Ablasi Radiasi Nuklir Lageeee, Semangat Terus ^_^

2:40 PM 15 Comments A+ a-

Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis pengalaman saya saat ablasi radiasi ke 3 , tetapi belum sempat sempat juga. Hehehe.. memang kalau nulis tentang perjalanan pengobatan dan terapi itu, kadang bikin air mata mengalir sendiri hihihi.. #lebay dot com .  Tetapi berhubung , banyak teman teman yang nanya saya menuliskannya, jadi saya harus bangun dari kelebayan saya itu wkwkwkw


Jadi beginilah ceritanya...

Jadwal saya ablasi nuklir isotop iodine 131, tanggal 9 Februari 2015 tempo hari (aihhh lama bangeet ya baru cerita).  Nah, berhubung saya kudu menyiapkan kondisi fisik lebih prima untuk melawan gempuran isotop 131 ini, jadi tanggal 7 Februari 2015 saya sudah mendarat manis di salah satu kost di Jakarta buat istirahat.  Kost saya ini hasil rekomendasi dari Bunga, teman survivor yang juga koordinator Pita Tosca. Thanks Bunga...


Senin pagi, saya sudah puasa sejak jam 7 pagi. Berhubung di dekat kost banyak warung nasi, jadi pagi itu saya pesen makan nasi uduk yang banyak.  Nah, sekitar jam 11 an, saya sudah datang ke RS MRCCC siloam Jakarta.  Di rs ini, udah ngga asing bagi saya. Pasalnya, saya menjalani ablasi pertama juga disini. Jadi, hampir hapal setiap sudut ruangan, apalagi ruangan ablasinya. Hihihi...

Oh ya, sekalian saya jawab pertanyaan teman teman ya.. Apaan sih ablasi itu? kenapa sih saya betah sampai 3 x ablasi nuklirnya? Trus ada juga yang nanya, apa setiap kanker tiroid harus lebih dari satu ablasinya? Begini begini, ablasi radiasi nuklir dengan isotop iodine 131, merupakan terapi yang dilakukan oleh survivor kanker tiroid seperti saya. Tujuannya jelas untuk membersihkan dan menghambat pertumbuhan sel sel kanker yang ada di diri saya .

Nah, berhubung saya termasuk telat terdeteksi kanker dan telat melakukan pengobatan kanker, jadi mesti dilakukan cara yang lebih efektif dan berliku liku ceillleeeee...  Hal itu juga dilakukan karena stadium saya udah tinggi dan menyebar kebeberapa tempat, antara lain tulang belakang dan paru paru.  Jadi untuk mengobatinya perlu extra kerja keras..  eitsss, jangan kuatir, ada juga kok survivor kanker tiroid yang cukup sekali ablasi, sudah langsung sembuh alias tidak perlu ablasi lagi.  Tinggal menjalani proses pengontrolan rutin saja.

Oke, lanjut ya ceritanya.  Pas di rs MRCCC siloam, saya bertemu dengan konsulan dokter nuklir saya, yaitu dokter Joko. Sebenarnya saya ditangani dokter Ivana,  namun beliau masih cuti, jadi sementara saya ditangani dokter Joko.  Sessi konsultasi pun berjalan lancar, dan saya tidak lupa menyerahkan berbagai hasil pemeriksaan medis saya sebelumnya.  Dokter Joko melihat dan mengamati hasil medis saya tersebut, dan tertuju pada hasil MRI tulang belakang terakhir.

"Pasti rasanya nyeri sekali ya bu, kalau liat MRI tulang belakang ibu seperti ini?"tanya beliau sembari tertegun.

"Iya, dok. Sakit banget.  Tapi alhamdulillah sudah mulai berkurang nyerinya," jawab saya sembari mengingat kembali memori metase tulang belakang yang sungguh sakit bangetttt :'(



Dokter Joko pun kembali menjelaskan prosedur pelaksanaan ablasi. Sebenarnya saya sudah tahu prosedurnya, namun tetap saja berasa melakukan ablasi pertama kali lagi hihihihi..  Setelah melakukan konsultasi, saya memberikan buku Kanker Bukan Akhir Dunia kepada beliau dan berfoto bersama. Narsis sejenaaakkk



Perjuangan di Mulai

Ablasi saya ketiga kali ini sangat berbeda dengan ablasi sebelumnya. Ya, saya sendirian saja jadi pasien ablasi hari itu. Di dua ablasi sebelumnya, saya selalu ada teman baru.  Ablasi pertama di rs MRCCC juga, saya dapat sobat baru mba Kartika dari Semarang.  Nah, ablasi kedua di RS Hasan Sadikin, saya malah banyak dapat teman sesama ablasi.  Walau begitu, saya sekamar bisa berdua sama ibu yang lagi lagi dari semarang juga . Tetapi khusus di ablasi ketiga, saya sendirian saja hik hik hik.

Langkah pertama sebelum ablasi dimulai, yaitu dengan di berikannya iodine 131 kepada pasien.  Nah, saya cukup kaget juga. Biasanya iodine 131 berupa cairan, namun kali ini berupa kapsul.  1 kapsul berdosis 50 merkuri.  Berhubung saya dapat dosis 200 merkuri, jadi saya minum 4 kapsul .. Rasanya? Ya, seperti minum obat kapsul biasa sih. Jauh lebih nyaman di banding kalo minum cairan iodine 131 ^_^


Setelah itu, saya disuruh tetap berpuasa selama 2 jam pasca minum kapsiul iodine 131.  Alamaaaakk.. perut ini berasa lapar bener. Bayangkan, dari pagi sudah terakhir makan jam 7, trus di jejali 200 merkuri isotop iodine 131 wkwkwkw..  untungnya perjuangan menahan lapar pun berakhir, langsung deh makan dengan lahapnya walaupun sedikit mual mual.    Malam itu, saya cepat tidur karena ngantuk dan capek banget.

Besok harinya...

Saya sudah bangun pagi dan segera mandi.  Oh ya, saya juga langsung minum obat mag dan obat mual, sebelum makan.  Biasanya memang kalo ablasi perut suka ngga beres dan lidah ngga berselera.  Untuk kondisi seperti ini, sudah saya jelaskan di pengalaman saya ablasi sebelumya di blog ini juga.  Sarapan pagi telah siap dan tentu saja 3 buah botol minuman 1500 ml yang selalu siap mememani hihihihi.. 

jadi ceritanya begini, karena saya sudah minum isotop 131, otomatis tubuh saya tersimpan energi nuklir yang tinggi melebihi orang normal.
Untuk menetralkan kembali kondisi saya, harus dengan cara banyak minum air putih atau makan. Sehingga kadar merkuri dalam tubuh his ikutan keluar dari air kencing atau pup.  Jangan ditanya deh bagaimana rasanya harus meminum 3 botol air itu. Wong makan saja saya butuh tenaga ekstra karena harus nahan muntah dan mual. Belum rasa dalam tubuh yang tidak karuan.  



Duh, pokoknya tidak nyaman banget efek dari iodinen131 itu di tubuh. Tapi saya harus semangat kan.. Nanggung jauh jauh berobat ke Jakarta dan mahal pula..  apalagi ninggalin anak anak di rumah.  Jadi saya harus bisa menaklukkan segala rasa tidak nyaman itu dengan sekuat tenaga walaupun ngos ngosan rasanya hihihi.  Untungnya juga, selama di ruang isolasi ablasi itu, saya diperkenankan bawa hp atau nonton tivi.  Setidaknya saya bisa mengalihkan segala rasa itu dengan main hp atau nonton tivi.

Syukurlah, perjuangan di ruang ablasi tidak berlangsung lama.  Saya hanya berada disana selama 3 hari 2 malam, yang berasa seperti setahun hahahaha.. mungkin karena saya terlalu semangat dan paham gimana nyiasati supaya kadar radiasi turun, jadi cepet deh pulangnya ..horeeeeee...


Mari kita Intip si Kanker

Sebelum keluar rumah sakit,  ada satu prosedur lagi yang harus dilakukan, yaitu whole body scan alias WBS.  Nah, dengan prosedur wbs ini, tubuh kita akan di masukkan ke dalam alat khusus untuk di scan seluruh tubuh.  Tujuannya untuk melihat bagaimana daya tangkap hasil ablasi tersebut dalam tubuh saya.

Untuk WBS kali ini, saya jalani cukup lama dan sampai 2 kali lho.  Kali ini dokter Ivana yang langsung melakukan monitoring saat WBS berlangsung.  Rasanya? Deg degan dan kedinginan hihihi..AC nya kenceng bangeeettt... tentu saja dalam hati berdoa agar hasilnya baik baik saja.



Setelah WBS yang mendebarkan dilakukan, barulah kembali dilakukan konsultasi akhir dengan dokter Ivana sebelum pulang.  Dokter Ivana menjelaskan hasil scan WBS kepada saya.  Rupanya hasil ablasi menunjukkan hasil menggembirakan.  Sel sel kanker yang bercokol di tulang belakang saya sudah mulai tertangkap dengan baik . Walau begitu, ada beberapa penyebaran di paru dan organ lain yang masih harus ditangani.  Hik hik hik :'(

Baiklah.. 
Perjalanan masih panjang, teman teman.
Saya tidak boleh menyerah dan patah semangat
Terus berdoa, berusaha dan semangat ^_^


Untuk membaca pengalaman ablasi radiasi nuklir pertama dan kedua yang saya lakukan, bisa cek disini yaaaa.. :

http://www.yunirahmat.blogspot.co.id/p/kanker_19.html

15 komentar

Write komentar
Inda Chakim
AUTHOR
4:45 PM delete

Emaaaakkkkk...
Salut buat emak, lihat dari tulisannya, emak yuni nggk sedikitpun trliht sedih nan lebay, tp yg aku tangkap malah rasa semangat dan optimis, salut salut
Semoga cepet sembuh ya mak, si kanker pergi jauh2 dah..amiinnn

Reply
avatar
10:02 PM delete

Cepet sembuh ya mbak :" saya terharu bacanya. dan mau nanya juga, apa kanker pankreas bisa di ablasi juga?

Reply
avatar
misfah
AUTHOR
3:11 AM delete

Salam kenal tetap semangaaat dan moga cepat sembuh

Reply
avatar
Dian Onasis
AUTHOR
6:44 PM delete

mbak Yuni memang hebat...(y)

saya spechless baca tulisan ini... semoga selalu kuat yaaa

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
11:35 PM delete

Semangat terus mba,saya kehilangan ibu bulan juni 2014 krn kanker tyroid,waktu itu almarhumah dioperasi tahun 1994 kmudian kemoterapi,setelah itu sehat jd sedikit lengah tdk teratur kontrol,tahun 2008 tumbuh lg,dioperasi lg dan diablasi,setelah operasi ke dua bliau drop,sering sakit,bln juni 2014 beliau meninggal sebelum sempat dioperasi lg krn kanker menjepit saluran makan dan nafas,maaf komennya kepanjangan,hehe..

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
11:38 PM delete

Kata dokter intinya jangan lengah,pantau dan lawan terus kankernya..

Reply
avatar
11:37 PM delete

Terima kasih mba.. atas doa dan semangatnya.. biar kankernya bisa jauh jauh pergi hehehe

Reply
avatar
11:38 PM delete

Amin amin doanya.
untuk sementara ini pengobatan ablasi nuklir iodine 131 khusus untuk tiroid mba.

Reply
avatar
11:39 PM delete

Salam kenal juga mba. Terima kasih sudah berkunjung membacanya. Amin amin doanya

Reply
avatar
11:39 PM delete

Terima kasih doa dan semangat mba Dian untuk saya :)

Reply
avatar
11:42 PM delete

Turut berduka cita ya mba atas kepergian ibunda. Insya allah ibunda sudah bahagia di sana.
iya mba.. kalo ngga kontrol akan berpengaruh besar.
soalnya saya juga gitu. Tahun 2006 dioperasi masih jinak tapi tidak peenah kontrol. Begitu kambuh lagi sudah menyebar dan proses pengobatannya panjang juga.

Reply
avatar
11:43 PM delete

Setuju mba.. jangan lengah walaupun kondisi terlihat sehat saja. Tetap harus kontrol rutin. :) makasih ya mba

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
8:03 AM delete

hmmm saya mhs tingkat akhir sekali (semester 12) tp masih suka hidup g jelas g segera ngerjain dan nyelesaikan skripsi..

tadi lg nyari pye bro(*upst.. tu kan cari makanan).. eh nyasar ke sini..
trus baca2 blog Ibu..
berasa diingetin lagi kudu semangat ngerjain skripsi..

Skripsi saya berkaitan dg terapi Ibu, Radioterapi..
Ablasi nuklir ini nama lain dari brakhiterapi ya, Bu?

Terima kasih sudah mengingatkan.. semoga saya istiqomah ngerjain skripsi dan menyelesaikan studi dengan indah...

:)) Semoga Ibu selalu dekat dengan Allah.. :))

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
3:09 PM delete

Bergantung pada diet ketat yang konvensional dan olahraga bisa jadi sulit. Namun, ada beberapa kiat terbukti yang dapat membantu Anda mengonsumsi lebih sedikit kalori dengan mudah.

Ini adalah cara efektif untuk mengurangi berat badan Anda, serta mencegah penambahan berat badan di masa depan.

Berikut 11 cara untuk menurunkan berat badan tanpa perlu diet ketat atau olahraga. Semuanya didasarkan pada sains.

11 Cara untuk Menurunkan Berat Badan Tanpa Olahraga dan Diet Ketat

Otak Anda butuh waktu untuk memproses bahwa Anda sudah cukup makan.

Reply
avatar
6:06 AM delete

Skrg udah sembuh ya bu.saya baru kmrn ablasi dgn dr ivana juga.masih stadium 1 jd dosis ga terlalu gede tapi mualnya kerasa sampe skrg

Reply
avatar