Aku dan Kanker Tiroid Bagian 4 (terakhir), Tabloid My Mommy
Radioaktif Nuklir, Beginikah Rasanya??
Hari Kedua, Reaksi mulai terasa Berada dalam ruangan isolasi dan mulai merasakan reaksi dari radiasi interna merupakan sesuatu yang tidak terlupakan. Rasa mual, dan pusing, menjadi sebagian reaksi dari radiasi interna. Ada pula yang merasakan badan menjadi ngilu dan linu serta menggigil kedinginan. Lidah pun tidak bisa merasakan nikmat makanan dan kesulitan untuk menelan. Ternyata memang reaksi radiasi interna pada pasien tidak semuanya sama, hal itu tergantung bagaimana dengan kondisi fisik pasien.
Karena itu sebaiknya sebelum melakukan radiasi interna, kondisi pasien harus benar-benar sehat dan stabil. Sehingga saat proses reaksi berlangsung, pasien masih kuat untuk menjalaninya.
Salah satu keuntungan radiasi interna di RS MRCCC Siloam, selain pelayanan dan fasilitasnya yang bagus, Dokter dan pihak petugas radiasi sangat koperatif dan terus memantau perkembangan pasien. Dokter pun tiap hari memantau langsung kondisi pasien. Pasien pun dapat memilih menu makanan yang di inginkan sesuai list menu yang diberikan pihak rumah sakit. .
Dengan adanya teman sesama pasien radiasi interna, tentu saja efek reaksi dari radiasi bisa sedikit berkurang. Kami saling menyemangati satu sama lain untuk tetap kuat termasuk untuk urusan makan dan minum yang sudah mulai kehilangan selera. Bagaimana pun kami ingin sembuh dan cepat pulang berkumpul kembali dengan keluarga.
Di hari kedua, Dokter Ivana pun melakukan pengontrolan radiasi kepada pasien. Pasien pun diminta berdiri ditengah-tengah koridor ruangan isolasi, sedangkan Dokter Ivana berdiri sekitar 1 meter di hadapan pasien. Dokter Ivana memakai baju rompi anti radiasi sembari membawa sebuah alat untuk mengukur kadar radiasi pasien.
Setelah mengukur kadar radiasi pasien, Dokter Ivana pun lebih lanjut menganjurkan pasien agar tetap meminum banyak air putih dan makan yang banyak, agar kadar radiasi bisa pun menurun. Ia menanyakan kondisi pasien serta apa yang di rasakan pasien tersebut. Tentu saja waktu tersebut di manfaatkan pasien untuk bertanya lebih lanjut mengenai reaksi radiasi interna. .
Hari Ketiga, Memompa Semangat
Seperti yang di jelaskan sebelumnya, biasanya efek reaksi antar pasien berbeda-beda. Seperti salah satu pasien, saat bangun tidur, ada rasa yang berbeda pada daerah leher. Ternyata leher sebelah kanan tepat di daerah bekas pembedahan menjadi bengkak. Belum lagi lidah merasa tidak berasa dan sulit menelan. Rasa mual dan mau muntah pun masih tetap terasa. Wah, rasanya benar-benar bingung harus bagaimana.
Melihat sarapan pagi yang telah di siapkan di depan pintu, rasanya sudah ingin muntah. Apalagi telah siap 3 botol mineral yang harus di habiskan selama 24 jam. Namun karena keinginan untuk sembuh sangat besar, maka harus memaksakan diri untuk makan dan minum. Beruntung teman pasien sesama radiasi interna selalu menyemangati untuk makan dan minum.
“Ayo semangat untuk makan. Biar cepat sembuh dan pulang. Biar bisa kumpul sama keluarga lagi,”kata Ibu Kartika menyemangati.
Dengan memaksakan diri, akhirnya makanan pun bisa masuk kemulut walaupun sedikit. Ternyata dalam kondisi seperti itu, makan buah-buahan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Namun begitu, tetap diusahakan untuk tetap makan nasi serta lauk pauknya. Hari ketiga pun di lakukan pengontrolan oleh Dr. Basuki dan Dr. Ivana. Kedua dokter yang ramah dan baik hati tersebut memakai rompi anti radiasi dan memegang alat pengukur radiasi.
Seperti biasa, pasien di minta berdiri di tengah-tengah koridor, dan dokter mengukur kadar radiasi pasien. Kadar radiasi hari ketiga pun cukup baik penurunannya. Dengan menaati saran dokter untuk banyak minum air putih dan makan, rupanya berpengaruh besar untuk menurunkan kadar radiasi melalui urine, keringat, dan BAB.
Dr Basuki pun memberikan kabar baik bahwa pasien dapat di perbolehkan pulang keesokan harinya. Ini berarti lebih cepat sehari dari jadwal 5 hari yang di rencanakan untuk radiasi interna. Namun sebelumnya, pasien akan melakukan scan seluruh badan dengan mempergunakan alat Gamma Kamera SPECT. Alat ini nantinya akan mendeteksi bagaimana radiasi nuklir iodione 131 menangkap sel-sel kanker tyroid yang berada di dalam tubuh pasien.
Menunggu hari keempat radiasi interna sungguh sangat di nantikan oleh kami. Selain bisa keluar dari kamar isolasi dan berkumpul dengan keluarga, kami pun bisa mengetahui sejauh mana efektifitas radiasi interna terhadap kanker tirodi yang di lakukan selama beberapa hari itu.
Hari Keempat, Akhirnya Selesai Juga
Alhamdulillah, pada hari keempat proses radiasi interna, kondisi pasien sudah mulai membaik karena efek radiasi sudah jauh berkurang. Apalagi hari keempat tersebut, pasien lebih bersemangat karena akan keluar dari ruang isolasi yang telah ditempati selama beberapa hari. Pagi itu, seperti biasa Dokter Ivana melakukan pengontrolan terhadap kadar radiasi pasien.
Namun hari ini ada yang berbeda dari penampilan Dokter Ivana, beliau sudah tidak mengenakan rompi anti radiasi lagi. Apalagi saat pengukuran, kadar radiasi di nyatakan normal dan diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Tentu saja dengan berapa catatan, antara lain sebisa mungkin selama 3 hari tidak berada tempat keramaian seperti mall atau tempat umum lainnya.
Diusahakan untuk tidak kontak langsung dengan ibu hamil atau anak kecil, serta menghindari makanan yang mengandung iodine tinggi seperti seafood selama beberapa waktu. Setelah itu pasien pun di bawa ke lantai 2 di ruangan instalasi kedokteran nuklir MRCCCC Siloam untuk dilakukan scan seluruh tubuh dengan menggunakan alat Gamma Kamera SPECT.
Sebelum dilakukan scan, pasien akan diminta berbaring di sebuah pembaringan yang menjadi bagian dari alat Gamma Kamera SPECT. Petugas akan membantu mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi alat tersebut. Ketika alat dijalankan, maka secara otomatis posisi pasien akan bergerak sesuai pengaturan dengan computer khusus yang telah di atur sebelumnya.
Dalam proses tersebut, Dokter Ivana akan memantau dan mengkontrol proses scan di bantu oleh asistennya. Waktu yang di butuhkan untuk dilakukan scan seluruh badan kurang lebih 30 sampai 45 menit. Berada di dalam sebuah alat canggih tersebut, ternyata menimbulkan rasa penasaran bagi siapa pun. Tentu saja sembari tetap berdoa agar hasil scan tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan bagi pasien.
berfoto bersama Ibu Kartika Sari, Dokter Ivana dan staff Kedokterna Nulir
MRCCC Siloam di depan Alat SPECT
Tidak perlu memakan waktu lama menunggu hasil scan tersebut. Dokter Ivana pun kemudian menjelaskan hasil scan tersebut. Bagaimana efektifitas hasil radiasi internal dapat menangkap sel-sel kanker tyroid yang berada di tubuh. Penangkapan sel-sel yang paling banyak terdapat di daerah leher, tepatnya di tempat bekas pembedahan dahulu.
Rupanya sel-sel kanker di tiroid masih tersisa dan akhirnya dapat tertangkap di daerah tersebut. Dokter Ivana pun menjelaskan terapi kelanjutan yang harus di jalankan pasien setelah melakukan radiasi interna. Termasuk memberikan surat pengantar penjelasan kepada dokter Rudi Tharby, yang merujuk pasien untuk radiasi interna.
Isi surat itu menjelaskan bagaimana hasil dari scan yang telah di lakukan berserta gambar secara detiilnya. Termasuk mengenai terapi apa saja yang harus dilakukan pasien. Tentu saja pengalaman selama 4 hari melakukan radiasi interna merupakan pengalaman yang tidak mungkin di lupakan. Harapannya dengan berbagi pengalaman ini dapat menambah informasi kepada masyarakat mengenai kanker tiroid serta terapi radiasi interna dengan menggunakan iodine 131, khususnya kepada pasien kanker tiroid. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Amin..
(selesai)
Pengalaman radiasi interna ini bisa di baca di :