Ketika Jujur tentang Kanker
Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mengenal penyakit
kanker secara lebih mendalam. Menyaksikan
orang-orang yang saya kenal dan menderita penyakit kanker, membuat saya kala itu merasa sangat takut sekaligus geram
dengan kanker. Kanker bukan hanya
menyita waktu dan pikiran, tetapi juga menguras tenaga, biaya dan air mata. Tante tercinta saya terenggut oleh kanker,
dan meninggalkan kedua putrinya yang merupakan sepupu saya. Saya bisa merasakan bagaimana rasa kehilangan,
rasa sedih, dan rasa berduka mereka.
Namun ternyata, sebuah kenyataan yang harus saya
hadapi. Dokter memvonis saya menderita
kanker tyroid stadium lanjut yang telah bermetase (menyebar) ke tulang
belakang. Tentu saja hal itu mau tidak
mau harus saya terima sebagai bagian dari
kenyataan hidup yang harus di jalani.
Banyak hal yang menjadi pikiran saya saat itu. Selain kondisi keuangan kelurga yang tidak
cukup baik, di tambah kondisi fisik saya yang semakin lemah dan merasakan nyeri
teramat sangat di daerah pinggang yang kemudian menjalar ke kedua kaki.
Saat itulah saya benar-benar dalam fase titik balik hidup. Setelah
hampir 33 tahun saya hidup di dunia ini, terasa sekali ujian kali ini begitu
sangat berat, hingga hampir-hampir membuat saya tidak punya semangat untuk
hidup. Kanker nyaris meluluh lantakkan hidup saya menjadi semakin terpuruk dan
tidak berdaya.
Tetapi rupanya Allah masih sayang terhadap saya. Walaupun saya saat itu termasuk manusia bodoh
yang dalam kondisi bingung dan nyaris putus asa, namun Allah tetap memberikan
petunjuk kepada saya. Melalui orang-orang
yang terus mencintai saya, yaitu orang tua, suami, anak-anak, saudara, keluarga
besar, dan teman-teman, yang terus mendukung dan menyupport kesembuhan
saya. Mereka seperti malaikat yang
dikirimkan Allah dalam wujud manusia yang terus menyemangati saya.
Salah seorang sepupu saya, Lindi, kerap menyemangati saya
dengan kata-katanya yang menyejukkan hati.
Saya ingat kata-katanya tentang sakit ini, bahwa Allah sangat sayang
pada saya sehingga memberikan sakit ini. Agar saya bisa lebih dekat dan terus
mengingat Allah dalam setiap saat hidup saya.
Tidak mudah memang untuk bangkit dan meneguhkan hati
berjuang melawan kanker. Tidak hanya
saya harus melawan rasa takut, sedih, putus asa. Saya pun harus melawan rasa sakit atau sering
disebut cancer pain yang menyerang tubuh saya.
Setiap cancer pain itu menyerang, saat itu pulalah sebisa mungkin saya menyebut asma Allah untuk mengurangi rasa sakit. Bahkan saat cancer pain itu menyerang sangat
hebat dan obat anti nyeri bekerja sangat lambat, di saat itulah air mata saya
pun akan jatuh menahan rasa sakit :’(
Saya bukan super women ataupun wonder women. Saya hanya
seorang perempuan biasa yang bisa menangis, bersedih. Namun saya pun tetap bisa tertawa, bahagia,
gembira. Semua ini saya jalani dengan sebuah harapan untuk menaklukkan
kanker. Agar saya bisa melihat anak-anak
saya tumbuh dan menemani mereka dewasa. Agar
saya bisa merawat kedua orang tua saya, yang sampai detik ini masih terus
menyayangi dan memperhatikan saya. Agar saya
bisa melewati hari-hari penuh suka, duka dan cerita bersama suami sampai kami
tua dan ajal menjemput. Agar saya bisa melewati kehidupan ini dan mengisinya
dengan penuh kebaikan sebagai bekal akhirat saya.
Saya pun akhirnya berani membuka diri dan memplokamirkan
diri sebagai survivor kanker. Gelar baru
yang dulu sangat ingin saya tutup-tutupi.
Sederhana saja, saya ingin berbagi cerita tentang kanker dan bagaimana
menghadapi kanker. Saya ingin masyarakat
tahu seperti apa kanker itu. Agar bisa terdeteksi secara dini dan memudahkan
penanganan kanker itu sendiri.
Mungkin tidak banyak yang tahu, bila seorang divonis penyakit kanker, maka akan muncul
beribu-ribu pertanyaan dalam benaknya. Banyak
diantara mereka yang berusaha mencari tahu informasi tentang kanker, bagaimana
pengobatannya dan apa yang harus segera dilakukan. Namun banyak pula yang hanya diam dan bingung
akan melakukan apa. Dan itulah yang saya
lakukan dulu. Dengan berbagi cerita dan
saling menyupport sesama survivor kanker, adalah salah satu cara bagi survivor
bersemangat untuk sembuh.
Masih banyak
hal yang bisa di lakukan untuk diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Seperti
yang saya lakukan melalui tulisan-tulisan saya ini. Mungkin tulisan ini sangat sederhana, namun
saya tuliskan dengan penuh perasaan hati untuk bisa berbagi kepada siapa saja
yang ingin membacanya. Apabila ada yang
ingin berbagi cerita, bisa langsung hubungi email saya :
triwahyunizuhri@yahoo.com :)