Mengenalkan Kecerdasan Finansial Secara Dini Kepada Anak *)

8:13 PM 0 Comments A+ a-

Suatu sore menjelang berbuka puasa, seorang ibu mengajak anak sulungnya untuk mencari makanan untuk berbuka puasa di rumah mereka. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan bagi si anak, karena di pikirannya telah terbayang berbagai macam kue dan makanan yang telah ia rencanakan untuk di santap ketika berbuka. Dan benar saja, saat telah sampai ke pusat pasar ramadhan, si anak pun dengan semangatnya menunjuk berbagai jualan kepada sang ibu dengan tujuan agar sang ibu membelikannya. Awalnya si Ibu menuruti saja kemauan si anak. Namun, ketika si Ibu melihat begitu banyak hal yang ingin di beli si anak, tentu saja si ibu langsung melarangnya. Singkat cerita terjadilah kisah dramatis, dimana si anak merajuk dan menangis karena keinginannya tidak di penuhi. Apa yang di lakukan si Ibu? Akhirnya si Ibu mengalah untuk menuruti kemauannya karena malu dan tidak tahan mendengar rengekan si anak.
Cerita di atas bukan hanya sebuah dongeng, namun sering terjadi di tengah-tengah masyarakat kita, dan bahkan mungkin kita pun pernah mengalami hal seperti itu. Kegiatan berbelanja kebutuhan sehari-hari ke supermarket, mall, toko ataupun ke pasar tradisional bisa mendadak menjadi ricuh karena ulah si anak. Atau bahkan rencana belanja yang telah di catat sebelumnya, tiba-tiba menjadi bertambah banyak dengan barang-barang yang sebenarnya tidak di perlukan pemakaiannya. Sebenarnya hal ini bisa kita atasi bersama, karena bukan hal yang sulit untuk mengenalkan tentang uang dan bagaimana pemanfaatannya secara ekonomis kepada anak.
Bila saat ini kita lebih sering mendengar tentang kecerdasan emosi, kecerdasan spritual, tentunya kita tidak begitu asing dengan namanya kecerdasan finansial. Menurut buku Rich Kids, karangan Ahmad Gozali, dengan belajar finansial secara dini, di harapkan si anak akan mampu mengetahui konsep kebijakan finansial yang benar semenjak dini. Mereka di ajak untuk memiliki konsep berpikir yang benar dan melakukan pembiasaan secara konsisten dan membuat mereka terbiasa menabung.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat pengenalan kecerdasan finansial kepada anak belum mengena ke masyarakat luas. pertama, pola didik orang tua mengenai keuangan. Seperti yang kita tahu, kebanyakan dari orang tua tidak punya pengalaman mengenal keuangan ketika mereka kecil dahulu. Sehingga hal itu lantas terbawa ketika mendidik anak-anak mereka. Mengenalkan keuangan secara sederhana pun jarang di lakukan, karena sebagian menganggap anak kecil masih terlalu tabu mengenal uang. kedua, pemahaman anak mengenai keuangan jelas berbeda dengan orang dewasa. Karena mereka dalam tahap berkembang dan belajar, sehingga perlu di kenalkan dengan pendekatan bahkan dengan cara yang khusus.
Tentunya kita akan berfikir bagaimana memulai mengenalkan kecerdasan finansial secara dini kepada anak. Sebenarnya alangkah baiknya bila kita memulai mengenalkannya pada saat usia dini atau Golden Age. Pada usia ini otak anak mengalami proses pembentukan tercepat, sehingga pemahaman tentang finansial yang dikenalkan akan terbawa hingga dewasa karena telah tertanam di otak alam sadar mereka.
Pertama yang perlu di lakukan adalah mengenalkan fungsi uang kepada anak secara sedehana.Anak perlu di ajarkan fungsi uang sebagai alat tukar. Hal ini bisa di jelaskan dengan praktek langsung, misalnya anak bisa di ajarkan mengenai berbagai macam bentuk uang, baik recehan ataupun kertas. serta bentuk nominalnya, misalnya saja ratusan dan ribuan. Praktek sederhana yang bisa di lakukan adalah mengajak si kecil berbelanja di warung atau toko. Kita pun dapat mengajak anak bermain jual beli sendiri dengan mengunakan barang-barang yang ada. Dari sini, anak-anak akan mengenal dengan jelas bagaimana fungsi uang sebagai alat tukar.
Kedua, tahapan berikut ini adalah mengajarkan anak seputar pemanfaatan uang. tahapan ini memang agak rumit, karena di tahap ini anak mengalami banyak keinginan dan kebutuhan di bandingkan dengan uang yang mereka miliki. sehingga kita perlu melatih mereka untuk menunda keinginan yang tidak begitu penting mengingat dana yang di miliki terbatas. Kita dapat melatih mereka untuk memilih yang lebih prioritas untuk di beli. Pemberian uang saku untuk anak sekolah adalah salah satu cara anak mengenal pemanfaatan uang. Dalam hal ini anak akan belajar bertanggung jawab untuk membelanjakan uang sakunya. secara tidak langsung mereka akan belajar mengelola keuangan uang sakunya. Mereka akan merasa lebih percaya diri karena di berikan kebebasan mengatur uang sakunya.
Di samping itu, kita pun dapat meminimalisir keinginan berbelanja si anak bila kita mengajak mereka berbelanja di toko ataupun swalayan. Antara lain dengan menjelaskan rencana perjalanan berbelanja bersama. Hal ini bisa di lakukan dengan menjelaskan tujuan perjalanan berbelanja, apakah berbelanja untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga saja ataukah untuk alasan lain. Kita dapat menjelaskan pilihan tempat yang akan dituju dan waktu kapan di laksanakan. Dan yang paling penting adalah buat perjanjian di awal dengan si anak mengenai barang-barang apa saja yang akan di beli. Disamping itu, apabila memang ada dana lebih, cukup bijak bila kita memberikan hak anak untuk berbelanja barang kebutuhannya sesuai kesepakatan awal. Kita tidak perlu ragu memberikan hadiah kepada anak atas kerjasamanya menemani kita berbelanja, misalnya dengan mentraktirnya makan atau membelikan sesuatu untuknya.
Yang terpenting dalam mengenalkan kecerdasan finansial kepada anak adalah kembali kepada orang tua. Orang tua sebagai panutan dari si anak untuk mengelola keuangannya. Apabila sebagai orang tua, kita mampu mengelola keuangan secara benar dan baik, secara otomatis si anak akan mencontoh apa yang dilakukan kita lakukan. Secara dini pun, kita dapat mengajarkan anak untuk menabung dan bersedekah. Fungsinya agar si anak tidak hanya belajar mengelola keuangan, tetapi juga dapat bersyukur kepada Tuhan atas apa yang di milikinya dan dapat membantu orang lain dengan cara bersedekah. Sehingga kita tidak hanya mengajarkan bagaimana anak mengelola keuangan namun mengajarkan bagaimana mereka berbagai kepada orang lain yang membutuhkan. Amin....