Mempersiapkan Diri Untuk CT Scan
Kali ini, saya akan bercerita mengenai pengalaman saya menjalani CT Scan pada Hari Senin, 31 Oktober 2016 lalu. Sebenarnya ini bukan CT Scan Pertama yang saya lakukan, tetapi sudah yang ketiga kalinya. Namun ternyata, semua terasa terulang seperti pertama kali. Rasa deg-degannya dan harap -harap cemas hehehhe.
Pemeriksaan CT Scan bagian leher kali ini memang di minta oleh dokter onkologi yang merawat saya. Hal ini di karenakan terdapat benjolan yang muncul kembali di leher. Dokter memang menduga benjolan itu merupakan bagian dari kanker tiroid, walaupun ada tumbuh benjolan baru di bagian kelenjar getah bening. Karena itulah, dokter meminta agar di lakukan CT Scan leher untuk mengetahui lebih jelas benjolan tersebut.
Sebelum di lakukan CT Scan di RS Umum , pihak CT Scan meminta surat rujukan dari dokter onkologi dan hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap. Saya pun di wajibkan puasa dari jam 12 malam sebelumnya.
Saya hanya di perbolehkan untuk meminum air putih saja selama masa puasa. Dan pagi harinya, sekitar jam setengah delapan, ambulan rumah sakit sudah datang menjemput ke rumah saya. Selama masa perjalanannya menuju rumah sakit, saya terus menyakinkan diri dan berdoa bahwa semua akan baik-baik saja.
Sesampainya di rumah sakit, saya langsung di bawa ke ruangan CT Scan untuk menunggu giliran CT Scan. Nah, kebetulan juga, saya memang janjian dengan beberapa teman untuk bertemu di rumah sakit. Mba Rahma dan mas Dedi dari komunitas CISC Borneo yang merupakan support kanker di Kaltim, memang kebetulan sedang berada di rs yang sama untuk kontrol.
Selain itu juga, saya janjian bertemu dengan mba Andriani Septy, teman penulis yang sekarang lagi mengeluarkan novel terbarunya yang berjudul Calista's Conflict. Novel yang berkisah tentang kisah seorang gadis muda altet bulu tangkis yang keren banget. Kapan-kapan akan saya ulas novelnya di blog saya ini ya.
Dan tibalah giliran saya untuk melakukan CT Scan. Saya terus berdoa dan menguatkan diri serta berharap hasilnya baik-baik saja. Sebelum di lakukan CT Scan, petugas CT scan meminta saya melepas barang-barang yang terbuat dari bahan besi atau emas yang ada di tubuh saya. Berhubung ini sudah yang ketiga kalinya saya melakukan CT Scan, jadi semua saya sudah persiapkan dari awal.
Hingga tiba saatnya di lakukan pemindaian CT scan. Saya ditinggalkan sendirian di ruangan tersebut. Alat CT scan mulai berputar dan menimbulkan bunyi yang lumayan terdengar hehehhe.
Di tengah pemindaian, perawat masuk kembali dan menyuntikkan cairan kontras melalui tangan saya.
Penggunaan cairan kontras ini berfungsi untuk memperjelas proses pemindaian CT Scan. Dan syukurlah, proses pemindaian CT scan tidak memakan waktu terlalu lama. Begitu selesai CT Scan, saya bisa menarik nafas lega dan berdoa semoga hasilnya baik-baik saja.
Setelah selesai melalukan CT Scan, kami saling mengobrol bersama. Tentu saja yang di obrolkan seputaran saling support, baik mengenai pengobatan kanker maupun dunia penulisan. Dan pagi itu semakin berwarna, setelah dokter radioterapi saya juga datang bergabung. Beliau juga turut menyupport dan sharing mengenai pengobatan kanker. Tentu saja, tidak lupalah kami semua berfoto bersama.
Apakah CT Scan itu?
Nah, sekarang saya akan sedikit mengulas mengenai CT scan. Mungkin orang yang bertanya mengenai CT Scan.
CT Scan atau bisa di sebut Tomografi terkomputasi (bahasa Inggris:computed tomography, CT), awalnya dikenal sebagai computed axial tomography (CAT), adalah sebuah metode penggambaran medis menggunakan tomografi di mana pemrosesan geometri digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah objek dari satu seri besar gambar sinar-X dua dimensi diambil dalam satu putaran "axis". (Sumber : wikipedia)
Biasanya kegunaan dari CT Scan untuk menganalisis struktur internal tubuh, termasuk mendiagnosis cedera traumatis, seperti bekuan darah atau patah tulang tengkorak, tumor atau infeksi. Hal ini juga dapat membantu memvisualisasikan berbagai organ tubuh lain. Hasil gambar atau foto CT Scan jauh lebih rinci daripada yang terlihat pada hasil rontagen biasa.
Pelaksanaan Melakukan CT Scan
Biasanya sebelum di lakukan CT scan dokter akan memberikan surat rujukan pemeriksaan CT scan ke bagian admin ruangan CT Scan. Dokter juga akan meminta pasien untuk berpuasa minimal 4-6 jam sebelum di lakukan CT Scan. Ada kemungkinan dokter memberikan cairan kontras (seperti yang saya alami) untuk lebih memperjelas identifikasi yang akan di pindai.
Selama di lakukan CT scan, pasien akan di minta melepas semua perhiasan atau benda yang menempel di tubuh. Dan biasanya juga di minta untuk memakai baju khusus yang di sediakan dari pihak rumah sakit .
Tidak perlu kuatir dengan resiko CT Scan, karena biasanya resiko yang ada hanya resiko rendah. Mungkin saja ada beberapa orang yang mengalami alergi terhadap cairan kontras yang di berikan. Namun hal ini sangat jarang terjadi. Bila pun terjadi, bisa segera di konsultasikan ke dokter untuk segera di obati.
Setelah di lakukan proses pemindai CT scan, ada baiknya pasien beristirahat sebentar sebelum melakukan aktifitas lain. Hal ini untuk memastikan kondisi pasien merasa cukup baik setelah di lakukan CT scan. Sebaiknya juga, pasien harus banyak-banyak minum air putih untuk membantu membuang sisa-sisa cairan kontras melalui air seni.
Biaya Melakukan CT Scan
Untuk menjawab pertanyaan mengenai harga CT Scan, semua itu tergantung dari jenis pemeriksaan CT scan yang di lakukan. Dan biasanya juga tiap-tiap rumah sakit mempunyai tarif tersendiri mengenai harga CT Scan.
Tentu saja setiap jenis pemeriksaan CT scan berbeda harganya. Misalnya Harga pemeriksaan CT scan leher dengan harga CT scan Tulang belakang. Demikian juga harga CT scan bila mengunakan cairan kontras ataupun tanpa mengunakan cairan kontras. Jadi ada baiknya, pasien menanyakan lebih dahulu harga pemeriksaan CT scan agar bisa di persiapkan dulu dengan kondisi kantong.
Nah, ada kabar baiknya juga. Pada beberapa rumah sakit tertentu, pemeriksaan CT Scan bisa di lakukan dengan BPJS . Jadi pasien tidak lagi perlu mengeluarkan uang banyak untuk pemeriksaan BPJS. Cukup dengan menggunakan BPJS. Semoga saja, kedepannya fasilitas kesehatan di Indonesia semakin membaik dan bisa mengcover kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Amin
4 komentar
Write komentarMbak yuni... semangat juangmu, usaha yang mbak lakukan sangat menginspirasi bagi pejuang kanker terutama saya sendiri... semoga Allah akan memberikan hasil terbaik... puluk mbak....
ReplyMbak yuni... semangat juangmu, usaha yang mbak lakukan sangat menginspirasi bagi pejuang kanker terutama saya sendiri... semoga Allah akan memberikan hasil terbaik... puluk mbak....
ReplyTerima kasih ya mba Yati sayang..mari kita terus semangat ya
ReplySaya jadi ingat pengalaman saya juga mba.. Sempat tidak nyaman namun semangat karena ingin sembuh. Alhamdulillaaaah dicover BPJS ya mbaaa
Reply