14 Pertanyaan Sebaiknya Tidak ditanyakan pada Pasien Kanker
14 Pertanyaan Sebaiknya Tidak ditanyakan pada Pasien Kanker
Bagi sebagian besar masyarakat masih menganggap penyakit kanker menjadi momok penyakit yang menakutkan. Mendengar kata penyakit kanker saja sudah membuat ngeri, apalagi ketika harus menerima vonis penyakit kanker.
Bagi sebagian besar masyarakat masih menganggap penyakit kanker menjadi momok penyakit yang menakutkan. Mendengar kata penyakit kanker saja sudah membuat ngeri, apalagi ketika harus menerima vonis penyakit kanker.
Bagi orang yang tervonis kanker, ada kalanya menghadapi masa masa terpuruk, sedih,down, stres, dan lain sebagainya. Hal itu bisa saja di karenakan ia tidak siap menerima vonis kanker, belum lagi ia harus menjalani berbagai pengobatan yang tidak hanya menguras fisik, energi, waktu dan biaya. Sehingga tidak jarang, seorang pasien kanker menjadi sangat sensitif dan mengalami masalah dengan kondisi fisik dan emosinya.
Menjenguk pasien kanker |
Menghadapi orang yang tervonis kanker memang tidaklah mudah, apalagi orang tersebut merupakan orang yang kita kenal, misalnya keluarga, saudara, atau bahkan teman. Sebisa mungkin kita bisa membantu memberikan dukungan dan semangat, agar mereka bisa kuat menjalani hari hari sebagai pasien kanker.
Namun begitu, tetap kita harus memperhatikan arah pembicaraan yang kita lakukan dengan pasien kanker. Usahakan untuk tidak menambah beban pikirannya atau membuat dirinya menjadi down. Tidak semua pasien kanker bisa menerima pembicaraan yang mengarah ke arah dengan hal tertentu.
Berikut ini adalah 14 Pertanyaan Sebaiknya Tidak ditanyakan pada Pasien Kanker
1. Kenapa bisa sampai terkena kanker?
Tidak ada seorang pun di dunia ini ingin terkena kanker, begitu pula yang di rasakan pasien kanker. Sebagian besar pasien kanker bahkan tidak menyadari dirinya terkena kanker pada awalnya. Hinga tahu-tahu mereka sudah tervonis kanker setelah memeriksakan diri ke dokter. Seandainya pertanyaan seperti itu, tentu saja akan membuat dirinya menjadi down dan bersedih hati.
Tidak ada seorang pun di dunia ini ingin terkena kanker, begitu pula yang di rasakan pasien kanker. Sebagian besar pasien kanker bahkan tidak menyadari dirinya terkena kanker pada awalnya. Hinga tahu-tahu mereka sudah tervonis kanker setelah memeriksakan diri ke dokter. Seandainya pertanyaan seperti itu, tentu saja akan membuat dirinya menjadi down dan bersedih hati.
Apabila ingin bertemu pasien kanker, ada baiknya kita mengetahui informasi terlebih dahulu tentang sakit pasien. Kita bisa saja menanyakan kepada keluarga atau teman yang sudah mengetahuinya. Sehingga saat bertemu dengan pasien tersebut, kita tidak perlu menanyakan hal itu.
2. Bagaimana rasanya sakit kanker?
Pertanyaan ini jelas sangat menohok perasaan pasien kanker. Menerima vonis kanker saja menjadi beban berat bagi pasien kanker, apalagi ketika harus menjalani hari hari sebagai pasien kanker. Bahkan ada beberapa pasien kanker yang tidak ingin di tanyakan mengenai sakit kankernya. Mereka ada yang cenderung menutupi sakitnya atau ingin orang lain tidak mengungkitnya.
Pertanyaan ini jelas sangat menohok perasaan pasien kanker. Menerima vonis kanker saja menjadi beban berat bagi pasien kanker, apalagi ketika harus menjalani hari hari sebagai pasien kanker. Bahkan ada beberapa pasien kanker yang tidak ingin di tanyakan mengenai sakit kankernya. Mereka ada yang cenderung menutupi sakitnya atau ingin orang lain tidak mengungkitnya.
Alihkan pertanyaan ini dengan lebih mengajaknya berbicara topik lain. Berbicara mengenai apa yang dirasakan pasien kanker, bisa jadi malah akan membebaninya.
3. Mengapa bisa terlambat terdeteksi kanker?
Tidak semua penyakit kanker bisa terdeteksi secara cepat. Hal ini bisa jadi karena memang tidak semua kanker bisa terdeksi dengan cepat, gejala kanker yang di deritanya tidak pernah di perhatikannya. Bisa jadi karena kurangnya pengetahuan mengenai masalah kanker itu sendiri, atau alasan lain, karena kurang biaya untuk memeriksakan diri ke dokter.
Beberapa pasien kanker menjadi sangat sedih ataupun menyesal karena merasa telat mendeteksi kanker pada tubuhnya. Usahakan jangan menambah beban mereka dengan pertanyaan tersebut.
Tidak semua penyakit kanker bisa terdeteksi secara cepat. Hal ini bisa jadi karena memang tidak semua kanker bisa terdeksi dengan cepat, gejala kanker yang di deritanya tidak pernah di perhatikannya. Bisa jadi karena kurangnya pengetahuan mengenai masalah kanker itu sendiri, atau alasan lain, karena kurang biaya untuk memeriksakan diri ke dokter.
Beberapa pasien kanker menjadi sangat sedih ataupun menyesal karena merasa telat mendeteksi kanker pada tubuhnya. Usahakan jangan menambah beban mereka dengan pertanyaan tersebut.
4. Intropeksi diri, mungkin sakit ini bisa karena dosa-dosa terdahulu.
Berbicara masalah dosa-dosa merupakan hal yang sangat sensitif, karena itu adalah urusan manusia dengan Tuhan. Sehingga tidak semua pasien kanker mau membicarakan. Apalagi anggapan kanker terkait dengan dosa-dosa seseorang, sangatlah tidak bijak untuk mengatakannya. Seandainya kita membicarakannya, bisa saja pasien menjadi salah terima dan menjadi tambah down karena menganggap dirinya seperti anggapan itu sehingga sakit.
Berbicara masalah dosa-dosa merupakan hal yang sangat sensitif, karena itu adalah urusan manusia dengan Tuhan. Sehingga tidak semua pasien kanker mau membicarakan. Apalagi anggapan kanker terkait dengan dosa-dosa seseorang, sangatlah tidak bijak untuk mengatakannya. Seandainya kita membicarakannya, bisa saja pasien menjadi salah terima dan menjadi tambah down karena menganggap dirinya seperti anggapan itu sehingga sakit.
5. Sudah coba pakai produk ini? Atau sudah coba ke tempat pengobatan itu?
Setiap pasien kanker pasti ingin sembuh atau setidaknya kondisinya semakin membaik. Sah sah saja menyarankan produk atau tempat pengobatan yang menurut kita bagus. Tetapi perlu di lihat bagaimana reputasi dari produk atau pengobatan itu, apakah memang bagus atau tidak. Selain itu kita tidak bisa memaksa pasien mengikuti saran kita. Tidak semua pasien terbuka menerima saran orang lain. Atau bisa jadi mereka sudah memantapkan pilihan untuk pengobatannya sendiri.
Setiap pasien kanker pasti ingin sembuh atau setidaknya kondisinya semakin membaik. Sah sah saja menyarankan produk atau tempat pengobatan yang menurut kita bagus. Tetapi perlu di lihat bagaimana reputasi dari produk atau pengobatan itu, apakah memang bagus atau tidak. Selain itu kita tidak bisa memaksa pasien mengikuti saran kita. Tidak semua pasien terbuka menerima saran orang lain. Atau bisa jadi mereka sudah memantapkan pilihan untuk pengobatannya sendiri.
6. Kamu kurang ikhtiar mungkin, jadi kondisimu tidak membaik.
Ada baiknya tidak mengatakan hal tersebut kepada pasien kanker. Bisa jadi selama ini ia sudah menjalani berbagai pengobatan yang sesuai dengan pilihannya. Dengan mengatakan ia kurang ikhtiar, seakan akan kita tidak menghargai apa yang telah ia lakukan selama berobat.
Ada baiknya tidak mengatakan hal tersebut kepada pasien kanker. Bisa jadi selama ini ia sudah menjalani berbagai pengobatan yang sesuai dengan pilihannya. Dengan mengatakan ia kurang ikhtiar, seakan akan kita tidak menghargai apa yang telah ia lakukan selama berobat.
7. Kalau keseringan berobat, apa kantormu tidak masalah?
Masalah sakit saja sudah menjadi beban tersendiri bagi pasien kanker, apalagi bila di tanya mengenai pekerjaannya. Banyak pasien kanker harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi hidupnya termasuk untuk biaya berobatnya. Mereka berusaha tetap profesional dalam pekerjaan walaupun harus menjalani pengobatan. Usahakan tidak menanyakan masalah ini padanya.
Masalah sakit saja sudah menjadi beban tersendiri bagi pasien kanker, apalagi bila di tanya mengenai pekerjaannya. Banyak pasien kanker harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi hidupnya termasuk untuk biaya berobatnya. Mereka berusaha tetap profesional dalam pekerjaan walaupun harus menjalani pengobatan. Usahakan tidak menanyakan masalah ini padanya.
8. Kenapa tidak coba berobat di luar negeri?
Tidak bisa di pungkiri, fasilitas pengobatan di luar negeri memang sudah terkenal lengkap dan bagus. Namun untuk berobat di luar negeri, membutuhkan biaya tidak sedikit, belum lagi dengan butuh waktu untuk berobat disana. Sangatlah tidak etis mengatakan hal ini kepada pasien kanker, khususnya bagi pasien kanker yang terbatas biaya untuk keluar negeri.
Tidak bisa di pungkiri, fasilitas pengobatan di luar negeri memang sudah terkenal lengkap dan bagus. Namun untuk berobat di luar negeri, membutuhkan biaya tidak sedikit, belum lagi dengan butuh waktu untuk berobat disana. Sangatlah tidak etis mengatakan hal ini kepada pasien kanker, khususnya bagi pasien kanker yang terbatas biaya untuk keluar negeri.
9. Sudah bolak balik berobat, kenapa belum sembuh?
Pengobatan kanker biasanya membutuhkan waktu dan penanganan lebih lama. Kalaupun sudah dinyatakan kondisi stabil, tetap saja harus kontrol kesehatan dan berobat. Jadi sebaiknya tidak menanyakan masalah ini kepada pasien kanker.
Pengobatan kanker biasanya membutuhkan waktu dan penanganan lebih lama. Kalaupun sudah dinyatakan kondisi stabil, tetap saja harus kontrol kesehatan dan berobat. Jadi sebaiknya tidak menanyakan masalah ini kepada pasien kanker.
10. Kok kamu ngga seperti sakit kanker sih?
Ada banyak pasien kanker yang berusaha bersikap seperti orang tidak sakit. Hal ini bisa di sebabkan berbagai alasan, antara lain ia berusaha tetap optimis dan semangat, sehingga tidak tampak seperti orang sakit. Alasan lain bisa jadi ia tidak ingin orang lain tahu mengenai sakitnya karena hal itu termasuk privacy.
Ada banyak pasien kanker yang berusaha bersikap seperti orang tidak sakit. Hal ini bisa di sebabkan berbagai alasan, antara lain ia berusaha tetap optimis dan semangat, sehingga tidak tampak seperti orang sakit. Alasan lain bisa jadi ia tidak ingin orang lain tahu mengenai sakitnya karena hal itu termasuk privacy.
11. Semangat dong, jangan lemes dan diam begitu.
Hampir sebagian pasien kanker mengalami saat saat kondisi fisik yang tidak stabil karena sakit kanker yang di deritanya. Dan hal itu bukan hal yang di sengaja ataupun di buat- buat, tetapi memang kondisinya demikian. Bahkan ada pula yang memang membutuhkan waktu atau tempat privacy untuk sementara waktu, sehingga ia memilih banyak berdiam diri. Tidak ada salahnya kita hargai hal tersebut.
Hampir sebagian pasien kanker mengalami saat saat kondisi fisik yang tidak stabil karena sakit kanker yang di deritanya. Dan hal itu bukan hal yang di sengaja ataupun di buat- buat, tetapi memang kondisinya demikian. Bahkan ada pula yang memang membutuhkan waktu atau tempat privacy untuk sementara waktu, sehingga ia memilih banyak berdiam diri. Tidak ada salahnya kita hargai hal tersebut.
12. Kemarin aku dapat kabar kalau teman yang kena kanker meninggal
Ada baiknya tidak mengabarkan berita kurang baik secara langsung kepada pasien kanker. Berita tidak baik ini bisa saja mengakibatkan pasien menjadi lebih down dan semangatnya menurun. Apabila ada kabar yang tidak menyenangkan, sebaiknya melihat kondisi dan keadaan pasien untuk memberitahukannya.
Ada baiknya tidak mengabarkan berita kurang baik secara langsung kepada pasien kanker. Berita tidak baik ini bisa saja mengakibatkan pasien menjadi lebih down dan semangatnya menurun. Apabila ada kabar yang tidak menyenangkan, sebaiknya melihat kondisi dan keadaan pasien untuk memberitahukannya.
13. Aku boleh curhat masalah pribadi nggak?
Sebisa mungkin tidak perlu membebani pasien kanker dengan masalah pribadi kita. Mereka sudah cukup banyak pikiran masalah sakit kanker dan pengobatan mereka sendiri.
Sebisa mungkin tidak perlu membebani pasien kanker dengan masalah pribadi kita. Mereka sudah cukup banyak pikiran masalah sakit kanker dan pengobatan mereka sendiri.
14. Apa sih rasanya di kemotrapi atau di radiasi itu?
Kemotrapi atau radiasi merupakan bagian dari pengobatan kanker. Rasanya tidak perlu di jelaskan bagaimana rasa dan efek dari kemotrapi atau radiasi, khususnya saat pasien kanker sedang menjalaninya. Ada baiknya memberi kesempatan pasien kanker menjalani kemotrapi maupun radiasi terlebih dahulu, sebelum menanyakan perasaan mereka.
Kemotrapi atau radiasi merupakan bagian dari pengobatan kanker. Rasanya tidak perlu di jelaskan bagaimana rasa dan efek dari kemotrapi atau radiasi, khususnya saat pasien kanker sedang menjalaninya. Ada baiknya memberi kesempatan pasien kanker menjalani kemotrapi maupun radiasi terlebih dahulu, sebelum menanyakan perasaan mereka.
.
31 komentar
Write komentarSaya sdh pernah ditanyain yg nomor 4 mbak, rasanya Gimana Gitu....
ReplyJadi ingat, sekitar dua tahun lalu, pas mendengar kabar klo tante saya divonis kanker saya nangis. :)
ReplyUntungnya saya tidak banyak ditanya yang seperti itu mba.. Kadang memang kita perlu waktu untuk tenang ya. Tapi akhir-akhir ini banyak teman yang kontak saya dan tanya banyak hal termasuk beberapa pertanyaan di atas :).. Saya positive thinking saja dan jawab sebisa mungkin :). TFS mbaaaa... Semangaaat
Replyartikel yang bermanfaat mbak, terima kasih sudah mau berbagi
ReplyWaduhhh..pertanyaannya gt amat..
ReplyDrpda nanyak begitu2..mending doain yg sakit biar segera pulih kembali...
Iya mba.. Pertanyaan nomor 4 itu sangat sensitif sekali, saya juga pernah ditanya begitu saat awal tervonis kanker.sempat down dan sedih.
ReplyTapi seiring waktu, kalo ada yang bilang begitu, saya sudah lebih tenang menjawabnya. Saya bilang terima kasih mengingatkan, mohon doanya untuk kesembuhan saya :)
Salam kenal..
Replymendengar vonis kanker itu juga bikin sedih keluarga atau teman si pasien. Soalnya dulu saya juga gitu kok , keluarga dan teman sedih semua.
Namun syukurlah, mereka tetap mendukung dan menyemangati :)
Saya yakin mba pasti sudah lebih kuat dan tenang menghadapi pertanyaan2 seperti diatas. Seiring berjalannya waktu dan proses penerimaan itulah yang membuat kita lebih kuat ya mba..
Replypelukkk
Sama sama. Terima kasih juga sudah mampir membacanya :)
ReplySepakat mba.. lebih baik di doakan biar kuat dan pulih lagi :)
ReplyHanya kadang ada saja yang bertanya karena tidak mengerti hal itu bisa membuat sedih atau down. Mudah mudahan artikel ini bisa sedikit memberikan pemahaman juga
Saya ingat-ingat artikel ini, Mak. Ini penting. Terima kasih :)
ReplyNice sharing mba Yayuk. Akan saya jadikan referensi 14 pertanyaan tabu tersebut dlm otak saya. Sukses terus untuk Yayuk!!!
Replytulisan yang bagus..terima kasih udah berbagi..peluk sayang
ReplyTerima kasih sudah berbagi mbak... Nomor 1 sampai 5 kayaknya paling sering ditanyakan orang ya?
ReplySemangat mbak Yuni. Peluuuk
Terima kasih juga mba Ria Rochma
ReplyTerima kasih ya mas Luqman. Sukses selalu
ReplyTerima kasih juga ya mba untuk dukungan supportmu. Pelukkk
ReplyTerima kasih juga mba. Iya sering banget ditanyakan. Tinggal kita aja gimana caranya menjawab biar ngga jadi beban pikiran juga .
ReplyPelukkk
Trims sharingnya Mbak Yuni (jadi tahu panggilannya deh). Nama kita kan mirip. Semangat selalu yaa...
ReplyTrims sharingnya Mbak Yuni (jadi tahu panggilannya deh). Nama kita kan mirip. Semangat selalu yaa...
ReplyTetap semangaaaaat ya mbaak .....
ReplyPertanyaan no 4, enggak banget. Sama dg curhat temen yg punya abk. Katanya suruh tobat mungkin anaknya berkebutuhan khusus gara2 dosa ortunya. Aduhhhh... enggak banget orang yg bertanya atao komen seperti itu.
Replywalaupun sdh menyaring kalimat2 yg sekiranya gk banget dtanyakan ternyata baru tau klo no 14 termasuk salah satunya. duh...
Replybuat yayuk ttp semangat n ttp menginspirasi byk orang ya bu
sy pernah ditanya no 1. sy jawab aja : gak tau. krn sy g tau kenapa sy kena tumor. Semangat terus mbak........
ReplymBak, boleh gak sy tambahin 3 jd 17? Ada famili yang kena kanker gak? Sudah stadium berapa? Dulu perokok ya? (khusus bwt penderita kanker paru)
ReplyTerima kasih ya mba Yuni. Nama kita sama ya hehe
ReplyMakasih ya mba sayang
ReplyIya mba. Pertanyaan itu paling sering di lontarkan..kalo yang sudah kuat mentalnya sih ngga masalah nerimanya. Tapi kalo yg baru ke vonis kanker, itu bikin sedih banget dengarnya ya mba
ReplyMakasih ya untuk semangatnya
ReplyIya mba. Pertanyaan no 1 itu bikin bingung jawabnya. Hehehe. Semangat semangat
ReplyWah boleh banget tambahannya. Saya juga sering tuh ditanyain tentang sudah stadium berapa? Hihihi. Kalo lagi mood baik, saya biasanya jawab stadium lanjut. Tapi kalo lagi mood ngga enak, biasanya saya bilang sudah lupa stadium berapa hehehe
Reply