Showing posts with label Give away. Show all posts
Showing posts with label Give away. Show all posts

Hadiah Terindah adalah Keluarga dan Sahabat

Hidup saya berubah di awal tahun 2013 lalu.  Sebuah vonis kanker tiroid  menjadi awal dari perubahan tersebut.  Saya pun harus iklas menerima kenyataan, bahwa kanker tiroid itu telah menyebar di organ lain dalam tubuh saya.  Bukan hanya itu, saya juga merasakan bagaimana rasa sakit dan nyeri akibat kanker tiroid tersebut.

Kanker yang tiba-tiba hadir dalam hidup saya, hampir menghempaskan semua harapan dan mimpi-mimpi yang sudah saya impikan sejak dulu. Kehadirannya begitu cepat, dan mampu menjadi bom waktu dalam kehidupan yang sudah saya jalani bertahun- tahun. Saya begitu takut dan bingung menentukan langkah hidup selanjutnya. 

saat menjalani pengobatan
Akhirnya saya memutuskan berani berjuang menghadapi kanker serta tetap mengejar harapan dan impian saya. Saya percaya,  dengan keberanian saya bisa terus melangkah dan memiliki harapan juga  menggapai semua mimpi. 


Antara Aku, Bandung dan RS Hasan Sadikin

Saya mempunyai banyak impian. Semua impian itu terpupuk sejak saya masih kecil.  Salah satu impian saya yaitu pergi ke kota-kota besar di Indonesia. Aneh ya? Sebenarnya tidak terlalu aneh bagi seorang anak seusia saya yang tinggal di sebuah pulau Kalimantan. Dimana saat itu, hanya bisa terhitung dengan jari pusat hiburan atau perbelanjaan di Kota saya. 

Ketika teman-teman sepantaran saya bercerita mengenai liburan mereka ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Medan dan berbagai kota besar lainnya, saya hanya bisa gigit jari sambil membayangkan apa yang mereka bicarakan.  Tekat dan impian saya semakin bulat untuk pergi ke kota-kota tersebut.

Akhirnya satu persatu kota-kota itu bisa saya datangi bersama orang tua saya.Mereka tahu kalau putri satu-satunya ini begitu menginginkan melihat kota-kota tersebut. Ibarat cewek desa turun ke kota besar, atau si udik lihat kota, dan entah berbagai sebutan senada yang di alamatkan kepada saya.  Saya menanggapi semuanya dengan tersenyum. Toh memang saya cukup udik dan kampungan waktu itu, begitu takjub melihat kota besar.

Walaupun selalu ada alasan di balik kedatangan kami ke kota-kota itu. Misalnya ke Surabaya sekalian mengunjungi keluarga besar mama, ke Malang sekalian mengunjungi pakde bude. Dan bahkan saya akhirnya meneruskan pendidikan kuliah di Malang. 

Hanya satu kota yang belum saya kunjungi saat itu, yaitu Bandung.  Entah mengapa, selalu tidak ada alasan yang tepat untuk bisa ke Bandung.  Kalau hanya untuk berlibur, kedua orang tua pasti memilih ke kota-kota yang memang ada kerabat dan teman mereka disana. Tapi Bandung? Tidak ada satu pun disana.   Mau pergi sendirian? Aduh, kaya perlu pikir-pikir lagi. Saya bukan tipe orang yang berani berpergian jauh sendirian ke tempat yang belum saya kenal.

Akhirnya Kesempatan Itu Datang

Tahun 2013 merupakan tahun yang cukup berat bagi saya.  Awal tahun 2013 saya menerima vonis kanker tiroid yang sudah memasuki stadium 4. Kanker yang saya derita, telah menyebar ke tulang belakang saya.   Dokter onkologi yang menangani saya menjelaskan berbagai langkah untuk pengobatan saya.  Yaitu tindakan operasi dan lanjut terapi radiasi nuklir khusus untuk kanker tiroid.  

Untuk operasi, cukup bisa dilakukan di kota tempat tinggal saya. Sedangkan untuk terapi radiasi  nuklir hanya bisa dilakukan di rumah sakit besar yang memiliki kedokteran nuklir. Dokter Onkologi merujuk saya ke RS Hasan Sadikin Bandung.  Ya, Bandung !

Rupanya Bandung selain menjadi kota yang penuh eksotika, juga menjadi salah satu kota yang memiliki rumah sakit terkenal dengan dokter-dokter ahli. Saat itu juga hati saya yang awalnya galau dengan vonis kanker, seketika berbunga ketika akhirnya mendapatkan kesempatan ke Bandung.  Rupanya impian saya ke Bandung  bisa terwujud, walaupun harus melewati sebuah perjalanan hidup yang berliku-liku.

Perjalanan menuju Bandung ternyata sungguh mengesankan.  Walaupun selama perjalanan saya harus menahan sakit nyeri karena kanker yang menyerang tulang belakang. Namun semua seakan teralihkan dengan kebahagiaan saya mengunjungi kota Bandung.

Turun dari pesawat di bandara Husein Sastranegara Bandung, saya langsung meminta suami untuk mengabadikan foto saya di sana.
Bandara Husein Sastranegara

Resensi Cerpen Kursi Goyang Ayah Karya Novia Syahidah Rais

sumber : klik di sini

Identitas cerpen
Judul Cerpen        : Kursi Goyang Ayah
Nama Pengarang  : Novia Syahidah Rais
Sumber Cerpen    : http://tintaperak.com/kursi-goyang-ayah/


Pendahuluan
Novia Syahidah Rais merupakan seorang penulis produktif, blogger dan founder dari Komunitas Blogger Muslimah.  Memulai menulis di media pada tahun 2002.  Putri Kejawan merupakan cerita bersambung yang di muat di media majalah remaja islami.  Bakat menulisnya semakin terasah setelah bergabung dalam sebuah komunitas penulisan.

Novia  sering menulis di media cetak seperti majalah dan koran. Selain itu ia beberapa kali memenangi perlombaan dan resensi. Saat ini Novia sudah melahirkan 9 buku solo dan sekitar 20 buku kolaborasi bersama penulis lainnya.Selain menulis buku dan di media, Novia juga rajin menorehkan tulisan di blog pribadinya yaitu www.tintaperak.com


Isi
Dara merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Semenjak ibu Dara meninggal dan ketiga kakaknya menikah,  Dara hanya tinggal bersama ayah serta Nunung pembantu mereka. Suatu hari, ayah Dara ingin sekali memiliki kursi goyang. Awalnya Dara berusaha membujuk ayahnya untuk menunda keinginan membeli kursi goyang. Hal ini mengingat harga kursi goyang tidaklah murah, sedangkan kehidupan dan biaya kuliah Dara sendiri banyak bantu oleh kakak-kakaknya.

Namun sang ayah bersikeras untuk memiliki kursi goyang tersebut. Dara berfikir mungkin keinginan ayah memiliki kursi roda karena kesepian di rumah akibat Dara banyak kesibukan di luar rumah. Atau bisa jadi karena ingin menarik perhatian anak-anaknya. 


Makna Cantik Bagi Seorang Survivor


Dulu sewaktu kecil...
Saya mengagumi tokoh princess dalam film anak-anak.  Sebut saja Cinderella, Putri Salju, Putri Aurora hingga Putri Yasmin.  Di pikiran seorang anak kecil seperti saya, kecantikan seorang perempuan di lihat dari wajah cantik, tubuh yang ramping, kulit yang putih, rambut yang hitam tergerai.

Bahkan saya kerap berandai-andai, kelak ketika dewasa, bisa seperti para tokoh princess tersebut.  Selain cantik, mereka pun akhirnya menikah dengan pangeran tampan dan hidup bahagia. Hehehe..

Tapi..
Ternyata semua tidak seperti yang saya khayalkan.  Saya tumbuh sebagai anak perempuan yang tomboy dan jauh dari kata cantik.  Wajah saya biasa-biasa saja, dan tubuh saya tidak seindah dan seramping para princess. Kulit saya berwarna sawo matang,  tidak putih seperti layaknya para princess. Rambut? Jelas bukan hitam panjang tergerai indah, tetapi selalu di potong pendek dengan model biasa saja.

Seperti anak perempuan pada umumnya, saya waktu itu sempat iri dengan teman-teman saya yang memiliki wajah cantik. Tidak hanya membuat saya terkagum-kagum melihat wajah cantik mereka,  yang jelas mereka mempunyai daya tarik tersendiri.  Rasanya kalau berjalan bersama mereka, saya suka kikuk sendiri. Berasa seperti antara langit dan bumi hehehhe..

Tapi untungnya,
Saya selalu di kelilingi oleh lingkungan keluarga dan teman-teman yang baik.   Berada di tengah-tengah mereka, membuat saya tidak lagi memandang kecantikan dari segi fisik semata.  Saya belajar banyak bahwa kecantikan seseorang perempuan bukan hanya fisik.
Saya beruntung berada dalam keluarga dan teman
Yang selalu mendukung dan menyupport saya

Teruntuk Putriku, Raisyah

Assalamualaikum..

Anakku Raisyah..
Pasti sekarang Raisyah sedang bertanya-tanya dalam hati saat membaca surat Mama ini. Mengapa surat ini mama tuliskan untuk Raisyah seorang.

Baiklah...,
Mama akan memberitahukan beberapa alasannya kepada Raisyah. Pertama, mama ingin membalas surat-surat cantik Raisyah untuk mama. Raisyah kan sering banget membuat kejutan kepada mama dengan surat-surat yang Raisyah buat.  Walaupun hanya secarik kertas dengan kata-kata sederhana, tetapi hal itu akan selalu menjadi kejutan indah dan membekas di sanubari mama.

Raisyah ingat kan, suatu ketika Raisyah menulis surat untuk mama, yang isinya "Raisyah sayang mama"...  Surat itu masih mama simpan sampai sekarang lho. Mama simpan rapi bersama  surat-surat Raisyah yang lain.  Atau waktu mendekati hari lebaran Idul Fitri lalu, saat Raisyah mengirimkan surat di dalam sebuah amplop cantik. Begitu mama buka, isinya "Selamat lebaran, mama".

Mama benar -benar senang sekali dengan surat-surat Raisyah. Jadi sekarang, tiba saatnya mama membalas surat Raisyah. Sengaja mama menulisnya di blog mama, agar kelak surat ini bisa di baca Raisyah sampai kapan pun.  Para pembaca blog mama juga bisa membacanya, sehingga mereka tahu betapa sayangnya mama sama Raisyah.

Oh ya, mama sampai lupa memberikan alasan kedua mengapa mama menulis surat ini. Alasannya karena mama ingin bercerita banyak mengenai berbagai kenangan yang telah kita jalani. Selain itu mama ingin bercerita  rencana-rencana indah yang pernah kita saling bicarakan bersama.

Raisyah..
Mama ingin bilang,  betapa mama selalu mencintai dan bangga kepada Raisyah. Raisyah adalah anak perempuan mama yang cantik, mandiri, dan selalu ringan tangan membantu mama dan siapa pun. 

Maafkan mama ya, selama ini mama ngga bisa mengajak Raisyah jalan bersama lagi atau mengantar jemput Raisyah ke sekolah seperti dulu. Semua ini karena kondisi fisik mama yang tidak memungkinkan. 

Sakit kanker yang ada dalam tubuh mama membuat mama harus lebih bersabar dan mengurangi banyak aktifitas untuk lebih beristirahat. Tapi seperti janji mama kepada Raisyah, Arya dan Lupi.  Kanker ini hanya bisa membuat mama untuk banyak istirahat saja di rumah. 

Namun kita masih bisa melakukan banyak hal dari tempat tidur mama.  Kita bisa belajar bersama, mengaji bersama, sholat bersama, makan bersama, bernyanyi bersama, menonton bersama, serta banyak hal yang indah lainnya.  Mama selalu bilang kan.. anggap aja mama lagi baring aja di tempat tidur karena butuh istirahat saja. Tapi kita masih bisa melakukan banyak hal.


Kita sama-sama mencoba topi kupluk baru hadiah dari sahabat mama. Waktu itu, mama, Raisyah dan Lupi mengenakan topi kupluk dengan gaya yang keren, trus Arya yang mengambil foto kita dengan hp mama. Wah, mama selalu inget itu.


Menulis Untuk Amal Ibadah, Dunia pun Mengikuti

Beberapa waktu lalu saat saya berselancar cantik di facebook, saya  membaca info mba Winda yang ngadain Give Away (GA) di blognya Emak Gaoel . GA yang bertajuk Go For It berhadiah keren banget yaitu Smartfren Andromax 4G LTE buat pembaca Blog Emak Gaoel!

Wah, tentu saja hadiahnya langsung membuat saya termehek-mehek pengen ikutan :) Apalagi kita sebagai peserta hanya diminta untuk menuliskan  apa yang sedang di kejar dalam kegiatan blogging.
Saya langsung saja ingat dengan blog saya dan alasan terpenting mengapa saya terus ngeblog hingga hari ini.  Apa sesungguhnya saya kejar dalam ngeblog. Usia blog saya termasuk lama, tetapi saya baru aktif ngeblog lagi di tahun 2013. Semua itu bermula karena sebuah kejadian yang mengubah hidup saya.

Saya tidak akan pernah lupa hari itu.  Hari bersejarah dimana dokter terbuka menjelaskan vonis sakit yang saya derita. Hari bersejarah di awal tahun 2013.  Tidak tanggung-tanggung, vonis kanker tiroid stadium 4 , dimana kanker tersebut sudah menyebar ke tulang belakang dan paru-paru saya.

Stress?  pasti...
Sedih?  apalagi..
Nangis? Jangan di tanya lagi...
Marah? Galau? Kecewa? Menyesal? 

Sepertinya semua aneka rasa membaur jadi satu.
Hingga saya merasa berada dalam sebuah titik terendah hidup saya. Apalagi saya merasakan rasa nyeri dan sakit luar biasa akibat kanker dalam tubuh saya. Saya sadar, kanker stadium 4 yang sudah menyebar bukan penyakit sembarangan. Bahkan banyak yang mengatakan apabila seseorang di vonis  stadium 4, berarti kemungkinan bertahan  hidup hanya sekian persen saja.

Dunia saya sempat terasa berhenti saat itu.  Di tengah kegalauan luar biasa, saya sempat mengurangi akses bertemu dengan orang lain. Ini karena perasaan tidak siap saya menerima kanker. Saya memilih tenggelam dalam dunia saya sendiri.

Saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis.  Saat itu saya berfikir, hidup saya tidak akan lama lagi.  Paling tidak saya harus mengejar sisa umur hidup saya untuk melakukan hal-hal terbaik.  Saya sadar kondisi fisik saya tidak memungkinkan untuk melakukan berbagai kegiatan. Karena itu saya memilih menulis di blog sebagai salah satu bentuk kegiatan positif saya. 

Saya saat menjalani pengobatan radiasi nuklir

Selama aktif menulis dan berselancar di dunia maya, saya sadar sekali informasi penyakit kanker tiroid dan pengobatannya tidak terlalu banyak bisa di dapatkan.  Apalagi pengobatan kanker tiroid yang salah satunya menggunakan ablasi radiasi nuklir 131 memang masih awan di ketahui. Padahal ablasi ini cukup efektif untuk terapi penyakit kanker tiroid.