Resensi Memoar Hartini : Perjuangan Hartini Menghadapi HIV
(resensi ini di muat di Tribun Kaltim)
Penulis : Anang YB
Penerbit : Kompas
Tebal : 186 Halaman
Tahun : 2016
Berbicara mengenai HIV AIDS, kita seperti di hadapkan dengan
pemasalahan yang harus mendapatkan perhatian. Bukan saja mengenai pengetahuan
dan wawasan mengenai apa HIV AIDS itu sendiri, tetapi juga mengenai ODHA atau
Orang Dengan HIV AIDS
Selama ini masih banyak masyarakat berpandangan kalau virus HIV
paling banyak diidap oleh pekerja seks komersial, seks bebas, pecandu narkoba
dan beberapa kelompok yang rentan terkena HIV. Namun faktanya, HIV bisa
pula beresiko diidap oleh ibu rumah tangga.
Memoar Hartini yang ditulis oleh Anang YB ini, membuka mata kita
bahwa virus HIV bisa terjadi pada siapa saja. Seperti Hartini yang selama ini
merupakan sosok ibu rumah tangga yang baik, ternyata harus menerima tertular
virus HIV yang di terima dari suaminya.
Hartini, merupakan ibu rumah tangga yang akhirnya harus menerima
kenyataan virus HIV dalam tubuhnya. Tidak hanya itu, Hartini juga harus
merelakan kehilangan Nandhito, anaknya yang baru ketahuan terkena HIV di akhir
hayatnya. pun sementara waktu harus berpisah jarak dengan putrinya
Iyya, yang tinggal bersama neneknya.
Kisah hidup Hartini ternyata penuh lika liku sebelum menerima vonis HIV. Selain harus mengalami kegagalan dalam rumah tangga, Hartini pernah mengalami percobaan pemerkosaan saat bekerja di luar negeri. Trauma akan pelecehan tersebut, Hartini memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menikah kembali.
Rumah tangga yang di bina bersama suaminya selalu di warnai
dengan kekerasan dalam rumah tangga. Sang suami sering melakukan kekerasan
fisik kepada Hartini dengan alasan cemburu buta. Hartini akhirnya berani mengugat cerai suami,
dan memilih untuk terus berobat agar sembuh demi anaknya. Perjalanan
Hartini untuk pengobatan HIV, membawanya berkenalan dengan sesama ODHA. Ia pun
mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih banyak mengenai HIV AIDS dari dokter
maupun komunitas HIV yang diikutinya.
Hartini memutuskan untuk aktif melakukan pendampingan kepada ODHA dan gencar memberikan edukasi HIV AIDS kepada masyarakat. Walaupun Hartini berjuang melawan penyakit HIV dan kadang harus menghadapi diskriminasi karena HIV, namun ia tidak pernah menyerah.
Profil Hartini bahkan kerap diangkat dalam berbagai media cetak dan televisi, salah satunya sebagai nara sumber di acara Kick Andy. Hartini kembali menemukan kebahagiaannya setelah bertemu dengan Firman, suaminya sekarang. Pernikahan mereka semakin lengkap dengan hadirnya bayi Nacita serta berkumpul kembali bersama Iyya.
Buku memoar Hartini memang layak di untuk di baca. Buku ini bukan hanya bercerita mengenai kisah perjuangan Hartini menghadapi HIV AIDS, tetapi memberikan wawasan dan pegetahuan mengenai HIV AIDS itu sendiri.
14 komentar
Write komentarSalut banget sama perjuangannya, terimakasih atas sharenya Mba :)
Replyterima kasih juga sudah membacanya mba. mba Hartini memang luar biasa
ReplyHartini tertular dari siapa ya virus ini? Aku sampe balik ke atas lagi tulisanmu sapatau kelewat tapi gak nemu... harus baca bukunya kayaknya
Replynyesek banget ya ngebayanginnya... kebayang kalo ini kejadian di aku, ga tau deh mbak bakal sekuat hartini ato ga :(. sedih bgt pasti, ketularan dari suami sendiri pula :(
ReplyDari mantan suaminya sebelumnya mb. Mantan suaminya itu yang juga melakukan kDRT. Hartini sempat beberapa kali menikah, sebelum akhirnya menemukan kembali suami yang baik dan menerima dia apa adanya hingga saat ini.
ReplyHarus baca mba. Buku ini lebih berbeda dan inspiratif. Kita lebih tahu banyak tentang HIV AiDS jadinya
Iya mba. Beliau kuat sekali. Walaupun awalnya sempat syok dan terpukul . Tapi hidup mesti berjalan kan.
ReplyBeliau memutuskan untuk terus berjuang dan turut mengedukasi mengenai HIV AIDS kepada masyarakat
Membaca ulasan singkat tentang mbak Hartini di hari Kartini, saya sungguh terinspirasi dengan semangatnya. di tengah kerasnya hidup, ia tetap memilih untuk tangguh berjalan. semoga mbak Hartini selalu sehat dan hidup dengan dikelilingi orang-orang yang mengasihinya.
Replybeliau wanita yang sangat kuat dan menginspirasi.
ReplyHmm sebenarnya ngeri juga ya kalau terkena HIV tapi apa boleh buat kita harus kuat untuk menghadapinya dan terus berjuang untuk sembuh dari penaykit tersebut.
ReplyBeliau memang perempuan yang sangat tangguh. Doa yang sama dari saya untuk mba Hartini
ReplySetuju. Beliau benar benar menginspirasi
Reply@kang Nurul, memang tidak mudah bila mendapatkan vonis HIV, apalagi seperti yang di alami mba Hartini tertular dari suaminya. Mau tidak mau harus kuat dan berjuang unuk sembuh serta melanjutkan hidup. semoga beliau selalu kuat
ReplyVonis HIV bukan merupakan Kartu mati untuk penderitanya, tetapi pada kenyataannya sangat sulit sekali untuk menerima bahwa di sekitar kita terdapat penderita HIV apalagi kenyataan bahwa suami kita termasuk penderitanya, rasa tidak terima, menyalahkan takdir itu pasti akan di rasakan.... semoga kita bisa semakin tahu apa itu HIV dan dengan hati terbuka untuk menerima mereka seperti manusia lainnya, karena tidak semua penderita HIV adalah orang yang selalu berbuat maksiat.
Reply