Surat Untuk Anakku, Raisyah

6:21 AM 0 Comments A+ a-





Raisyah, anakku sayang

Entah mengapa malam ini mama ingin menuliskan surat ini untuk Raisyah di blog mama.  Mungkin karena kemarin, Raisyah merayakan  ulang tahun yang ke enam tahun. Mama berharap,   suatu saat,  apabila mama sudah tidak ada di dunia ini, dengan membaca surat ini,  Raisyah akan mengingat cinta dan kasih sayang mama yang tidak habis untukmu.

Raisyah, mama mengingat kembali saat-saat Raisyah akan di lahirkan 6 tahun yang lalu.   Saat itu, dokter Arum, dokter kandungan yang menangani mama, memutuskan melakukan operasi ceasar  untuk melahirkanmu.  Dokter Arum melihat kondisi  mama yang mengalami beberapa masalah saat mengandung Raisyah.  Mama setuju saja, yang  penting mama tetap berdoa agar Raisyah bisa di lahirkan dengan selamat.

Oh ya, mama akan menceritakan beberapa hal yang selalu mama ingat saat mengandung Raisyah.  Setiap kali Raisyah akan di USG oleh dokter, Raisyah selalu tampak malu-malu. dokter pun tidak memberitahukan jenis kelamin  Raisyah saat itu.  Entah apa karena kesulitan melihatnya, atau memang sengaja ingin memberikan kejutan untuk mama. Bahkan  banyak orang yang mengira kalau Raisyah kelak akan di lahirkan sebagai anak lelaki.  

Pada awal-awal masa ngidam, mama mengalami morning sick yang tidak tertahankan.  Raisyah tahu kan morning sick?  Morning sick itu merupakan gejala tidak menyenangkan bagi ibu hamil muda seperti mama saat itu. mama bangun tidur dalam keadaan mual, pusing, lemes bahkan pengen muntah.  Aduh,  tidak terbayang betapa beratnya masa-masa itu.  Tapi mama sekuat tenaga, berusaha tetap makan dan minum.  Mama tidak ingin Raisyah kekurangan makanan dan minuman, hanya karena mama tidak berani melawan rasa ngidam.  Ya, mama berani melakukannya, semua demi Raisyah.

Rasa yang paling membahagiakan, saat Raisyah di lahirkan di dunia ini.  Dokter Arum langsung memperlihatkan Raisyah pada mama, dan mengatakan, “Selamat bu, anaknya perempuan”.

Ya Allah, mama merasa bahagia sekali.  Memiliki anak perempuan merupakan sebuah impian bagi seorang ibu seperti mama.  Mama sudah membayangkan banyak hari-hari yang akan kita lalui bersama.

Raisyah…,
Ah, banyak hal yang ingin mama sampaikan kepada Raisyah.  Mama begitu menyayangi dan mencintai Raisyah. Memiliki Raisyah, membuat mama sebagai seorang ibu yang utuh.  Kedekatan mama dan Raisyah begitu erat, hanya kita berdua yang tahu.  Banyak orang yang menilai wajah kita yang mirip.  Biarlah, toh kita memang seorang ibu dan anak.    Raisyah seperti tidak terpisahkan dari mama. Terkadang, raisyah langsung menangis, bila mama pergi tanpa membawa raisyah serta.  Tentu saja mama tidak berdaya, terlebih saat melihat  tatapan mata Raisyah yang memelas dan meminta mama membawamu.  Akhirnya ,mama luluh juga untuk membawa Raisyah pergi menemani mama.


Raisyah,
Semua kebersamaan kita, seakan terusik, saat mama tervonis kanker.  Raisyah tahu, hati mama benar-benar hancur kala itu.  apalagi dokter sudah memberikan bayangan kemungkinan mama akan lumpuh bila tidak di tangani dengan segera.  Ya, kanker mama sudah memasuki stadium lanjut .   saat itu dalam benak mama, umur mama mungkin tidak selama orang lain di dunia ini. Penyakit kanker yang ada di diri mama terus menerus mengincar hidup mama.  

Seharusnya mama tidak boleh menyerah kan?  Hidup dan mati kita, semua merupakan rahasia Allah.  Tapi, mama bukanlah seorang malaikat.  Mama tetaplah seorang perempuan dan ibu yang suatu ketika bisa rapuh dan sedih.    Satu hal yang mama takutkan saat tervonis kanker, bukan karena kemungkinan mama akan meninggal karena penyakit ini.  


Bukan itu, nak..  Di pikiran mama, hanya Raisyah dan anak-anak mama yang lain.  Bagaimana nasib  kalian, kalau mama tidak ada.  Siapa yang akan mendampingi kalian sampai dewasa? Siapa yang akan menemani masa-masa sulit dan bahagia kalian setiap saat? Dan entah.. begitu banyak pikiran berkecamuk dalam diri mama.

Khususnya kepada Raisyah… hati mama begitu pilu.  Kalau mama tidak ada, siapa yang menjadi pelindung Raisyah? Siapa yang akan mengenalkan dunia ini kepada Raisyah? Siapa yang akan menemani  hari-hari pertama Raisyah bersekolah? Siapa yang akan menjadi tempat Raisyah bercerita, mengadu, dan berkeluh kesah?  Siapa yang akan menjadi kekuatan Raisyah saat  Raisyah merasa takut atau bingung untuk melakukan sesuatu?  Semua pertanyaan demi pertanyaan  berkecamuk di kepala mama.

Raisyah..
Mungkin terkadang, mama terlihat menjaga jarak terhadap Raisyah.  Bahkan membiarkan Raisyah saat menangis ataupun berusaha tegas saat Raisyah melakukan kesalahan.  Bukan.. itu bukan karena mama tidak sayang Raisyah.  Mama terlalu sayang dan mencintai Raisyah. Mama ingin Raisyah tumbuh menjadi anak perempuan yang sholeha, mandiri, kuat, bertanggung jawab.  Hingga suatu ketika, saat mama meninggalkan dunia ini,  mama bisa bahagia di atas sana, karena melihat Raisyah bisa tumbuh menjadi perempuan yang seutuhnya. 

Raisyah,
Apakah Raisyah berfikir mama jahat?  Terkadang mama berusaha untuk tidak sering memelukmu, memanjamu, dan mengajakmu ke tempat yang Raisyah mau.  Mama tidak ingin melukai hati mama dan menyesal terlalu dalam. Kanker dalam diri mama, membuat mama selalu bekejaran dengan waktu dan waktu.  Ketika memelukmu erat,  saat itulah mama menjadi lemah dan sedih.  Di saat itulah mama kadang mengutuk kanker yang menggerogoti tubuh mama. Kanker itu pula yang membuat mama tidak bisa beraktifitas seperti  ibu lain.  mama tidak bisa mengantar dan menjemput Raisyah seperti ibu-ibu lain menjemput anak-anaknya.  mama tidak bisa sering-sering membawa Raisyah berjalan-jalan seprti ibu-ibu lain membawa anak-anaknya jalan.

Mama terkadang berusaha kuat untuk menemani Raisyah. Ingat nggak waktu raisyah meminta mama untuk menemani acara sekolah kunjungan ke toko Gramedia.  Waktu itu kondisi mama benar-benar tidak fit.  Baru dua hari sebelumnya mama keluar dari terapi kemo tulang.  Tapi mama tidak ingin melihat Raisyah sedih.  Dengan sekuat tenaga, mama memaksakan diri untuk menemani raisyah. Yang lebih menyulitkan, saat mama harus menaiki tangga toko buku gramedia untuk menuju lantai dua.  Raisyah sudah duluan berada diatas bersama guru dan teman-teman yang lain.  Kaki mama masih sangat lemah untuk menaiki tangga.  Tapi mama harus kuat.  Dengan perlahan dan memegang pegangan pinggir tangga, mama menaiki tangga tersebut.  syukurlah, mama berhasil ke lantai dua dan menemani Raisyah di acara itu.



Raisyah,
Mama tahu, Raisyah selalu menginginkan mama sehat dan cepat sembuh.  doa-doa itu selalu keluar dari mulut mungil Raisyah.  Raisyah seperti seorang motivator sejati yang terus menerus memompakan semangat pada mama.
“Mama harus sembuh, ya..”
“Alhamdulillah ya Allah, mamaku semakin Sehat..”
“Hore…, mama sudah tidak sakit lagi”.
Entah berapa banyak kata-kata ajaib yang Raisyah ucapkan membuat mama ingin segera sembuh.

Raisyah ingat,
Saat mama di operasi beberapa waktu lalu, Raisyah datang ke rumah sakit dengan membawa boneka Hello kitty kesayangan Raisyah.  Raisyah berbisik pada mama, dan mengatakan “Mama harus sembuh ya.” Raisyah lalu meletakkan boneka itu di samping tempat tidur mama. Raisyah bilang, boneka itu akan menemani mama selama tidur di rumah sakit.   Mama tidak bisa berhenti menangis melihat tingkahmu itu, sayang.  Mama menegaskan dalam hati, mama harus sembuh demi Raisyah.


Atau Raisyah ingat tidak waktu kita hanya berdua di Bontang.  Saat itu mama harus di larikan ke rumah sakit karena mengalami infeksi di pencernaan yang mengakibatkan mama mengalami muntahber.  Raisyah menangis saat mama minta untuk tidur di rumah tante terlebih dahulu.  Raisyah meminta bersama mama di rumah sakit.   Beruntung,  pihak rumah sakit dan perawat mengijinkan Raisyah menemani mama di rumah sakit.  Raisyah sangat mandiri dan bisa mengurus mama ketika itu.  bahkan salah satu pasien di kamar mama, memuji Raisyah yang begitu mandiri dan perhatian sama mama.

Begitu banyak cerita yang ingin mama sampaikan mengenai Raisyah.  Tapi rasanya semua membuat mama ingin menangis mengingatnya.  Betapa cinta dan sayang nya mama terhadap raisyah.  Bila mama boleh meminta,  di hari ulang tahunmu ini,  doakan agar mama bisa sembuh dan terus mendampingi Raisyah sampai dewasa dan bahagia.   Mama ingin terus mendampingi Raisyah melewati hari penuh dengan warna-warni kehidupan ini.

Peluk dan cium untuk Raisyah

Dari mama yang selalu mencintaimu