menu makanan telah susah payah mama siapkan dengan tangan dan tenaga yang semakin tua.

Aku memaksakan makan secara pelan-pelan. Walaupun perutku terasa di aduk-aduk tidak karuan, dan lidahku kelu tidak berasa. Belum lagi kepalaku pusing dan badanku serasa tidak bertenaga. Semua demi mama, aku harus makan masakan yang disajikannya dengan penuh doa dan cinta.

"Mama, aku tambah makan lagi ya,"ujarku sambil mengambil beberapa lauk dan menambahkan ke atas piringku. Kulihat sorot mama berbinar dan ia tersenyum melihat aku makan begitu lahap.

Kanker itu tanpa permisi mengambil selera makan dan kekuatan tubuhku. Tapi aku tidak mau kalah dengan si kanker ini.  Aku tetap berusaha menghabiskan isi makananku. Aku harus punya tenaga untuk melawan kanker itu.  Masakan buatan mama adalah salah satu modal kekuatanku melawan kanker.

Jujur, kadang aku merasa bahagia sekaligus sedih.  Bahagia karena Allah telah begitu baik memberikanku seorang mama yang luar biasa dan menyayangiku.  Sedih, karena aku merasa sampai sekarang sering membuat repot dan menyusahkan mama. Di usiaku seperti ini, aku seharusnya bisa membahagiakan mama, bukan menambah beban pikirannya dengan penyakit kankerku.

Mama selalu ada saat aku dalam keadaan down dan sedih.  Mama selalu ada saat aku mulai menahan sakit dan nyeri akibat kanker ini.  Mama pun selalu ada bersama anak-anakku dan sangat bahagia bersama mereka.

"Ketika punya anak, kamu akan tahu mengapa ibu akan melakukan apa saja demi anaknya.  Setiap saat mama berdoa untuk kesembuhanmu,"begitu kata mama suatu hari saat kami sedang berbagi cerita.  Ya, aku mulai mengerti apa maksud mama setelah menjadi seorang ibu dengan anak-anak yang super lincah.  Ah, seorang ibu memang seluas samudera.

Satu pintaku kepada Allah yang sering kupanjatkan dalam doa dan sholatku. Ijinkan aku terus bertahan dan berjuang penyakit kanker ini, agar aku bisa membalas semua kasih sayang mama yang tidak pernah terbatas...

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Hati Ibu Seluas Samudera



Vonis Kanker Pertamaku

11:44 AM 0 Comments A+ a-

saya masih ingat saat pertama kali di vonis kanker tiroid stadium lanjut yang sudah bermetase ke tulang belakang. Hari itu merupakan hari bersejarah dalam hidup saya  Ya, hari itu saya resmi menjadi pasien kanker tiroid. Hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidup saya

Berawal dari sakit pinggang terus menerus yang saya rasakan. Awalnya saya pikir hanya salah posisi atau syaraf kejepit. Bolak balik berobat bahkan mencoba berbagai pijit dan obat. Tapi hasilnya tidak berubah, malah saya merasakan sakit pinggang bertambah parah. (Cerita ini pun saya singgung di buku Kanker Bukan Akhir Dunia)

Akhirnya mama memaksa saya konsultasi ke dokter tulang. Ya, dokter bedah tulang itu bernama Dr. Yasser Ridwan. Setelah berkonsultasi dan mencoba berbagai gerakan sederhana sesuai instruksi, seperti jongkok, berjinjit, rukuk, dan semua saya lakukan sambil meringis menahan nyeri hehehe.. Dokter Yasser meminta saya untuk CT Scan tulang belakang.

Hasil CT Scan sangat mengejutkan, beberapa lumbal tulang belakang saya rusak, bahkan ada pula yang hilang. Dari situlah dokter meminta saya untuk pemeriksaan lanjutan. Saya juga menyampaikan ke beliau kalau saya memiliki benjolam kecil di leher yang baru-baru muncul.

Mulailah berbagai pemeriksaan dilakukan, dari cek darah, romtagen paru hingga biopsi benjolan di leher. Hasil biopsi lebih mengejutkan. Saya tervonis kanker tiroid. Ya, ternyata tulang belakang yang tidak cantik lagi itu, disebabkan oleh metase atau penyebaran kanker tiroid.

Dokter Yasser lalu merujuk saya ke dokter onkolgi untuk tindakan pengobatam selanjutnya. Namun begitu, beliau tetap menangani pengobatan tulang saya sebelum beliau melanjutkan sekolah kedokteran lagi.

Kemarin, saat kontrol ke rumah sakit, bertemu kembali dengan Dokter Yasser. Saya pun secara khusus memberikan buku Kanker Bukan Akhir Dunia kepada beliau, sebagai tanda terima kasih saya atas kebaikan beliau. Semoga Allah membalas kebaikan beliau yang telah membantu saya dan pasien lainnya. Amin..

notes : wajah saya kuyu banget ya hihihu..efek flu beraat. Kalah keren dengan dokter Yasser yang fresh hihihi

Resensi Buku Kanker Bukan Akhir Dunia : Kanker Bukan Untuk di Takuti Tapi di Hadapi

11:15 PM 0 Comments A+ a-





Judul          : Kanker Bukan Akhir Dunia
                      (Kiat-Kiat Cerdas Perempuan Menghadapi Kanker)
Penulis       : Tri Wahyuni Zuhri
Penerbit      : PT. Elex Media
Tebal buku : 144 halaman
Tahun          : 2014

Tidak satu orang pun di dunia ini yang mau menerima vonis kanker. Hal itu pula yang dirasakan oleh Tri Wahyuni Zuhri, penulis Buku Kanker Bukan Akhir Dunia. Vonis kanker tiroid stadium lanjut dan telah bermetase atau menyebar ke tulang belakang, membuat ia 'terpaksa' menerima vonis itu.
Pengalaman menghadapi vonis kanker, ia uraikan pada bagian pengantar penulis di buku Kanker Bukan Akhir Dunia yang di terbitkan oleh PT. Elex Media. 

Buku ini terdiri dari 10 bab, di mana dalam tiap bab, penulis coba menampilkan berbagai informasi dan pengetahuan tentang kanker secara lebih ringan dan mudah di pahami.
Buku dengan tebal 144 halaman ini tidak hanya bercerita tentang pengalaman menghadapi kanker saja. Tetapi juga membagikan berbagi kiat-kiat cerdas yang bisa dilakukan perempuan dalam menghadapi kanker.

Pada bab pertama misalnya, penulis coba menampilkan berbagai kiat yang bisa dilakukan saat seseorang di vonis kanker.  Disamping itu, penulis mengungkapkan berbagai mitos yang berkembang mengenai kanker. Salah satu mitos bahwa tidak ada harapan hidup bila tervonis kanker. Penulis mencoba menjelaskan bahwa kanker bukanlah harga mati. Asalkan mau berusaha, ikhitar dan berdoa, insha Allah harapan hidup itu akan selalu ada.

Pada bab-bab selanjutnya, menjelaskan hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit kanker.  Ada banyak Hal yang bisa dilakukan, yaitu menjaga Pola makan serta pola hidup. Serta lebih peduli pada kesehatan dengan cara deteksi dini kanker pada perempuan seperti papsmear atau mamografi. Selain itu dijelaskan pula mengenai penyebab Dan gejala dari penyakit kanker.

Dalam buku ini pula, penulis menjelaskan berbagai jenis kanker yang mengincar kaum perempuan, serta cara pengobatannya.  Penuliskan menjelaskan kiat cerdas dalam menghadapi kanker pada bab tersendiri. Kiat-kiat itu antara lain mengatur pola hid up serta Pola makan,  bersyukur, mendekatan diri kepada Tuhan, mengatur keuangan dalam pengobatan kanker dan sebagainya. 

Di bagian akhir, penulis menjelaskan mengenai kekuatan berbagi dan mendukung bagi survivor kanker.  Hal ini  berdasarkan pengalaman turut mengedukasi penyakit kanker dan pentingnya deteksi dini kanker kepada masyarakat, khususnya para perempuan. Aktifitas dan kegiatannya menginspirasi banyak perempuan untuk lebih peduli kesehatan dan saling menguatkan serta mendukung satu sama lain. Ia terpilih sebagai Perempuan Terinspiratif IIDN tahun 2014 .

Buku ini memang di peruntukkan untuk dibaca semua orang, bukan hanya survivor kanker.  Ada banyak informasi dan pengetahuan yang bisa di pahami sehubungan tentang kanker. Apalagi penulis memadukannya dengan pengalaman pribadi dan survivor lainnya dalam menghadapi kanker. Sehingga membuat buku ini menjadi lebih berbobot dan kaya manfaat
Note : Resensi ini dimuat Tribun Kaltim, 23 November 2014

Testimoni Indah Rozalina untuk Buku #KankerBukanAkhirDunia

5:39 PM 0 Comments A+ a-



Testimoni Indah Rozalina :
Judul buku: KANKER BUKAN AKHIR DUNIA
Penulis: Tri Wahyuni Zuhri dan Indscript Creatif
Penerbit: Elexmedia Komputindo
Jumlah halaman: 144

"Buku ini sangat bagus menurut saya. Pernah mendengar kanker bukan? Pastinya sering. Siapa yang tak kenal penyakit yang angker ini. Bagaiman pula jika anda divonis dokter telah mengidap kanker? Tentunya akan shock, merasa hidup tinggal hari ini. Jangankan anda, saya juga mungkin demikian. Apalagi saya bekerja di rumah sakit dan pegangan saya kebanyakan pasien kanker. Saya sangat prihatin dengan mereka yang harus bergulat melawan penyakitnya. Terlebih jika penderitanya seorang yang tak mampu bahkan di ruah sakit tak ada yang menungguinya karena hidup sebatang kara.
Namun jangan khawatir, buku “Kanker Bukan Akhir Dunia” yang disajikan sangat apik oleh seorang penulis asal Kalimantan Timur, Tri Wahyuni Zuhri, lewat tangan Indscript Creatif, sebagai penyejuk hati para survior kanker dan ajakan kepada kita semua agar selalu menjaga kesehatan.
Jika pernah melihat cover buku “Kanker Bukan Akhir Hidup”, pasti akan mengira si penulis buku tersebut mempunyai latar belakang pendidikan atau petugas kesehatan. Namun tebakan itu salah! Penulis yang kerap dipanggil Mbak Yuni ini adalah pelaku alias survior Kanker Tyroid itu sendiri.
Pertama kali divonis kanker, beliau juga shock, depresi, bingung, sesuai penuturannya dalam kata pengantar buku tersebut. Namun tak lalu patah arang. Beliau justru bangkit untuk melawan penyakitnya yang telah mengerogoti hingga tulang belakang. Dalam sakitnya, Mbak Yuni tak pernah lelah berbagi ilmu melalui literasi. Karena yakin bahwa takdir ada di tangan Tuhan namun usaha untuk dapat membahagiakan orang di sekelilingnya ada di tangannya. Dan bagi beliau juga,menulis adalah obat paling ampuh untuk menghiburnya.
Isi buku “Kanker Bukan Akhir Dunia” sangat lengkap, dari mulai membahas pengetahuan seputar kanker, macam-macamnya, dan gejala-gejalanya, yang tertuang pada bab “Cancer is Silent Killer”. Juga apa yang harus dilakukan survior saat divonis sebagai penderita kanker, seperti tegar menghadapi, berbicara menumpahkan rasa kepada orang terdekat baik itu suami, orang tua, atau kerabat lainnya, konsultasi dengan dokter dan terapi rutin. Selain itu, buku tersebut dilengkapi juga dengan kiat cerdas mencegah dan mengobati kanker, makanan apa saja yang dianjurkan dan dilarang, serta kisah-kisah inspiratif seputar kanker.
Untuk itulah, saya sangat merekomendasikan buku “Kanker Bukan Akhir Dunia”. Yakinlah pada kekuatan diri dan kasih sayang Allah SWT.
Cc. Tri Wahyuni Zuhri, makasih banyak. Hanya mampu peluk dari jauh. 

Testimoni pembaca untuk Buku #KankerBukanAkhirDunia

5:22 PM 0 Comments A+ a-


Nefertite Fatriyanti :


"Buku ini akhirnya datang juga. buku yang mengupas tentang penyakit kanker, khususnya penyakit kanker yang sering mengenai perempuan.
Buku ini bisa menjadi sebuah buku panduan bagaimana bersikap, berpikir dan bertindak saat kanker datang, karena jika terdiagnosis kanker, maka suka tidak suka, mau tidak mau, harus dihadapi.
Mulai dari penjelasan tentang kanker, pencegahannya, berbagai jenis pengobatan, sampai pada pola makan penderita kanker, dibahas dalam buku ini.
Pembahasan dalam buku ini, mampu memberikan daya dorong bagi pembacanya, bagaimana berani menghadapi penyakit yang berat, secara akal, sikap dan tindakan.
Bahwa kanker tidak harus membuat penderitanya sedih, menyesali diri, bahkan membuat hilangnya semangat hidup.
Membahas sesuatu yang berat, namun penyampaiannya tidak menjadikan pembacanya mengerutkan kening, itulah kelebihan buku ini.
Kelebihan lainnya, buku ini adalah simbol keberanian menghadapi kenyataan. kenapa? karena penulis buku ini adalah juga seorang survivor kanker.
Buku ini layak dibaca siapa saja, karena bisa memberikan motivasi, baik bagi penderita kanker maupun keluarganya
Sudah bisa dibeli di TB Gramedia.
Colek mba Tri Wahyuni Zuhri
Dimaafkan ya mba, telat coleknya, terimakasih bukunya mba
Doaku untukmu mba, salam hangat "

Sessi Foto Bersama Dua Dokter Baik Hati :))

4:53 PM 0 Comments A+ a-

bersama kedua dokter yang selama ini menangani saya :))


Beberapa waktu lalu, saat kontrol rutin kesehatan, saya sengaja memberikan buku #KankerBukanAkhirDunia kepada dua dokter yang selama ini sangat berjasa membantu pengobatan saya.  Saya bersyukur Allah mempertemukan saya dengan kedua dokter ini.  

Walaupun kadang saya sebagai pasien sering cerewet atau banyak tanya, namun kedua dokter ini tetap terus membantu dan menangani saya.  Mereka berdua pun selalu menyupport dan menyemangati saya untuk melawan kanker. :))   

Terima kasih kepada  Dokter Astried Indrasari (Spesialis Internist) dan Dokter Rudy Tharby (Spesialis Bedah Onkologi) atas kebaikannya selama ini kepada saya dan pasien lainnya :) Semoga Allah membalas semua kebaikan tersebut. Aminnn :)

Mengenal Lebih Dekat Para Blogger Perempuan Inspiratif

3:28 PM 16 Comments A+ a-


Pernahkah Anda bertemu dan berkenalan dengan perempuan yang luar biasa dan menginspirasi? Saya yakin pasti Anda akan menganggukan kepala.  Saya pun sering sekali bertemu dengan para perempuan yang luar biasa dan penuh inspirasi ini.  Mereka dengan kepribadian yang luar biasa dan  segenap kemampuan yang di miliki mampu menciptakan warna-warni tersendiri dalam kehidupan.  Bahkan terkadang, tanpa mereka sadari, mereka telah banyak menginspirasi  banyak orang khususnya kaum perempuan.  Bisa jadi menginspirasi dari aktifitas yang mereka lakukan, karya yang dihasilkan, atau bahkan semangat dan rasa positif yang mereka pancarkan.

Saya mencoba menampilkan 3 orang   perempuan  luar biasa dan inspiratif  ini.  Mereka adalah para blogger perempuan yang memiliki berbagai aktifitas dan  juga  survivor kanker .  Di tengah  berbagai aktifitas sehari-hari, mereka tetap aktif menulis di blog mengenai hal apa saja yang mereka jalani. Tidak hanya itu, mereka pun turut berbagi cerita, pengalaman dan pengetahuan  serta informasi mengenai kanker. 

Dalam tulisan ini,  saya mengajak pembaca melihat berbagai sisi  dari kehidupan para perempuan survivor kanker yang luar biasa ini.   Walaupun  menjalani hari-hari sebagai survivor , ternyata tetap bisa melakukan berbagai aktifitas positif dan  bermanfaat  bagi diri sendiri maupun orang lain.  Mereka mengajarkan kita arti untuk selalu bersemangat, berjuang dan terus berbagi kebaikan kepada orang lain.



BUNDA LILY

Buku Mom, Please Stay Alive dan Musing Religion sebagian buku dari karya-karya Bunda Lily.  Ya, selain akitif menulis blog, buku, bunda Lily ternyata adalah seorang survivor kanker tulang rawan atau chordrosarcoma.  Bunda Lily pun pernah bekerja di sebuah perusahaan penerbangan terbesar di negeri.  Dalam perjalanan bekerja itulah, ia kerap mengelilingi berbagai negara dan tentu saja kota-kota di nusantara.


Salah satu buku Bunda Lily

Bunda Lily memiliki dua blog yang sering saya kunjungi, yaitu Bunda Dont Worry's Blog     Http://www.bundadontworry.wordpress.com dan Be Brave and Smart Survivor yaitu di http://bebestsurvivor.wordpress.com.  Saya memiliki cerita tersendiri dengan blog milik Bunda Lily ini.  Saat saya tervonis penyakit kanker pertama kali, saya merasa down dan terpuruk.  Untuk bangkit dari vonis itu, saya berusaha mencari berbagai informasi mengenai kanker. Hingga akhirnya saya menemukan blog Bunda Lily  yaitu 
Be Brave and Smart Survivor ini saat searching di internet.  Membaca kedua isi blog Bunda Lily, seperti di hadapkan secara langsung dengan sosok perempuan tangguh, kuat, pantang menyerah dan cinta keluarga.  Hal itu bisa terbaca dari berbagai tulisan di kedua blog tersebut.  
 
Dalam blog 
Be Brave and Smart Survivor ,  Bunda Lily tidak hanya bercerita tentang kehidupannya sehari-hari dan pengalamannya menghadapi kanker saja.  Tetapi Bunda Lily banyak berbagi tentang pengetahuan dan informasi mengenai kanker dalam blog tersebut. Hal lain yang menarik, dalam beberapa tulisannya, Bunda Lily banyak berbicara mengenai renungan dan hikmah yang coba ia bagikan dari setiap perjalanan yang ia lakukan.  Sebagian besar tulisan-tulisan itu terangkum dalam buku Mom, Please Stay Alive dan Musing Religion.  Saya pernah membuat resensi bukuMom, Please stay Alive di blog saya.

Di blog Bunda Dont Worry, Bunda Lily menulis tema lebih beragam, salah satu tema yang sering di angkat adalah masalah parenting contonya dalam tulisan Waktu Berkualitas Buat Buah Hati,  atau  Bagaimana Membangun Kepercayaan Diri Kepada Anak. Ia pun juga menjadi salah satu kontributor dalam buku Blogger Bicara Parenting.  

sumber :  Blog Bunda Dont Worry
Kemudian  ada pula tema kesehatan maupun tema motivasi seperti  5 cara Membangun Emosi Positif  Keseriusan Bunda Lily menulis dalam bidang motivasi, membawanya menulis buku motivasi  berjudul Seni Merangkai Keberhasilan.  Buku ini di tulis bersama dua rekan lainnya, yaitu Akhmad Muhaimin Azzet dan Abdul Cholik.

sumber :  Blog Bunda Dont Worry
Akhirnya saya memiliki kesempatan bisa berkomunikasi dengan Bunda Lily melalui sosmed. Rasa penasaran saya terhadap sosok Bunda Lily akhirnya terbayar sudah. Waktu itu salah satu komunitas yang saya ikuti yaitu Kumpulan Emak Blogger (KEB) telah melakukan perhelatan besar Srikandi Blogger.  


sumber : Kumpulan Emak Blogger
Bunda Lily terpilih sebagai Srikandi Blogger Life Time Achievment 2014 Saat diumumkan di wall  KEB tentang terpilihnya beliau, hati saya langsung bilang kalau  Bunda Lily inilah pemilik kedua blog yang selama ini menginspirasi saya  dan survivor lainnya dalam menghadapi kanker.   Dan ternyata memang benar, Bunda Lily adalah orang yang menginspirasi saya selama ini melalui tulisan-tulisannya.


Tulisan-tulisan Bunda Lily mengenai pengalamannya menghadapi penyakit kanker ataupun berbagi pengetahuan serta informasi mengenai kanker dapat di lihat di kedua blog miliknya. 
Contohnya saja tulisan Kiat Perlambat Penyebaran Kanker  atau Gejala Kanker yang Diabaikan.  Selain itu Bunda Lily kerap membagikan tulisan ataupun tips untuk menjaga pola hidup menjadi lebih sehat.


Indah Nuria Savitri.

My Purple World, sebuah blog berwarna ungu cantik milik Indah Nuria Savitri.   Blog dengan alamat http://www.indahnnuria.blogspot.com , mengusung tagline "a colorful journey of a proud and blessed mom of two...", memang menarik siapa pun yang bertandang ke sana

Saat ini, Indah  tinggal di New York City bersama keluarganya.  Indah berprofesi sebagai  diplomat sedang penempatan di Perutusan Tetap Indonesia untuk PBB di New York.  Dengan mengemban tugas Negara yang sangat besar, Ia tetap tampil sebagai pribadi menarik dan ramah dengan siapa pun.  Ini bisa terlihat dari berbagai tulisannya di blog serta berbagai interaksi dengan teman-teman di Sosmed.  Hal ini pula yang membuat saya sangat salut dengan  Indah.   

Yang menarik, di berbagai kesempatan di blognya,  Indah tetap menunjukkan kecintaannya terhadap Indonesia dengan  mempublikasikan berbagai keindahan dan daya tarik Indonesia. Misalnya di cerita ini  Wastra Indonesia One Day At Un General, Indah mengenakan  kain Blogsong Palembang dan tenung Nun Koko NTT saat beraktifitas .


sumber : My Purple World

Indah yang merupakan salah satu Finalis Srikandi Blogger 2014 ini,  tentu saja memiliki waktu berkualitas bersama anak-anak.  Antara  lain ceritanya saat ia menemanin kedua anaknya driving around the 7 lakes in NY state dalam Farm Kiddos
  
sumber : My Purple World
Pembaca akan di buat terpesona dengan foto-foto keren yang Indah tampilkan di cerita ini.  Atau cerita ketika hallowen di NY bisa di baca di Coustme Time . 


sumber :  My Purple World
Di blog dengan nuasana ungu nan cantik ini,  pembaca bisa melihat  berbagai aktifitas Indah dalam kehidupan sehari-hari. Dari urusan pekerjaan, keluarga, jalan-jalan, berkumpul dengan teman-teman sampai mengenai pengobatan kanker yang sedang di jalankan. Ya,  Indah adalah seorang survivor kanker payudara, yang saat ini sedang melakukan pengobatan dan terapi untuk menaklukkan kanker.  Cerita tentang penyakit kanker yang dihadapinya, bisa di baca lengkap di blog My Purple World  salah satunya  berjudul And I will Continue My Fight Against

Jujur, saya salut dengan Indah.  Walaupun saat ini tengah menjalani pengobatan dan terapi kanker, ia tetap bisa menjalani berbagai seperti biasa serta berbagi semangat dan inspirasi melalui blognya.  Hal itu bisa terlihat dari berbagai postingan tulisannya di blog.  Saat  Indah berpartisipasi dalam kegiatan  kanker di New York City baru-baru ini, padahal saat itu ia baru pulih pasca kemotrapi yang kedua.  Namun ia bersama teman-teman di NYC tetap bersemangat dan  antusias turut  mendukung kegiatan edukasi kanker tersebut.  Ceritanya bisa di baca di Making Strides Against Breast Cancer 


sumber : My Purple World
Di blog My Purple Indah pun berbagi informasi dan pengetahuan kepada mengenai penyakit kanker, khususnya kanker payudara.  Bisa di lihat tulisan Indah antara lain di Early Detections Easy as 123  dan  And I Fighter  dalam tulisan-tulisan ini , Indah mencoba memberikan edukasi dan pemahaman mengenai kanker khususnya kanker payudara kepada pembaca.  Sangat penting bagi perempuan untuk lebih care terhadap kesehatannya, dan tidak ada salahnya untuk mendeteksi dini pada diri sendiri.  



DEASY MASLIANITA BURHAN

Foodilicious    Bercerita dan berbagi segala macam hal”  adalah blog cantik milik Deasy Maslianita Burhan . Saat ini  Deasy berdomisili di Depok Jawa Barat bersama suami dan anak perempuan cantik bernama Nixie. 

Dari nama blog dan melihat background saja, pembaca sudah pasti sangat penasaran untuk tahu lebih banyak mengenai   blog ini.  Ya, Deasy si pemilik blog adalah seorang ahli di bidang kuliner  yang menyajikan aneka resep menu kuliner menggugah selera bagi pembacanya.   

Deasy dengan senang hati membagi resep dan foto-foto dari hasil kreasinya di bidang kuliner untuk para pembaca. Misalnya saja soto banjar ala Kinong  atau Rainbow Tumpeng  untuk ulang tahun perkawinan. 

Rainbow Tumpeng  sumber : Foodilicious
Di samping itu, ia pun mahir membuat aneka cake dengan tampilan yang menarik dan cantik.   Keahlian  Deasy di bidang kuliner tidak perlu di ragukan lagi, terutama di dalam membuat aneka cake.  Saya sering takjub bila berkunjung ke blog Deasy atau melihat beranda facebook miliknya.  Ia kerap sekali memosting foto-foto hasil karya dapurnya yang menarik dan tentu saja membuat pembaca ingin mencicipinya.  Contohnya saja cake cantik bernuansa coklat  untuk suaminya.  Atau aneka cake dengan tema yang lucu-lucu seperti princess, minion dalam  Parade cake Bertema
sumber :  Foodilicious
 Selain sebagai ibu rumah tangga,  Deasy kerap menerima order masakan kuliner maupun cake dari para pelanggannya.  Untuk menambah pengetahuannya dalam bidang masak memasak ini, ia tidak segan-segan mengikuti berbagai acara pelatihan ataupun cooking clinic seperti yang di ceritakan di blognya, yaitu Cooking Clinic Healthy Food 


sumber :  Foodilicious
Selain berbicara mengenai kegiatannya sebagai ibu rumah tangga dan aktifitasnya di bidang masak memasak,  di blog Foodilicious   ini,  Deasy  ternyata  mahir dalam urusan fotografi.  Hasil karya aneka masakan dan cake olahannya, di abadaikan dengan cantik melalui bidikan kameranya.  Jadi jangan heran, kita akan  di buat terkagum-kagum dengan foto-foto karyanya yang menarik di blog ini. 

Di blog ini pula Deasy berbagi cerita dan pengalamannya sebagai seorang survivor kanker.  Ya, beberapa waktu belakangan ini, Deasy terus berjuang dengan semangat untuk melawan kanker payudara.  Di sinilah letak kekaguman saya dengan sosok Deasy.  Walaupun ia harus menjalani serangkaian pengobatan dan terapi kanker, ia tetap terlihat tenang dan bersemangat.  Ini bisa terlihat dari berbagai aktifitas yang di tuliskannya di blog maupun di facebook.    

Cerita tentang kanker payudara yang dialami bisa di baca di 08112012  yang berkisah tentang pengalamannya saat melakukan operasi pada tahun 2012 lalu.    Ia pun bercerita mengenai pengalaman pertamanya melakukan PET SCAN    , atau  ceritanya tentang terapi yangharus di lakukannya .  Deasy pun berbagi informasi dan pengetahuannya seputar penyakit kanker yang di hadapinya kepada pembaca.



Pelajaran Berharga dari Para Survivor Cilik

10:59 AM 0 Comments A+ a-

ashira cantik

Pagi ini saya dikejutkan dengan berita duka.  Ashira Shalva, anak cantik yang baru berusia 2 tahun 4 bulan, meninggal dunia di Guangzhou Modern Cancer Hospital, Tiongkok.  Ya, Ashira sebelumnya di ketahui terkena penyakit  neuroblastoma.


Perjuangan Ashira melawan penyakitnya diketahui masyarakat melalui sosial media yaitu Instagram, twitter, Facebook. Melalui akun Instagram Prayforashira itu pula, kondisi Ashira bisa diketahui. Tagar #prayforashira juga diciptakan di Twitter untuk menyebarluaskan kondisi Ashira.

Perjuangan Ashira melawan penyakit langka ini memang mengundang perhatian banyak orang.  Di usia masih kecil dan tubuh yang masih lemah, ia harus berjuang melawan sakit.  Perjuangan Ashira ini, mengingatkan saya pada seorang anak survivor kanker.

Bayu, nama seorang anak kecil berusia  hampir 4 tahun itu.   Kami bertemu beberapa kali saat sama-sama menjalani terapi pengobatan kemotrapi di salah satu rumah sakit umum di kota tempat tinggal saya.