Hikmah di Balik Kanker
Hikmah di Balik Kanker
Saya tidak pernah menyangka perjalanan saya berjuang melawan kanker, akan menemukan berbagai kejutan dalam hidup saya.
Dulu, saya sering mendengar atau membaca kalimat bijak "Selalu ada Hikmah di Balik Cobaan". Saat mendengar atau membacanya, saya selalu tersenyum. Ya, memang semua yang kita alami selama ini sudah di atur dengan sebaik baiknya oleh sang pemilik hidup kita. Apa yang di tentukan untuk kita, pasti sudah yang terbaik menurut Allah.
Tetapi saat saya harus menerima vonis kanker stadium lanjut dalam keadaan ketidaksiapan fisik dan mental, saya hampir saja menepis kalimat bijak itu. Bagaimana saya harus bisa berfikir akan ada "hikmah" di balik vonis kanker itu? Sedangkan menjalani hidup sebagai pasien kanker itu tidak mudah dan bahkan menguras energi, waktu, biaya bahkan air mata.
Ini bukan bercerita bagaimana perjuangan keras saya melawan kanker, termasuk menjalani berbagai pengobatan dan terapi, serta harus mengalami masa pasang surut menghadapi kanker. Bukan..bukan bicara tentang itu.
Saya berbicara mengenai banyak kejutan kejutan tidak terduga dan luar biasa yang saya alami. Ya, semuanya terbingkai sebuah kata "HIKMAH" di balik vonis kanker. Rupanya tanpa saya sadari, seiring berjalannya waktu, saya mulai belajar menerima dan mencari arti mengapa Allah memberikan vonis kanker ini.
Ternyata saya seperti dibukakan mata selebar-lebarnya. Cling ! Saya seperti tersadarkan bahwa saya bukanlah makluk yang sempurna, terlalu banyak kesalahan kesalahan yang saya lakukan baik sengaja dan tidak sengaja. Dengan vonis kanker ini, Allah menegur saya untuk selalu mengingat kepada Nya. Menyertakan Allah dalam setiap langkah hidup saya.
Selain itu, saya dapatkan berbagai kejutan kejutan lain. Di sisi lain saya benar benar terpuruk, namun di sisi lain ada banyak dukungan dan kekuatan dari keluarga, sahabat, teman teman bahkan orang orang yang baru saya kenal. Mereka bahu membahu memberikan dukungan dan kekuatan yang tidak ternilai harganya.
Saya baru mengerti sebuah ungkapan bijak lainnya yang berbunyi kurang lebih seperti ini. "Kalau kau ingin tahu seberapa besar tulusnya orang padamu, coba lihatlah bagaimana sikapnya pada saat kamu berada di keadaan terendah dalam hidupmu".
Makna ungkapan bijak itu begitu dalam dan membuat saya merenung menyadari arti sesungguhnya. Ya, saat saya dalam kondisi terpuruk dan titik terendah dalam hidup, Allah memperlihatkan siapa saja orang orang yang begitu tulus mencintai dan mendukung saya. Dan yang membuat saya semakin kaget, ternyata begitu banyak orang yang sangat peduli kepada saya.
Bahkan ada beberapa kejadian yang tidak saya sangka-sangka terjadi. Beberapa teman sekolah atau kuliah yang sudah terpisah jarak dan waktu sekian lama, bahkan menyempatkan diri menjenguk saya saat berobat di rumah sakit. Atau ada beberapa teman yang mengirimi saya berbagai buku agama, buku bacaan sebagai teman saya untuk mengisi waktu saat harus berjuang melawan kanker. Ada pula yang dengan iklas memberikan informasi ataupun berbagai obat atau vitamin demi kesembuhan saya.
Saya sungguh berucap syukur kepada Allah atas semua kejadian yang luar biasa ini. Saya juga sungguh mengucapkan terima kasih kepada keluarga,sahabat dan teman teman yang senantiasa mendukung dan mendoakan saya selama ini. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan kebahagiaan untuk kita semua. Aminnn...
Kejutan Indah yang Tidak terduga
Selain menemukan banyak hikmah di balik vonis kanker, saya juga tidak menyangka mendapatkan kejutan indah yang tidak terduga.
Buku Kanker Bukan Akhir Dunia yang di terbitkan PT. Elex Media, merupakan buku yang saya tulis saat kondisi saya sedang drop. Saya membutuhkan waktu 3 bulan untuk menulisnya. Saya menulis berdasarkan pengalaman saya dan teman teman survivor menghadapi kanker, serta mengumpulkan berbagai buku literatur dan searching di internet.
Yang lebih mengesankan lagi, draf buku ini saya tulis sambil tiduran di ranjang. Saat itu, Saya memang agak kesulitan untuk duduk lama atau berada dalam posisi tertentu. Hal itu karena metastase kanker tiroid ke tulang belakang yang menimbulkan nyeri yang amat sangat di daerah pinggang ke kaki.
Beruntung saya memiliki keluarga serta teman teman yang terus menguatkan saya. Selain terus menjalani pengobatan, saya juga berusaha menyelesaikan draf buku Kanker Bukan Akhir Dunia. Saya berharap akan banyak masyarakat yang lebih paham dan terbuka lagi mengerti mengenai kanker.
Buku Kanker Bukan Akhir Dunia akhirnya di terbitkan tahun 2014 tadi. Sebuah kejutan yang sangat tidak terduga, apalagi disusul dengan terbitnya beberapa buku selanjutnya. Antara lain buku cerita anak yang berjudul Kiki si Kijang Kuning, diterbitkan Penerbit Andi, serta buku tentang bisnis yang Berjudul "Pantangan dalam Bisnis" yang diterbitkan PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bersamaan itu pula saya bergabung dalam beberapa komunitas support kanker, antara lain CISC dan Pita Tosca. Dengan bergabung bersama komunitas support kanker, banyak sekali manfaat yang saya dapatkan. Bukan hanya untuk saling menguatkan dan mendukung sesama survivor kanker. Kami pun bisa berbagi informasi dan pengetahuan mengenai kesehatan khususnya kanker.
Saya juga semakin aktif dalam kegiatan edukasi kanker. Saya melakukan edukasi kanker secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Berbagai cara saya lakukan untuk megedukasi dan mensosialisasikan masalah kanker. Antara lain melalui edukasi langsung ke keluarga, teman ataupun orang-orang yang baru saya kenal. Saya pun memanfaatkan berbagai media massa untuk mempublikasikan informasi mengenai kanker ataupun pengalaman saya menghadapi kanker.
Saya juga tidak pernah menduga, ditengah tengan status sebagai survivor kanker tiroid stadium lanjut, saya masih di beri kesempatan menerima berbagai penghargaan. Penghargaan Perempuan Terinspiratif IIDN tahun 2014 serta Penghargaan Nasional finalis Kartini Next Generation 2015 yang di selenggarakan oleh Kominfo, merupakan bukti kalau semua itu adalah bentuk anugerah Allah kepada saya. Ya, saya semakin yakin.. selalu ada hikmah di balik cobaan .
Ya, Allah lah yang sudah mengatur skenario ini semua untuk saya. Vonis kanker yang awalnya begitu menghujam dan nyaris meruntuhkan semangat hidup saya, ternyata menyimpan banyak hikmah yang telah di siapkan Allah untuk saya.
Seperti kata Ustad Delon kepada Gaza dalam sinetron 'Di bawah Lindungan Abah', "Semua akan Indah pada Waktunya...". Hal itu pula yang saya rasakan setelah menerima dan menjalani kehidupan bersama kanker. ...
Semoga saya senantiasa bisa terus bersyukur kepada Allah dan terus bisa mengedukasi serta mensosialisasikan mengenai kanker kepada masyarakat. Aminnn...
12 komentar
Write komentarMakk, semoga selalu sabar ya. Ada hikmah di setiap peristiwa. :) *hugs*
ReplyTerima kasih mba untuk semangatnyaa.. peluk juga
Replysemoga mak selalu diberika kesehatan olehNya.
Replyjadi bisa terus berkarya melalui tulisan :))
Peluk Mbak Yuni, semoga segera diangkat penyakitnya dan kembali sehat seperti sediakala....aamiin ya Allah
ReplyMak, aku kagum padamu...
ReplyMakk... dirimu memang selalu cemerlang. Karena pada dasarnya cemerlang maka apapun tidak menjadi penghalang untuk dirimu memancarkan kilau. Dirimu menginspirasi memang. Aku kagum denganmu, dengan semangatmu dan dengan semua prestasi yg dirimu cetak. Masya Allah.
Replyluar biasa. allah memberi ujian yang luar biasa dan hanya orang luar biasa yang sanggup menjalaninya. tetap semangat mak!
ReplyAmin amin.. terima kasih doanya mba
ReplyPeluk juga mba Dwi.. makasih ya mba doanya
ReplyMakasih ya mba misfah sudah membaca tulisan saya ini.
ReplyTerima kasih mak Ade... pelukkkk..
ReplyTerima kasih untuk doa dan semangatnya mak Noer
Reply