Resensi Buku It's Me di Tribun Kaltim

5:13 PM 0 Comments A+ a-


Alhamdulillah, salah satu tulisan resensiku di muat di Harian Tribun Kaltim edisi Minggu, 4 Oktober 2015.  Resensi buku It's Me, merupakan buku karya Mba Dya Lorreta.  Buku ini mengupas habis tentang Personal Branding.  Ingin tahu resensi buku ini, silahkan baca ya :

------------
Judul : It's Me!
(SUPERBRAND DIRI UNTUK JADI BEDA)
Penulis : Dya Loretta, SE., M.IKom
Penerbit : Lintas Kata
Tebal : 96 Halaman
Tahun : 2015

Tidak banyak buku yang mengupas lengkap mengenai personal branding yang beredar belakangan ini. Apalagi buku personal branding yang tidak hanya berkutat dengan materi persoal branding saja, tetapi juga berbagai macam pengetahuan dan praktek seiring perkembangan jaman saat ini.

Buku It's Me! Superbrand Diri Untuk Jadi Beda merupakan buku yang tanpa sengaja saya baca.  Waktu itu salah seorang sahabat saya, merekomendasikan buku ini untuk saya baca.  Rupanya dia mengerti, belakangan ini saya sedang belajar dalam personal branding.  Aktifitas saya sebagai penulis sekaligus survivor kanker yang aktif mengedukasi kanker, memang sangat terkait dengan personal branding.

Dya Loretta, SE., M.IKom selaku penulis buku It's Me!  Saya akui memang cukup jeli menangkap keinginan pembaca yang ingin tahu lebih jelas mengenai personal branding.  Buku yang di terbitkan Lintas Kata dan setebal 96 halaman ini, memang sudah membuat penasaran saya untuk membacanya sejak halaman pertama.


Dalam buku ini di bagi menjadi 6 Part, dimana masing-masing part memiliki kekuatan sehingga membuat buku ini menjadi lebih asyik untuk di baca.  Apalagi buku ini tidak monoton seperti buku-buku lain.  Penulis banyak menampilkan gambar menarik ataupun skema untuk lebih memperjelas pembahasan di Buku.

Dalam part 1, penulis membahas mengenai Now & Know! Kini dan Perkembangannya .  Saya langsung tertarik membaca buku ini saat penulis membahas fenomena selfie di masyarakat. Menurut penulis, selfie juga  bisa mendeteksi karakter personal seseorang, meski kedalamannya tentu perlu ditelaah lebih lanjut.

Lebih lanjut berbicara mengenai image atau citra diri seseorang. Jadi rasanya wajar saja, ada saja orang  yang selalu menjaga image agar selalu terlihat baik dan positif di mata masyarakat. Tentu saja hal itu dengan tujuan tertentu, antara lain agar bisa di hargai, dapat menginspirasi atau menjadi panutan orang lain.

Penulis juga menjelaskan bagaimana faktor situasional seseorang berpengaruh besar pada perilaku manusia. Ia mencoba mengutip buku Psikologi Komunikasi yang di jelaskan oleh Drs. Riswandi, M.Si. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain faktor ekologis,  faktor rancangan dan arsitektural,  faktor temporal, suasana perilaku, tekhnologi, dan lain lain.

Pada part 2 mengenai Kenali dan Pahami Diri Sendiri, penulis mengajak pembaca untuk lebih mengenali dan memahami keadaan dan kemampuan diri sendiri.  Di part ini, saya coba menyelaraskan dengan pengalaman saya pribadi. 
Saya sendiri memang perlu waktu untuk bisa mengenali dan memahami diri sendiri. Khususnya mengenai kemampuan dan kekuatan yang saya miliki yang tidak hanya bisa bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Saat awal saya tervonis kanker, saya benar benar merasa down dan terpukul.  Namun seiring berjalannya waktu, saya berusaha bangkit dan menemukan apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Selain berobat, saya mencoba menggabungkan kemampuan saya menulis dan berbicara untuk mengedukasi masalah kanker kepada masyarakat.  Dari sana pula, akhirnya perlahan demi perlahan menciptakan personal branding saya sendiri.

Selaras dengan yang di tulis penulis dalam buku It's Me, bahwa setiap manusia memiliki hasrat, keinginan, dan kebutuhan yang merupakan landasan dari tujuan setiap langkah kita. Tujuan tersebut tentulah diharapkan memberikan hasil positif bagi diri dan orang lain.

Salah satu part lain yang menarik dalam buku ini yaitu Build Personal Brand, Membangun Personal Brand dengan Kekuatan dan Keunikan Diri.  Saya rasa part ini merupakan part ini dalam buku ini.  Penulis tidak hanya mengupas habis personal brand, tetapi juga memberikan bagaimana tips dan cara membangun personal brand dengan apa yang kita miliki.

Selain itu, penulis juga menampilkan part Story of Personal Brand.  Pada part ini terdapat beberapa kisah inspirasi dari orang yang sukses membangun personal brandnya. 

Aisyah Laila atau yang akrab di panggil dengan Icha adalah seorang gadis yang masih berusia 13 tahun.  Walaupun masih sangat muda, namun Icha sudah memiliki personal brand yang dikenal masyarakat. 

Aisyah Lalila yang terkenal dengan make up artist juga telah melauncing produk brand Aisyah Laila Professional False Eyelashes.  Icha pun kerap di liput berbagai media cetak, elektronik maupun televisi terkait kegiatan dan aktifitas yang ia jalani.

Kisah sukses lain dari Dya Lorreta dengan brandingnya ‘The Project Of Dlo’s'.  The Project Of Dlo's mengandung arti proyekan Dya Loretta.
Aktifitas Dya sebagai pengajar tidak mengurangi kegiatannya di luar jam pekerjaaan.  Ia sering berbagi dalam kumpul-kumpul, dari membuat miniseminar sampai berbagi mengenai keilmuan yang di miliki.  Dya berbagi untuk berbagai medi cetak dan media online.

Selain itu ia berbagi keunikan lainnya di  media TV,  dari sebagai penghobby sepatu boots hingga sebagai penghobby salah satu merek mobil. Hingga saat ini ia terus  berbagi dengan teman-teman dalam komunitas marketing komunikasi dan advertising— marcommads community—terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung.

Dari kisah-kisah sukses di atas, memang tidak mudah membangun sebuah personal brand sehingga orang bisa mengenal kita.  Namun semua tidak ada yang tidak mungkin bila kita mau berusaha dan mencoba.  Di buku It's Me! Superbrand Untuk Jadi Beda, kita akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan mengenai personal branding secara lebih lengkap dan tuntas.  Jadi tidak salah, bila saya rekomendasikan buku ini untuk di miliki dan di baca ^_^.