Ketika Jujur tentang Kanker kepada Anak

6:05 PM 2 Comments A+ a-

Saya acap kali mendapat pertanyaan dari orang lain mengenai anak-anak saya. Khususnya pertanyaan yang terkait bagaimana keterbukaan dan kejujuran saya mengenai penyakit kanker yang saya derita kepada anak-anak.
Kalau mau saya list, mungkin berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang sering di tanyakan :
- Apakah anak-anak tahu kalau saya terkena kanker?
- Apakah anak-anak tahu penyakit kanker itu apa?
- Bagaimana perasaan mereka saat tahu saya terkena kanker?
- Bagaimana keadaan sehari-hari di lalui bersama anak-anak setelah tervonis kanker?
- Apakah mereka tahu tentang pengobatan kanker yang saya lakukan?
- Bagaimana perasaan mereka bila melihat saya sedang drop atau lagi down?
- Seberapa pentingnya mereka tahu mengenai kanker yang saya derita?
- ...... dan banyak lagi pertanyaan
Jujur, memberitahu dan menjelaskan kondisi saya kepada anak-anak merupakan hal yang terberat di banding saya menerima vonis kanker pertama kalinya.  Bila dulu saat menerima vonis kanker, saya harus berperang dengan diri sendiri dalam.proses penerimaan.  Namun, akan jauh berbeda saat berhadapan dengan anak-anak tercinta.
Saya menghargai pilihan dari sebagian teman-teman survivor kanker yang lebih memilih menyimpan rapat-rapat kondisi mereka dari anak anak atau keluarga.  Begitu pula saya menghargai pilihan mereka untuk lebih terbuka kepada anak-anak dan keluarga.
Saya sendiri adalah seorang survivor sekaligus seorang ibu yang memilih bersikap terbuka kepada  anak-anak.  Semuanya itu tentu saja dengan berbagai macam pertimbangan dan alasan yang cukup dalam. 
Berbagai alasan itu antara lain saya ingin anak-anak lebih memahami kondisi saya saat ini. Dengan begitu saya bisa mengajarkan arti perjuangan, dukungan dan semangat kepada mereka.  Dengan mengetahui lebih mengenai kanker langsung dari saya, mereka akan lebih paham mengenai kanker itu sendiri. Bahwa kanker bukan akhir dunia. Saya sebagai ibu mereka tetap bisa memberikan kasih sayang dan kekuatan kepada mereka.  Dan tentu saja berbagai alasan lainnya.
Kalau ada pula yang bertanya, apakah saya sedih ketika anak anak harus melihat kondisi saya sakit seperti ini? Jujur, saya jawab kadang hal itu terlintas dalam pikiran saya.  Kalo boleh terbuka saya bertanya, seandainya ada orang yang berada di posisi saya, tentu akan merasakan hal yang sama seperti saya.
Tetapi..
Sekali lagi saya katakan.. hidup ini adalah pilihan. Okelah kalau saya memang tidak bisa memilih untuk menghindari tervonis kanker.  Tetapi setidaknya saya bisa memilih bagaimana mengisi dan menjalani hari-hari saya bersama anak-anak. 
Selagi allah memberikan nafas untuk saya, berarti allah pun memberikan kesempatan kepada saya untuk terus berbagi dan berbuat baik.  Allah pun memberikan kesempatan kepada saya untuk mengisi hari-hari saya yang penuh keceriaan dan kebahagiaan bersama anak-anak.
Hingga terus dalam hati mereka terparti rasa betapa besar cinta dan kasih sayang saya kepada mereka.......
Samarinda, 23 Oktober 2015

2 komentar

Write komentar
Irfa
AUTHOR
6:29 PM delete

Mbak Yuni, keep spirit to fight ya? Aku salut banget dengan ketegaran mbak Yuni. Sangat menginspirasi. Big hug mbak ...

Reply
avatar
7:02 PM delete

Terima kasih ya mba Irfa.. pelukkk

Reply
avatar