Kiat-kiat dalam Menjalani Kemoterapi Kanker
Dalam beberapa postingan saya
sebelumnya, saya pernah membahas pengalaman menjalani kemotrapi. Seperti yang sudah pernah saya jelaskan juga,
bahwa penyakit kanker yang saya derita yaitu kanker tiroid. Sebenarnya, pengobatan kanker tiroid biasanya
dengan cara operasi dan di lanjutkan dengan ablasi atau radiasi nuklir dengan
menggunakan iodine 131.
Baca : Ketika Harus Kemoterapi
Pengobatan radiasi nuklir iodine
131 ini hanya bisa di laksanakan di beberapa rumah sakit yang memiliki instalasi
kedokteran nuklir, antara lain RS Dharmais, RS Hasan Sadikin, RS MRCCC Siloam,
dan beberapa rumah sakit lainnya. Dan
tentu saja dengan catatan, pasien di utamakan yang bisa mampu atau mandiri secara
fisik. Mengingat pada saat ablasi,
pasien akan di isolasi selama beberapa hari di dalam ruang isolasi khusus.
Di pertengahan tahun 2015,
kondisi saya tidak memungkin untuk berpergian keluar kota untuk melanjutkan
pengobatan radiasi nuklir. Hal ini di sebabkan karena metastase kanker di
tulang belakang yang cukup menganggu mobilitas saya. Sehingga dengan berbagai
pertimbangan, dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan kemoterapi.
Apa sih Kemoterapi
Itu?
Kemoterapi adalah bagian dari
terapi pengobatan yang biasanya di lakukan untuk pasien kanker. Dalam buku saya “Kanker Bukan Akhir Dunia”,
saya menjelaskan mengenai kemoterapi ini. Kemotrapi sendiri di lakukan dengan
cara memasukkan obat-obatan ke dalam tubuh pasien. Tujuan dari kemoterapi ini adalah untuk
menghancurkan atau mem perlambat pertumbuhan
sel-sel kanker. Obat-obatan tersebut biasanya akan di masukkan melalui cairan
infus ataupun ada pula yang di berikan dalam bentuk tablet di minum.
Sebelum menjalani kemoterapi,
biasanya untuk tahap awal, pasien harus menjalani prosedur tertentu. Dokter
yang menangani pasien, biasanya akan menentukan berbagai pemeriksaan yang harus
di jalani pasien. Saya sendiri sebelum
menjalani kemoterapi, harus menjalani pemeriksaan cek EKG Jantung, Rontagen
paru-paru, hingga pemeriksaan hasil laboratorium yang biasanya melihat Darah rutin, lab SPOG
SPGT, lab fungsi ginjal, dan lain-lain.
Karena saya sendiri merupakan pasien Ca. Tiroid, dokter meminta saya
memeriksakan cek laboratorium terkait tiroid, yaitu T3 T4, TSHs, Tiroglublin
dan anti tiroglubin. (Beruntung semuanya
di cover langsung oleh BPJS. Terima
kasih BPJS J )
Yang jelas, ketika akan kemoterapi, harus memastikan tubuh kita benar-benar fit
dan sehat
Setelah melakukan pemeriksaan
yang di butuhkan dalam prosedur kemoterapi, maka dokter akan menentukan obat
kemoterapi yang di berikan serta berapa kali siklus kemoterapi. Masing- masing pasien tentu saja akan berbeda obat dan siklus
kemoterapi yang di berikan oleh dokter. Saya
sendiri waktu itu di berikan obat kemoterapi doxorubicin dengan siklus 6 kali
kemo, di mana di lakukan selama per 3 minggu sekali.
Untuk pelaksanaan kemoterapi
sendiri biasanya di lakukan di ruang kemoterapi khusus di rumah sakit. Saya sendiri
melakukan kemoterapi di ruangan kemoterapi rumah sakit Umum A Wahab Syahranie
Samarinda. Nah, sebelum melakukan kemoterapi, biasanya dari pihak petugas
kemoterapi akan menjelaskan prosedur kemoterapi yang di lakukan. Bahkan mereka juga akan menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan dari efek kemoterapi yang akan di laksanakan pasien.
Tapi jangan kuatir, biasanya kita akan di
berikan berbagai obat yang di butuhkan baik saat kemoterapi maupun obat untuk
di bawa pulang kerumah. Biasanya sih,
obat yang di bawa pulang ke rumah itu berupa obat mual, obat anti muntah, dan
vitamin hehehehe.
Selain itu juga, perlu saya
jelaskan, dalam menjalani kemoterapi memang tidak sama tiap obat yang di
berikan kepada pasien kemo. Demikian juga
dengan waktu rawat inap di ruang kemoterapi rumah sakit. Ada yang cukup satu hari kemoterapi, dan ada
pula yang memerlukan waktu berhari-hari untuk kemoterapi. Ini bisa jadi dilihat
dari sedikit atau banyaknya jenis obat kemoterapi yang di berikan. Hal lain
yang jadi pertimbangan yaitu kondisi pasien saat menjalani kemoterapi tersebut.
Efek Samping Kemoterapi
Sebelum berlanjut mengenai efek
samping kemoterapi, biasanya ada saja yang bertanya pada saya bagaimana sih
suasana kemoterapi itu? Menyakitkan kah? Menakutkan kah? Atau bagaimana.
Dulu, waktu belum pernah tahu
mengenai kemoterapi, saya sendiri sempat was-was dan kuatir dengan pengobatan
kemoterapi. Tapi beruntung saja,
teman-teman survivor kanker banyak yang membagi pengalaman mereka menghadapi
kemoterapi. Tentu saja hal ini sangat
membantu sekali membuka wawasan dan pengetahuan saya mengenai kemoterapi.
Dan benar saja, saat saya
menjalani kemoterapi, semua rasa was-was dan kuatir itu tidak beralasan lagi. Di ruang kemoterapi sebenarnya sama saja
dengan ruangan di rumah sakit lainnya. Hanya
saja di ruangan kemoterapi, memang di khususkan untuk pasien yang menjalankan
kemoterapi hehehe. Suasananya pun tidak seseram dan menakutkan seperti yang di
pikirkan. Biasanya pasien akan di sediakan
ranjang rumah sakit saat menjalani
kemoterapi. Oh ya, bahkan di rumah sakit tertentu, pasien malah di berikan
tempat duduk khusus kemoterapi. Jadi tidak berupa ranjang rumah sakit yang saya
alami. Sepertinya sih memang tergantung
dari rumah sakitnya masing-masing.
Selain itu juga selama
kemoterapi, kita masih bisa melakukan aktifitas lainnya. Misalnya saja main hape (ahahahhaha... ini
saya banget deh), baca buku, nonton tv (kalo di ruangannya tersedia tv ya),
trus bisa juga sambil ngobrol dan gosip sesama pasien (hihihi.. ini juga saya benget). Pokoknya ada banyak hal-hal yang menarik bisa
di lakukan di rumah sakit.
Ini juga salah satu tips saya
untuk teman-teman yang menjalani kemoterapi ya. Pokoknya selama kemoterapi,
usahakan hati tetap tenang dan bahagia.
Itu bermanfaat banget lho untuk menyukseskan proses kemoterapi kita
hihihi.
Nah, sekarang kita bicarakan
mengenai efek kemoterapi ya. Perlu di
ketahui juga, untuk efek kemoterapi masing-masing pasien itu kadang
berbeda-beda lho. Bisa jadi dari
pengaruh obat kemoterapi yang diberikan, atau bisa juga dari kondisi fisik
pasien kemoterapi. Karena itu, seperti
yang saya sampaikan sebelumnya, ada baiknya kita terus menjaga kondisi tubuh
selama menjalani kemoterapi.
Berikut ini, ada berbagai efek
kemoterapi yang mungkin di rasakan.
1. Mual
dan muntah
Biasanya memang
efek kemoterapi yang sering terjadi adalah mual dan muntah. Tapi jangan kuatir ya, karena sebelum dan
sesudah pemberian obat kemoterapi akan di berikan obat mual dan obat anti muntah
untuk mengurangi efek tersebut.
Seandainya saja mual dan muntahnya tetap mengganggu setelah menjalani
kemoterapi, maka tidak ada salahnya langsung di konsultasikan kembali ke dokter
ya.
2.Susah
makan
Kalau susah
makan ini ,biasanya pengaruh karena perut yang tidak nyaman karena perasaan
mual atau pengen muntah, atau bisa jadi karena hilangnya selera makan. Hal ini juga saya alami lho. Saya merasakan sekali bagaimana susahnya
untuk menelan makanan, di sebabkan perut yang tidak berkompromi. Dalam masalah ini, kita jangan menuruti rasa
susah makan ini. Bagaimanapun juga, kita butuh asupan makanan dan gizi dalam
menjalani kemoterapi. Kita bisa menyiasatinya dengan makanan yang lembut
seperti bubur hangat, sup dll. Selain itu juga, jangan di paksa makan langsung
dengan porsi besar sekaligus. Kita bisa saja makan porsi sedikit namun sering.
Bagi pasien ,
sangat dianjurkan untuk makan bergizi dan biasanya di utamakan makanan yang
banyak mengandung protein. Selain itu,
sangat harus di perhatikan kebutuhan cairan bagi pasien, bisa dengan banyak
mengkonsumsi air putih, minum juise buah.
Oh ya, sekarang
sudah ada juga lho susu khusus untuk pasien kanker yang sedang menjalani
terapi. Meminum susu khusus itu sangat
membantu bagi pasien yang menjalani terapi. Sedikit cerita ya, di rs umum
tempat saya menjalani kemoterapi, pihak rumah sakit menyediakan segelas susu
khusus bagi pasien kanker yang sedang menjalani kemo di ruangan kemoterapi. Terima kasih rumah sakit AWS
3. Hasil
Pemeriksaan Darah tidak signifikan
Dalam pengobatan
kemoterapi, memang biasanya berpengaruh pada hasil pemeriksaan darah pasien,
khususnya Hemagloblin (HB) dan Leukosit.
Perlu di ketahui juga, dalam setiap siklus kemoterapi, biasanya kita
akan di evaluasi kembali terutama terkait laboratorium darah rutin terutama HB
dan Leukosit.
Bila HB dan
Leukosit kita tidak sesuai dan di bawah dengan angka rujukan, bisa di pastikan
kita harus menjalani transfusi darah dulu untuk menaikan HB. Atau di bantu dengan suntik khusus untuk
menaikan Leukosit. Ketika angka pemeriksaan
darah yang di butuhkan sudah sesuai rujukan, baru akan dilaksanakan kemoterapi
lanjutan Sebenarnya, sebagai pasien kanker, kita bisa
menyiasati agar kondisi pemeriksaan darah rutin bisa tetap normal. Tentu saja dengan cara menjaga gizi dan
asupan makanan selama menjalani kemoterapi.
4. Gangguan
pencernaan
Salah satu efek
kemoterapi yang mungkin terjadi adalah gangguan percernaan . gangguan pencernaan ini bisa sembelit atau
susah buang air besar, serta diare. Saya
sendiri selama kemoterapi beberapa kali sering mengalami sembelit. Sebenarnya sembelit bisa di atasi dengan cara
lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat dan buah buahan. Untuk kondisi diare, kita bisa menyiasatinya
dengan berusaha menghindari makanan yang memicu untuk diare, misalnya makanan
pedas, asam.
Bila rasa
sembelit ataupun diare sangat mengganggu sekali bagi pasien kemoterapi, maka
ada baiknya segera menghubungi
dokter. Biasanya dokter akan
memberikan obat untuk mengatasi gangguan pencernaan tersebut.
5. Sariawan
Biasanya, efek
kemoterapi terkadang mengundang sariawan.
Cara mengatasinya bisa dengan cara menjaga kebersihan mulut, sikat gigi
teratur, minum air putih yang banyak, berkumur-kumur. Bila memang mengganggu
sekali, bisa di diskusikan dengan dokter yang menangani kita.
6. Rambut
rontok
Rambut rontok
akibat kemoterapi memang sering di alami pasien yang menjalani kemoterapi. Saya
sendiri merasakan bagaimana rambut harus rontok dan akhirnya botak plontos
heheheh. Tapi jangan kuatir, hal itu hanya sementara kok. Nanti rambut kita
akan tumbuh kembali dan mungkin bisa jadi lebat dari sebelumnya. Hal itu berdasarkan pengalaman pribadi saya
sendiri lho.
dan
berbagai efek kemoterapi lainnya. Perlu saya
jelaskan lagi, efek samping yang di timbulkan dari kemoterapi pada setiap
pasien belum tentu sama. Reaksi dan
periode siklus kemoterapi pun berbeda-beda pada tiap pasien. Seandainya dalam
masa pengobatan kemoterapi, ada efek kemoterapi atau hal-hal yang tidak bisa di
atasi, maka ada baiknya segera berkonsultasi dan berdiskusi dengan dokter yang
merawat kita.
Dukungan Orang-orang
terdekat
Saya sengaja menggaris bawahi mengenai dukungan orang-orang
terdekat dalam hal ini keluarga, kerabat dan bisa jadi sahabat dari pasien
kemoterapi. Dukungan ini juga bisa berupa macam-macam bentuknya, bisa berbentuk
dukungan morill maupun dukungan material.
Dukungan dan support
dari orang-orang terdekat sangat di butuhkan bagi pasien. Pasien yang menjalani kemoterapi akan merasa
di dukung dan lebih semangat menjalani pengobatan kemoterapi yang bisa jadi
cukup menyita tenaga dan pikirannya.
8 komentar
Write komentarSemangat selalu ya mbak Yuni. Semoga diangkat penyakitnya oleh Allah swt... :)
Replysaya sepertinya gak bisa komen apa2 nih mba, efek kemonya itu lho... Tetap semangat ya mba Yuni... semoa kembali sehat. Aamiin.
ReplyTerima kasih ya mba Hani untuk doanya
ReplyMakasih ya mba Santi. Pelukkk
ReplySusu nya nutrican bukan mbak?
ReplyAku kemaren hamil minum itu karena tinggi protein
Iya bener itu mba. Susu Nutrican..memang bagus juga bukan hanya pasien kanker. Krn komposisi susunya yang bagus banget
ReplySpeechless saya. ... tetap semangat ya mbak. Semoga lekas diberi kesembuhan😊
ReplySyafakillah mbak..aamiin..mohon info beli susu nutrican di Samarinda di mana yah..
Reply