Mengatasi Ketergantungan Obat
Saya sebenarnya cukup familiar dengan Durogesic Patch dalam perjalanan pengobatan kanker saya. Di tahun 2013, saya sempat menggunakan Durogesic Patch pada saat mengalami rasa nyeri hebat yang luar biasa karena kanker yang bermetastasis atau menyebar ke tulang. Namun, seiring berjalannya pengobatan yang saya lakukan, akhirnya saya cukup mengkonsumsi obat minum anti nyeri saja, dan tidak lagi mengkonsumsi obat Durogesic Patch.
Namun, di pertengahan tahun 2015 kemarin, kanker saya kembali bermetastasis ke tulang belakang, yang mengakibatkan saya tidak bisa beraktifitas serta rasa nyeri yang luar biasa. Saat itu, obat minum penahan nyeri yang biasa saya minum, ternyata tidak mempan mengatasi nyeri. Saya juga mengalami kesulitan beristirahat dan tidur, di karenakan nyeri hebat. Dokter Onkologi pun akhirnya memutuskan untuk memberikan saya obat Durogesic Patch ini. Dan memang, setelah menggunakan obat ini, rasa nyeri pun jauh berkurang, dan saya bisa sedikit banyak merasakan waktu beristirahat untuk tidur.
Berbicara mengenai obat Durogesic Pathc, obat berbentuk seperti plester kecil bening yang cara penggunaannya di tempelkan di bagian yang tidak banyak gerak. Saya sendiri menggunakannya, dengan menempelkan di dada. Obat ini mengandung fentanyl yang merupakan jenis obat opiat yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit kuat. Biasanya, obat-obat yang mengandung fentanyl memang di resepkan khusus oleh dokter untuk meredakan rasa sakit yang kronis, salah satunya untuk pengobatan kanker. Jadi jangan coba-coba membeli obat ini tanpa resep ya heheheh.
Untuk dosis durogesic patch sendiri, ada 12,5 mg, 25 mg, hingga 50 mg. Dokterlah yang biasanya menentukan dosis yang tepat untuk pasien. Biasa di lihat dari jenis penyakit dan responnya pada tubuh pasien. Saya sendiri menggunakan dengan dosis 12,5 mg. Dimana setiap pemakaian 1 buah durogesic, bisa di gunakan selama 3 hari.
Untuk dosis durogesic patch sendiri, ada 12,5 mg, 25 mg, hingga 50 mg. Dokterlah yang biasanya menentukan dosis yang tepat untuk pasien. Biasa di lihat dari jenis penyakit dan responnya pada tubuh pasien. Saya sendiri menggunakan dengan dosis 12,5 mg. Dimana setiap pemakaian 1 buah durogesic, bisa di gunakan selama 3 hari.
Setelah saya menjalani pengobatan kanker yang berupa radioterapi eksternal atau sering di sebut radiasi sinar selama 20 x, alhamdulillah rasa nyeri atau sakit yang berasal dari metastase tulang belakang telah jauh berkurang.
Pengalaman radiasi sinar, bisa di Baca :
Setelah rasa nyeri dan rasa sakit jauh berkurang karena radiasi sinar, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Namun, yang menjadi masalah bagaimana mengatasi ketergantungan saya pada obat Durogesic Patch ini. Pengunaan durogesic patch dalam kondisi saat itu, ternyata tidak terlalu saya butuhkan lagi. Apalagi untuk mengatasi rasa nyeri atau sakit yang ada, cukup dengan mengkonsumsi obat minum obat nyeri yang biasa saya konsumsi.
Tentu saja kejadian ini menjadi kejutan bagi saya. Rupanya saya sedemikian ketergantungan dengan obat durogesic, hingga tidak bisa berpaling atau tidak niat untuk melepaskannya dalam hidup saya :( Saya benar-benar tidak terima bahkan takut untuk melepas penggunaan durogesic dalam hidup saya. Padahal seandainya bila tidak mengunakannya juga tidak masalah.
Setelah berkonsultasi (lebih tepatnya curhat hahah) dengan dokter radioterapi, akhirnya bisa di tebak kalau saya memang mengalami ketergantungan obat durogesic ini. Saya juga mencoba berkonsultasi dengan beberapa teman yang menangani kasus-kasus seperti saya, dan mereka pun mengatakan hal yang sama.
Ternyata, melepas ketergantungan obat itu memang tidak mudah, namun tidak mustahil bila ingin terus mencobanya. Untuk mengatasi hal ini, tidak bisa langsung serta merta di lepaskan begitu saja. Tetapi biasanya dalam pengawasan dokter serta di lakukan dengan cara bertahap.
Pada kasus saya sendiri, dokter mencoba mengatur bagaimana penggunaan durogesic di lakukan secara bertahap. Pertama-tama, dokter meminta saya mengurangi dosis dengan cara membagi dua plester durogesic patch. Awal saya menolak dan ragu, bahkan galau habis (hihihi). Saya benar-benar kuatir nanti durogesic patch ini tidak mempan lagi bila hanya di gunakan separuh. Namun dokter terus menyakinkan dan menyemangati saya, kalau itu tidak akan berpegaruh banyak. Karena toh rasa nyeri sudah jauh berkurang dari pengobatan radiasi sinar sebelumnya.
Dan saya pun akhirnya mencoba menguatkan diri sekaligus mensugesti diri, bahwa hal itu tidak masalah. Tetapi, tetap saja rasa ragu dan kuatir itu bermunculan di kepala. Yang saya kuatirkan, saya tidak mungkin bisa tidur tanpa adanya durogesic patch yang menempel dengan utuh, bukan separuh. Tapi lagi-lagi dokter mencoba menyakinkan saya, kalau saya bisa terus menjalaninya.
Walaupun saya sempat berperang dengan diri sendiri, dan juga merasakan naik turun perasaan moody dalam diri. Upaya mengatasi ketergantungan itu berlangsung selama sebulan lebih lamanya. Dari mulai mengurangi dosis obat, mensugesti diri sendiri, hingga berusaha mengatasi bad mood atau rasa mood yang ada dalam diri. Pokoknya semua penuh dengan perjuangan dan air mata ahhaha.
Beruntung saya di dukung oleh dokter, keluarga, dan para sahabat yang membantu saya mengatasi ketergantungan tersebut. Bila rasa tidak tahan untuk segera menggunakan rasa durogesic patch itu kembali muncul, biasa mereka sudah dengan sabar mengingatkan dan mengalihkan pikiran saya. Dan godaan terbesar adalah malam hari, di mana rasa keinginan hebat itu muncul kembali. Hehehehe.. Tapi syukurlah, saya bisa melewati masa-masa sulit untuk move on dari durogesic patch hehehe.
Berdasarkan pengalaman saya tersebut, maka saya akan sedikit berbagi tips bagi teman-teman yang ingin mengatasi ketergantungan pada obat, yaitu :
1. Berkonsultasi dengan Dokter
Ada baiknya, sebelum memutuskan mengatasi ketergantungan obat, kita berkonsultasi dengan dokter yang merawat kita. Beliau nantinya akan menjelaskan apakah memang masih perlu atau tidak obat tersebut di konsumsi kembali. Sebaiknya jangan menambahkan atau mengurangi dosis obat tanpa ijin dari dokter. Apalagi pada obat golongan fentanyl seperti durogesic patch.
2. Sebaiknya hindari untuk langsung tidak menggunakan obat tersebut sama sekali.
Hal ini di kuatirkan akan terjadi efek kaget pada diri sendiri. Jadi bisa di lakukan secara bertahap, misalnya dengan mengurangi dosis bertahap selama beberapa waktu. Tentunya ini sesuai dengan rekomendasi dokter.
3. Yakinkan dan motivasi diri serta mensugesti diri sendiri
Saya akui, memang tidak mudah mengatasi ketergantungan obat. Tetapi semua tergantung pada keinginan kuat dalam diri kita sendiri. Kita harus meyakinkan diri, motivasi diri dan mensugesti diri sendiri, kalau kita bisa menjalani proses ini semua
4. Jangan Ragu untuk berkonsutasi dengan Dokter
Seandainya memang masih kesulitan untuk mengatasi ketergantungan obat ini, maka jangan segan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter. Biasanya dokter akan dapat terus membantu memantau perkembangan kita.
5. Jangan Ragu untuk curhat
Mengatasi ketergantungan obat memang bukan perkara yang mudah. Terkadang kita tidak bisa menghadapinya sendirinya. Tidak ada salahnya bila kita memerlukan tempat untuk curhat atau meminta bantuan dukungan orang lain. Bisa dengan pasangan kita, keluarga, sahabat, atau bahkan dengan ahlinya.
6. Alihkan pikiran atau sibukkan diri
Saat-saat seperti ini, memang terlalu banyak godaan besar untuk mengkonsumsi kembali obat tersebut, seperti yang pernah saya alami. Bahkan kita merasa tidak percaya diri dan tidak yakin kalau kita memiliki kemampuan mengatasinya. Cara yang bisa di lakukan yaitu dengan mengalihkan pikiran kita dengan melakukan hal-hal lain. Misalnya saja dengan melakukan hobbi, menyibukkan diri sendiri dengan kegiatan lain, berkumpul dengan orang-orang atau komunitas positif dan bermanfaat, dan lain sebagainya.
7. Mendekatkan diri Kepada Allah
Cara paling manjur dan paling utama untuk mengatasi ketergantungan adalah dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Dengan berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah agar bisa mengatasi ketergantungan ini. Karena Allah pulalah sebaik-baiknya penolong dan penguasa dalam hidup kita.
Demikian cerita pengalaman saya serta tips mengatasi ketergantungan obat . semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman ya.
Ternyata, melepas ketergantungan obat itu memang tidak mudah, namun tidak mustahil bila ingin terus mencobanya. Untuk mengatasi hal ini, tidak bisa langsung serta merta di lepaskan begitu saja. Tetapi biasanya dalam pengawasan dokter serta di lakukan dengan cara bertahap.
Pada kasus saya sendiri, dokter mencoba mengatur bagaimana penggunaan durogesic di lakukan secara bertahap. Pertama-tama, dokter meminta saya mengurangi dosis dengan cara membagi dua plester durogesic patch. Awal saya menolak dan ragu, bahkan galau habis (hihihi). Saya benar-benar kuatir nanti durogesic patch ini tidak mempan lagi bila hanya di gunakan separuh. Namun dokter terus menyakinkan dan menyemangati saya, kalau itu tidak akan berpegaruh banyak. Karena toh rasa nyeri sudah jauh berkurang dari pengobatan radiasi sinar sebelumnya.
Dan saya pun akhirnya mencoba menguatkan diri sekaligus mensugesti diri, bahwa hal itu tidak masalah. Tetapi, tetap saja rasa ragu dan kuatir itu bermunculan di kepala. Yang saya kuatirkan, saya tidak mungkin bisa tidur tanpa adanya durogesic patch yang menempel dengan utuh, bukan separuh. Tapi lagi-lagi dokter mencoba menyakinkan saya, kalau saya bisa terus menjalaninya.
Walaupun saya sempat berperang dengan diri sendiri, dan juga merasakan naik turun perasaan moody dalam diri. Upaya mengatasi ketergantungan itu berlangsung selama sebulan lebih lamanya. Dari mulai mengurangi dosis obat, mensugesti diri sendiri, hingga berusaha mengatasi bad mood atau rasa mood yang ada dalam diri. Pokoknya semua penuh dengan perjuangan dan air mata ahhaha.
Beruntung saya di dukung oleh dokter, keluarga, dan para sahabat yang membantu saya mengatasi ketergantungan tersebut. Bila rasa tidak tahan untuk segera menggunakan rasa durogesic patch itu kembali muncul, biasa mereka sudah dengan sabar mengingatkan dan mengalihkan pikiran saya. Dan godaan terbesar adalah malam hari, di mana rasa keinginan hebat itu muncul kembali. Hehehehe.. Tapi syukurlah, saya bisa melewati masa-masa sulit untuk move on dari durogesic patch hehehe.
Berdasarkan pengalaman saya tersebut, maka saya akan sedikit berbagi tips bagi teman-teman yang ingin mengatasi ketergantungan pada obat, yaitu :
1. Berkonsultasi dengan Dokter
Ada baiknya, sebelum memutuskan mengatasi ketergantungan obat, kita berkonsultasi dengan dokter yang merawat kita. Beliau nantinya akan menjelaskan apakah memang masih perlu atau tidak obat tersebut di konsumsi kembali. Sebaiknya jangan menambahkan atau mengurangi dosis obat tanpa ijin dari dokter. Apalagi pada obat golongan fentanyl seperti durogesic patch.
2. Sebaiknya hindari untuk langsung tidak menggunakan obat tersebut sama sekali.
Hal ini di kuatirkan akan terjadi efek kaget pada diri sendiri. Jadi bisa di lakukan secara bertahap, misalnya dengan mengurangi dosis bertahap selama beberapa waktu. Tentunya ini sesuai dengan rekomendasi dokter.
3. Yakinkan dan motivasi diri serta mensugesti diri sendiri
Saya akui, memang tidak mudah mengatasi ketergantungan obat. Tetapi semua tergantung pada keinginan kuat dalam diri kita sendiri. Kita harus meyakinkan diri, motivasi diri dan mensugesti diri sendiri, kalau kita bisa menjalani proses ini semua
4. Jangan Ragu untuk berkonsutasi dengan Dokter
Seandainya memang masih kesulitan untuk mengatasi ketergantungan obat ini, maka jangan segan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter. Biasanya dokter akan dapat terus membantu memantau perkembangan kita.
5. Jangan Ragu untuk curhat
Mengatasi ketergantungan obat memang bukan perkara yang mudah. Terkadang kita tidak bisa menghadapinya sendirinya. Tidak ada salahnya bila kita memerlukan tempat untuk curhat atau meminta bantuan dukungan orang lain. Bisa dengan pasangan kita, keluarga, sahabat, atau bahkan dengan ahlinya.
6. Alihkan pikiran atau sibukkan diri
Saat-saat seperti ini, memang terlalu banyak godaan besar untuk mengkonsumsi kembali obat tersebut, seperti yang pernah saya alami. Bahkan kita merasa tidak percaya diri dan tidak yakin kalau kita memiliki kemampuan mengatasinya. Cara yang bisa di lakukan yaitu dengan mengalihkan pikiran kita dengan melakukan hal-hal lain. Misalnya saja dengan melakukan hobbi, menyibukkan diri sendiri dengan kegiatan lain, berkumpul dengan orang-orang atau komunitas positif dan bermanfaat, dan lain sebagainya.
7. Mendekatkan diri Kepada Allah
Cara paling manjur dan paling utama untuk mengatasi ketergantungan adalah dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Dengan berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah agar bisa mengatasi ketergantungan ini. Karena Allah pulalah sebaik-baiknya penolong dan penguasa dalam hidup kita.
Demikian cerita pengalaman saya serta tips mengatasi ketergantungan obat . semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman ya.
11 komentar
Write komentarSugesti diri dan ikhlas akan membantu y mba, semangat mba Tri saya lihat begitu kuat semoga mba sll diberikan keikhlasan aamiin ^^
ReplyKetergantungan terhadap obat memang tidak baik ya mbak karena dibalik manfaat obat juga pasti ada efek sampingnya dan efek samping itulah yang kadang bisa sampai merugikan kita.
Replyharus punya kemauan yg kuat ya mba Yuni...positif thingking sm Yang di atas juga...Semangat mba Yuniii
ReplyLekas sembuh ya mba Yuniiiii
ReplyInsyaAllah selalu semangaat :)
mbak yunii semoga semangat selalu dalam pengobatann :)..semoga lekas sembuh mbak
ReplyTerima kasih ya mba. Amin amin ya Allah
ReplyIya pak. Karena itu saya berusaha maksimal mungkin mengurangi ketergantungan obat yang memang tidak di perlukan lagi.
ReplyTerima kasih semangatnya ya mba
ReplyAmin amin. Terima kasih ya mba
ReplyMba Monalisa.. terima kasih ya semangatnya
ReplyMbk setelah sinar 20 x , bisa berjln lg?
Reply