Showing posts with label Penulis Kaltim. Show all posts
Showing posts with label Penulis Kaltim. Show all posts

Irni Fatma Satyawati , Tetap Produktif Berkarya dari Negeri Sakura - Mengenal Penulis Kaltim (bagian 3)

Tidak banyak penulis perempuan khususnya  di Kaltim yang konsen dalam  bidang psikologi, pengembangan diri dan masalah  keluarga.  Irni Fatma Satyawati, sarjana S1  lulusan Psikologi kelahiran Samarinda ini, merupakan salah satu penulis Kaltim yang konsen dalam bidang-bidang tersebut.

Irni, begitu biasanya ia di sapa, saat ini bersama suami dan kedua anaknya berada di Ube-shi, Yamaguchi Jepang.  Keberadaan Irni di Jepang dalam rangka mengikuti suami yang sedang melanjutkan studi di sana.  Namun ternyata, jarak Jepang dan Indonesia yang sangat terbentang jauh, tidak lantas membuat Irni berdiam diri.  Selain semakin produktif berkarya menulis, Irni  melakukan banyak kegiatan yang positif di Jepang. 


Di sela-sela peran utamanya sebagai  istri dari Akhmad Riva'i dan Ibunda dari Yuki dan Yuuta ini, menyempatkan diri melakukan berbagai hobinya.  Hobbi menulis, memasak, membaca, membuat kerajinan, dilakukannya sambil tetap fokus mengurus kedua buah hatinya.

Kecintaan Irni dalam dunia menulis di mulai saat aktif di Majalah Dinding saat duduk di bangku SMP.  Ia mengaku suka membaca majalah remaja, sehingga memotivasinya untuk bisa terus menulis. Terlebih lagi ia sangat menyenangi pelajaran mengarang di sekolah.  Kemampuan menulisnya semakin berkembang saat melanjutkan ke SMA dan menjadi ketua ekstra kulikuler Majalah dinding di sekolahnya

Namun kegiatan menulis tersebut sempat vakum kembali setelah sekian tahun karena kesibukan belajar.  Hingga akhirnya Irni kembali menemukan dunia menulisnya, setelah bertemu dengan teman yang sama sama suka menulis.  Sejak saat itu, ia memupuk kembali rasa percaya dirinya untuk menulis dengan terus mengasah kemampuan menulisnya.

Irni sudah menulis beberapa buku, antara lain buku "Ayo Kamu Pasti Bisa" yang di tulis bersama Herry Prasetyo, diterbitkan PT. Gramedia Pustaka Utama.  Buku "Keseimbangan Hidup Perempuan" duet bersama Achi TM, di terbitkan Penerbit Stilleto Book.  Serta beberapa buku antologi bersama, antara lain PERCA, Anak Nakal atau Banyak Akal, dan Event Tahun Baru.

Berbagai tulisannya dimuat di berbagai media daerah maupun nasional, antara lain Mom Kiddie, Tribun Kaltim, dll. Dengan basic pendidikan psikologi, ia sempat di percaya untuk mengisi rubrik curhat di majalah Expresi Pluz Kaltim. Irni juga beberapa kali mengisi rubrik parenting di tabloid My Mommy.

 Hingga saat ini, Irni masih aktif menulis artikel lepas di www.keluarga.com sebagai author dan kontributor web. Selain itu ia aktif di Komunitas Ummi Menulis, juga sebagai kontributor web Majalah Ummi dan Annida Online.

Berikut Wawancara saya dengan Irni Fatma Satyawati melalui email :
-------------------------------------------------------------------------------

1. Anda termasuk perempuan dengan seabrek aktifitas, baik di bidang pekerjaan maupun rumah tangga. Apalagi Anda sekarang tinggal di Jepang? Bisa di ceritakan bagaimana anda membagi waktu dan resep supaya bisa sukses di berbagai aktifitas tersebut?

Aktifitas utama tetap menjadi ibu dan istri. Kalau urasan mereka semua sudah kelar. Sudah makan, mandi, nemenin main dan semua keperluan suami udah beres. Biasanya saat suami di kampus, anak-anak tidur. Disitu saya nyambi nulis dari note di handphone. Minimal dapat 2 artikel, setelah itu baru bebersih rumah. 
Malamnya setelah anak-anak tidur, biasanya saya sisihkan 2 jam untuk mengedit semua tulisan di laptop. Semua tulisan saya kirim lewat email, dari email saya yang satu ke email saya yang lain. Jadi sudah gak bingung mindah-mindahin data dari HP ke laptop. Tinggal buka email aja.




Peringatan Hari Buku Nasional : Silaturahmi dan donasi Buku Ke Perpustakaan Daerah Provinsi Kaltim


Hari Senin, 18 Mei 2015,  saya bersama Raisyah datang ke Perpustakaan Daerah Provinsi Kaltim, Jl. Juanda.  Sebenarnya maksud kedatangan saya bukan hanya ingin lebih mengajarkn cinta membaca pada Raisyah.  Tetapi juga karena sudah janjian sama sohib penulis Sari Azis, untuk mendonasikan buku karya kami masing masing.

Mungkin banyak yang belum tahu, kalau tanggal 17 Mei diperingati sebagai hari buku nasional. Jadi kloplah kedatangan kami di perpusda pada hari itu (walau telat sehari hehehhe).  Sesampainya di Perpusda, kami langsung bertemu dengan Bapak Nababan.  Kedatangan kami di sambut ramah beliau di tengah tengah kesibukannya bekerja.

Berfoto bersama Bapak Nababan dan Sari Azis

Kami bertiga pun terlibat pembicaraan mengenai dunia penulisan di Kaltim, khususnya terkait dengan karya karya penulis Kaltim.  Rupanya, selama ini masih banyak informasi yang belum di ketahui penulis asal Kaltim.  Salah satunya, yaitu penulis yang minimal mendonasikan 1 buku karya miliknya ke Perpustakaan Daerah sebagai arsip.  Selain itu, masih sedikit terdatanya  para penulis asal Kaltim yang telah menerbitkan buku buku karya mereka.


Buku Anak Fabel Binatang Khas Kaltim yang Wajib di Miliki



Para penulis Kaltim kembali memberikan kejutan dengan menerbitkan buku cerita bergambar (cergam) fabel untuk anak.  Buku cergam fabel yang diangkat memang berbeda dari yang lain, karena mengangkat binatang khas Kaltim sebagai tokoh utama.  Sebut saja bekantan, pesut, kijang kuning, ikan tempakul, dll.


Tema yang diangkat untuk buku-buku cergam fabel khas Kaltim yaitu tema keluarga.  Pembaca buku khususnya anak-anak, akan mengetahui binatang apa saja yang menjadi khas Kaltim. Selain itu mereka dapat menikmati alur cerita yang disajikan dengan ilustrasi menarik.  Tentu saja diharapkan mereka dapat mengambil hikmah dan pelajaran moral dari buku cergam tersebut.

Ada 12 buku cergam fabel anak yang di terbitkan oleh Penerbit Andi Publishing Yogjakarta.  Buku-buku ini tulis oleh 11 penulis perempuan asal kaltim.  11 penulis ini termasuk dari group Perempuan Penulis Kaltim (PPK).  PPK sendiri merupakan komunitas perempuan di Kaltim yang concern pada dunia tulis menulis.  Informasi lebih lanjut ten tang PPK bisa lihat fan page Facebook : Perempuan Penulis Kaltim atau cek blog  Perempuan Penulis Kaltim

Berikut ini adalah sinopsis dari beberapa buku cergam fabel tersebut.


1. Kiki Si Kijang Kuning - Tri Wahyuni Zuhri

Buku ini bercerita tentang kegundahan hati Kiki, si kijang kuning yang pindah rumah bersama orang tua dan Mimi, adiknya.  Awalnya dia merasa sedih karena kehilangan teman-temannya. Namun sang ibu mampu menghibur dan memberikan pengertian perihal kepindahan mereka.



2.  Nessa sayang Adik - Dwi Rahmawati




Buku ini bercerita bagaimana hubungan kakak adik antara Nessa dan adiknya.  Sebelumnya sempat terjadi salah paham antara keduanya, namun bisa di selesaikan dengan baik.




3. Ibuku Hebat - Haziah ANs

Buku ini bercerita tentang Opin si pesut bersama sang ibu di Sungai Mahakam.  Opin dan ibunya berusaha menyelamatkan diri dari kejaran cairan hitam pekat yang berbahaya, dan betapa sayangnya Opin terhadap ibunya.





Berikut ini adalah 12 daftar buku fabel khas Kaltim yang diterbitkan ANDI PUBLISHER dan  bisa diperoleh di toko buku.

1. Kiki si Kijang Kuning - Tri Wahyuni Zuhri
2. Nessa sayang Adik - Dwi Rahmawati
3. Ibuku Hebat - Haziah Ans
4. Palupi Dan Pandagi - Inni Indarpuri
5. Si Kembar Hera dan Hermus - Dwi Rahmawati
6. Mila si Tempakul - Hesti Daisy
7. Ketika Ibu ganti Kulit - Irmayana
8. Keinginan Cero - Emi Tyas
9. Keranjang Buah Oma - Rauhiyatul Jannah
10. Istirahat Itu Perlu Lho - Nursialam Rifani
11. Jingga si Burung Biru - Susan R
12. Pertualangan Tania - Linda Emiyanti


Buku ini memang layak direkomendasikan di baca serta dimiliki.  Tertarik memiliki buku ini? Yuk, bisa cari buku ini di toko-toko terkemuka di kota Anda.  Kalau mau beli online juga bisa.

Dwi Rahmawati, Penulis yang Mencintai Dunia Pendidikan - Mengenal Penulis Kaltim (bagian 2)

Mungkin tidak banyak masyarakat tahu, kalau di Kaltim memiliki seorang penulis yang konsen pada penulisan terkait tema pendidikan dan anak. Tidak hanya itu, ia kerap menjuarai berbagai perlombaan penulisan artikel tingkat nasional, baik di media cetak maupun blog. Penulis itu bernama Dwi Rahmawati, alumnus Universitas Mulawarman merupakan Sosok yang sederhana dan lemah lembut. Dwi memiliki wawasan serta pemikiran yang cerdas, membuat siapa saja akan betah ngobrol berlama-lama dengannya. 


Saya mengenal Dwi sejak beberapa tahun lalu, waktu ini kami sama-sama bekerja pada sebuah sekolah cukup bergengsi di Kota Samarinda. Walaupun akhirnya saya memutuskan resign dari pekerjaan karena alasan kesehatan, namun komunikasi kami tetap terjalin baik hingga saat ini. Apalagi kami sama-sama tergabung dalam komunitas Perempuan Penulis Kaltim (PPK) dan IIDN Kaltim, membuat intensitas komunikasi itu semakin erat. 


Saat ini aktifitasnya mengembangkan usaha pendidikan dan aktif mengajar kursus membaca untuk anak usia TK dan SD. Dwi pun meluangkan waktu menemani suami , Mohamad Asmuni, mengajar mengaji di Lembaga pendidikan mereka, Lembaga ASDY KUALITA PENDIDIKAN. Ia juga berkontribusi untuk beberapa rekan yang meminta tulisan dengan tema tertentu untuk kemudian diterbitkan dalam buletin atau website, serta sedang menyelesaikan buku serial dengan tema Aku Anak Pintar. 


Lebih Dekat dengan Sari Azis - Mengenal Penulis Kaltim (bagian 1)




sari Azis, sang Novelis & Cerpenis Kaltim

Cantik, cerdas, ramah, dan sarat prestasi. Itulah penilaian pertama saya saat berkenalan dengan Sari Azis, seorang penulis yang juga novelis asal Samarinda.  Pertemuan kami terjadi tidak sengaja saat kami sama-sama di undang oleh Amien Wangsitalaja untuk menghadiri rapat di Kantor Balai Bahasa Provinsi  Kaltim di tahun 2005.  Sejak saat itu, hubungan saya dan  Sari semakin erat karena memiliki kesamaan hobi menulis.  Terlebih kami berdua sering terlibat berbagai kegiatan penulisan dan sastra di Kaltim, serta telah menjalankan beberapa proyek penulisan bersama.


Perempuan kelahiran Samarinda, 6 Agustus ini memang sarat dengan prestasi.   Sari Azis merupakan salah satu pionir novelis perempuan asal Kaltim yang novel perdananya diterbitkan secara nasional oleh Penerbit Gagas Media di tahun 2005.  Novel bergenre chicklit dengan judul Sstt I’m Playgirl rupanya membius pembaca novel di Indonesia sehingga di cetak ulang kembali.  Tentu saja hal itu membuat nama Sari Azis semakin populer dalam kalangan penulis, khususnya di Kaltim.   Selanjutnya di tahun 2013, ia pun mengeluarkan novel dengan judul yang sama dengan novel perdananya dan di terbitkan oleh Penerbit Araska.

Selain sebagai penulis, ia pun berprofesi sebagai editor freelance,  kontributor majalah Good Housekeeping Jakarta, anggota Dewan Perpusda Kalimantan Timur dan kerap  menjadi juri lomba pernulisan.   Alumnus Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Mulawarman sadar bahwa kecintaannya pada dunia menulis terkait dengan hobinya membaca.  Ia bahkan memulai menulis sejak duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) yang dituangkan dalam buku diari.  Sehingga tidak salah ia telah menjadi ediotor dalam beberapa buku, antara lain  Antologi Cerpen Perempuan Kaltim yang berjudul  Badadai, dan buku Kehamilan yang Menakjubkan  yang berisi kisah-kisah inspirasi mengenai kehamilan.


Sari Bersama Beberapa Buku yang Memuat Karyanya


Selain itu, tulisan Sari pun masuk di berbagai buku yang terbit secara nasional,   antara lain Antologi cerpen remaja yang diselenggarakan Pusat Bahasa Diknas, Jakarta.  Beberapa cerpennya dimuat di majalah Femina, harian Tribun Kaltim, Kompas.com, buku Kupu-Kupu di Bantimurung Antologi Cerpen Remaja III (Yayasan Obor, Jakarta, 2003), Bola Salju di Hati Ibu Antologi Cerpen Remaja IV (Yayasan Obor, Jakarta, 2003), Sayap Baruku Seperti Bintang (Mahatari, Yogya, 2006), Samarinda Kota Tercinta (Araska, Yogya, 2007), Perca (BWC, 2010), Kalimantan dalam Prosa Indonesia (2011), Kalimantan Timur dalam Sastra Indonesia (2011).

Ada hal menarik yang saya cermati dari karya-karya Sari Azis.  Sari memiliki gaya penulisan yang berbeda dari penulis lainnya.   Ia menulis dengan cermat dan berbobot, dan kerap memasukkan pemikirannya yang berwawasan luas dalam hampir setiap tokoh dalam tulisannya. Tema yang kerap diangkat mengenai perempuan lajang dan independent. Alasanya mengangkat tema tersebut karena sering ia alami sendiri keseharian. Tentu saja karakter Sari yang begitu kuat dapat terbaca dalam karya-karyanya. 

Di beberapa karyanya bahkan ia pun mengangkat  mengangkat setting lokalitas Kaltim menjadi bahasan utama.  Seperti cerpen Badadai yang menjadi judul dari buku Antologi cerpen yang ditulisnya bersama sekitar 20 penulis perempuan asal Kaltim.   Cerpen Badadai ini sempat menjadi bahasan di kalangan dunia penulisan nasional,  karena selain mengambil judul yang unik, kisah yang diangkat pun benar-benar menampilkan setting Kalimantan Timur.

Walaupun karya-karya sudah terpublikasi secara luas di nasional, namun Sari tetap bersahaja.  Bahkan namanya di daulat sebagai salah satu Perempuan Penulis Indonesia yang dimuat dalam buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia, yang di tulis oleh Kurniawan Junaedi diterbitkan Penerbit KosaKata.  Buku ini memuat nama-nama perempuan pengarang dan penulis Indonesia dari jaman dulu sampai saat sekarang.   Selain Sari Azis, ada beberapa nama penulis perempuan Kaltim yang masuk buku tersebut, diantaranya Shantined, Daian, Unis Sagena, Atiek Sulistyowati, dan Atiek Sri Rahayu. Hal ini menjadi salah satu kebanggaan bagi Kaltim, mengingat beberapa perempuan penulis asal Kaltim masuk di buku yang cukup di cari saat ini.

Saat ini Sari sedang mengerjakan proyek menulisnya, yaitu  sebuah novel, diary komedi kedua, serta proyek novel  yang dikerjakan bersama penulis Kaltim lainnya yaitu Amien Wangsitalaja, Inni Indarpuri dan Tri Wahyuni Zuhri.    Saat ini ia pun melirik usaha di bidang kuliner yang sesuai dengan hobby nya memasak. Sejak Lebaran kemarin, ia bahkan menerima banyak sekali orderan   produksi kue.  Sari mulai kembali menekuni kariernya sebagai perancang busana dan membuat bisnis  online fashion bersama  sahabat akrabnya, Lenny Syafarina.  Maka tidak salah dalam keseharian dia tampak berpenampilan modis dan bersahaja.


Cantik dan Fashionable




Dalam sebuah perbincangan hangat saya dengan Sari, ia berpendapat dunia penulisan di Indonesia sudah mulai marak saat ini.  Begitu pula kehadiran para penulis muda khususnya penulis perempuan yang  mulai melahirkan banyak karya produktif.  Sari pun berharap  akan banyak lagi penulis asal Kaltim  yang mampu menembus penerbit nasional dan karya-karya mereka disejajarkan dengan penulis nasional lainnya. Semoga...