Athirah, Ketangguhan dan Keteguhan Seorang Istri
Judul : Athirah
Penulis : Alberthiene Endah
Penerbit : Noura Books
Tebal : 388 halaman
Tahun : Agustus 2016
Sering kali kita dengar kisah perjuangan dan ketangguhan seorang perempuan sebagai istri dan ibu bagi keluarganya. Athirah, demikianlah nama salah satu sosok perempuan tangguh dan istimewa, yang di tulis oleh Albertheine Endah dalam buku ini.
Athirah adalah ibunda dari Jusuf Kalla yang merupakan Wakil Presiden Indonesia dan juga berprofesi sebagai penguasaha sukses. Kisah perjalanan hidup Jusuf Kalla atau yang akrab di panggil JK hingga meraih kesuksesan dalam kehidupan dan karier, tidak lepas dari didikan dan doa dari Athirah.
Dalam buku ini yang berisi 14 bab ini, memang lebih banyak berkisah mengenai sosok Athirah yang biasa di panggil Emma oleh JK dan saudara-saudaranya. Kehidupan keluarga JK memang berkecukupan, karena memang ayah JK yaitu H. Kalla merupakan pengusaha sukses di Makassar.
Namun hal itu tidak membuat JK dan saudara-saudaranya tinggi hati dan berbuat seenaknya. Malah mereka tetap hidup sederhana, mandiri dan religius. Bahkan JK yang merupakan anak laki-laki pertama, sudah terbiasa membantu usaha keluarga sejak ia remaja. Ia banyak belajar kemandirian, kerja keras, tanggung jawab, dan kejujuran dalam berusaha. Semua juga berkat didikan dan dorongan dari H Kalla dan Emma Athirah.
Hingga suatu ketika, terjadi perubahan tidak di sangka dalam kehidupan keluarga mereka. H. Kalla di ketahui menikah untuk kedua kalinya. Pernikahan kedua itu, ternyata memberikan dampak kepada Athirah dan anak-anaknya, khususnya kepada Jusuf Kalla.
Sebagai seorang istri, Athirah di hadapkan dengan kepatuhan dan hormatnya kepada suami. Tetapi di sisi lain, Athirah juga memendam rasa sedih karena keputusan suaminya berpoligami.
Walaupun di awalnya terlihat jelas bagaimana kesedihan dan kepedihan Athirah. Namun Athirah berusaha tetap terlihat tegar dan sabar demi anak-anaknya. Ia berusaha tetap menjadi pelita hati dan menentramkan jiwa bagi anak-anaknya, di kala sang suami harus berbagi waktu dengan istri kedua.
Dengan mengumpulkan berbagai sisa-sisa kekuatan yang ada, Athirah mampu bangkit dari rasa kepedihan dan kekecewaan. Ia tidak hanya mampu menerangi keluarganya dari rasa duka, bahkan ia belajar mandiri untuk mengurus usahanya sendiri. Athirah memulai usaha berdagang kain sutra dan berlanjut ke usaha bisnis angkutan umum. JK pun turut terlibat membantu mengembangkan usaha Athirah.
Bahkan ketika usaha Haji Kalla sempat mengalami kemunduran, Athirah mampu tampil ke depan untuk bahu membahu membantu roda kehidupan usaha sang suami. Ia mengesampingkan rasa sedih dan pedih yang pernah di rasakannya, demi kepentingan keluarga dan usaha mereka.
Buku ini juga semakin menarik, ketika menampilkan kisah romantis JK dan Mufidah yang kelak menjadi istri JK. Melihat dari pernikahan kedua orang tuanya yang tidak berjalan mulus dan berpoligami, sempat membuat JK ragu untuk menjalin hubungan dengan perempuan.
Namun hal itu berubah, ketika JK bertemu dengan Mufidah. Mufidah merupakan sosok perempuan mandiri dan hidup di tengah keluarga yang religius. JK pun harus melakukan berbagai cara dan waktu yang cukup lama untuk bisa memenangkan hati Mufidah.
Membaca buku ini ternyata mengandung banyak hikmah yang bisa di ambil oleh pembaca. Ketabahan keteguhan hati seorang istri yang di poligami, memang menjadi kekuatan dalam buku ini. Sebagai istri yang di poligami, tidak lantas membuat Athirah larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Ia mampu membawa keluarganya untuk bangkit kembali.
Rasa cinta dan kasih Athirah yang begitu besar kepada keluarga, menjadikan anak-anak sebagai orang yang sukses di kemudian hari. Semua tidak lepas berkat doa dan didikan Athirah kepada JK dan saudara-saudaranya.
5 komentar
Write komentarcerita tentang athirah ini memang menginspirasi ya,..
Replysaya belum sempat liat filmnya yang tayang di bioskop
ReplyPoligami harus dieksekusi mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasullollah.
Ayat yang dikutip juga sangat separuh-separuh, harus utuh.
"Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS an-Nisaa’:3).
Intinya harus dipelajari dulu sebaik-baiknya.
Iya mba . Cerita menginspirasi sekali.
ReplyBetul mba Anna. Tidak mudah menjalani poligami tersebut. Harus benar benar dengan pertimbangan yang matang. Agar tidak ada pihak yang tersakiti
ReplyAku belum pernah baca buku maupun filmnya mba. Bagus yaaa
Reply