Resensi Buku : Ketika Keinginan Tidak Selalu Terpenuhi

10:47 AM 1 Comments A+ a-

Dimuat di Tribun Kaltim, 20 Desember 2014

Judul :  Keinginan Cero
Penulis : Emi Tyas
Penerbit : Andi Publishing
Halaman : 26 hal
Tahun : 2014
No ISBN : 978-979-29-4140-1

Buce dan Cero merupakan kakak beradik yang hidup saling menyayangi. Mereka berdua merupakan Enggang Gading yang berasal dari Kalimantan.  Mereka merupakan jenis burung raksasa yang mampu terbang, serta  memiliki paruh besar melengkung dengan warna merah  atau kuning.

Suatu ketika, Buce mendapati Cero pulang dari rumah neneknya dengan keadaan sedih dan murung.  Tentu saja Buce menjadi kaget melihat perubahan pada Cero.  Buce pun mencoba mencari tahu kenapa Cero berubah menjadi sedih.

Rupanya Cero marah kepada kedua orang tua mereka, karena terlalu cepat mengajak pulang dari rumah nenek.  Padahal Cero masih ingin bermain-main dengan teman-temannya di sana. Padahal orang tua mereka harus segera bekerja kembali ke ladang.
  Buce  mencoba menasehati Cero bahwa marah kepada orang tua itu bukan sikap yang baik.  Apalagi tidak semua keinginan semua anak bisa terpenuhi begitu saja.  Akhirnya Cero mengerti dan segera meminta maaf kepada kedua orang tuanya.

Buku cerita yang di tulis oleh Emi Tyas ini memang sungguh menarik.  Selain di lengkapi dengan ilustrasi gambar yang bagus, isi cerita di dalamnya pun mengandung pesan moral yang  ingin disampaikan untuk pembaca. Pesan moral mengharapkan agar setiap anak tidak boleh memaksakan setiap keinginannya terpenuhi.  Selain itu, anak di ajarkan bisa lebih menghormati kedua orang tuanya .

Burung Enggang Gading atau yang memiliki bahasa latin Buceros Vigil, merupakan hewan yang langka dan di lindungi di Indonesia.  Burung ini memiliki keunikan di tubuhnya, yaitu di antara ekornya, terselip semacam dua tangkai gading dengan panjang sekitar 50 cm. Warna bulunya juga coklat, hitam, putih atau hitam dan putih. 

Selain itu,  burung ini memiliki pola lurik, garis putih, kuning atau krem pada bulu di area tubuh bawah, sayap dan ekor.  Ada sedikit perbedaan dengan enggang betina, ia memiliki warna bulu lebih unik, yakni biru sampai biru pucat .

Buku ini memang sangat baik di baca oleh pembaca, khususnya anak-anak. Selain mereka bisa mengambil hikmah moral dari cerita buku ini, mereka pun dapat mengetahui burung Enggang sebagai salah satu burung langka dan di lindungi di Kalimantan. Selamat Membaca !


# Dimuat di Tribun Kaltim, Minggu 21 Desember 2014

1 komentar:

Write komentar
Ila Rizky
AUTHOR
11:42 AM delete

selamat ya, mba

Reply
avatar