ANUGERAH SENI DAN SASTRA KALTIM :
Apresiasi Positif Terhadap Sastra Kaltim
Oleh : Tri Wahyuni Rahmat
(penulis
Koordinator komunitas IIDN Bontang,
tergabung
di STUDIO KATA)
Ada berita yang menarik saat saya
membaca harian Tribun Kaltim beberapa hari yang lalu. Yaitu berita
mengenai Pemerintah provinsi Kalimantan Timur memberikan
Penghargaan Anugerah Seni dan Sastra kepada tokoh sastrawan Kaltim yang
namanya sudah di kenal nasional yaitu Korrie Layun Rampan.
Penghargaan tersebut di berikan kepada Korrie
Layun Rampan sebagai bentuk penghargaan terhadap beliau sebagai tokoh seni dan
budaya, karena eksitensinya memajukan
dan mengembangkan sastra Kaltim. Beliau adalah salah satu putra daerah
yang berjasa dalam memajukan sastra Kalimantan Timur.
Berbicara mengenai sastra Kalimantan
Timur, kita seperti dihadapkan dalam sebuah sejarah panjang dan menarik. Beberapa
sastrawan senior Kaltim terdahulu berupaya dengan gigih memperjuangkan karya
sastra Kaltim agar bisa di kenal di masyarakat.
Seiring perjalanan waktu, geliat sastra di Kaltim mulai menunjukkan arah
positif. Salah satunya di awal tahun 2000, Korrie Layun Rampan beserta teman-teman
sastrawan Kaltim berupaya untuk menunjukkan karya di dunia sastra. Upaya tersebut dilakukan dengan
melakukan berbagai kegiatan sastra, yaitu diskusi, seminar, peluncuran buku dan
penerbitan buku. Dan menariknya,
kegiatan tersebut tidak hanya berlangsung di Samarinda, tetapi juga di beberapa
daerah di Kaltim, misalnya di Balikpapan dan Bontang.
Sehingga muncul beberapa buku
berisi karya dari sastrawan muda Kaltim yang di editori oleh Korrie Layun
Rampan. Buku-buku tersebut antara lain Bingkisan
Petir, Samarinda Kota Tercinta, Balikpapan Kota Tercinta, Kalimantan Timur
dalam Sastra Indonesia, Kalimantan dalam Prosa Indonesia dan Kalimantan dalam
Puisi Indonesia, Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia. Dari buku-buku
itu pula bisa ditemukan nama-nama sastrawan muda Kaltim dengan karya
mereka, antara lain Herman Salam, Atik Sulistyowati, Amien Wangsitalaja,
Shantined, Atik Sri Rahayu, Sari Azis, Sunaryo Broto, Unis Sagena, Arief Er
Rahman, Maya Wulan, Fitriani Um Salva, dll.
Salah satu kegiatan sastra di
adakan adalah Dialog Sastra Borneo XI tahun 2011 di Samarinda. Pertemuan yang
diadakan dua tahun sekali menghadirkan 3 negara serumpun dalam satu pulau
Borneo yaitu Indonesia (Kaltim, Kalteng, Kalbar, Kalsel), Malaysia Timur, dan
Brunei Darussalam. Perkembangan positif sastra Kaltim tentunya disambut
antusias tidak hanya oleh masyarakat Kaltim, tetapi oleh masyarakat
Indonesia.
Perkembangan sastra di Kaltim pun tidak
lepas dari pertumbuhan komunitas sastra di beberapa daerah. Antara lain Jaring
Penulis Kaltim (JPK), Studio Kata. Demikian pula peran serta media cetak
sangat menunjang dalam perkembangan sastra di Kaltim. Salah satunya media
Tribun Kaltim yang turut membantu mempublikasikan perkembangan sastra
Kaltim.
Penghargaan Seni dan sastra Kaltim yang
diberikan pemerintah Provinsi Kaltim bisa disebut sebagai wujud apresiasi
positif pemerintah kepada perkembangan sastra Kaltim saat ini. Dengan begitu
akan memacu gairah para sastrawan untuk terus berkarya dan menunjukkan karya
terbaik dalam sastra Kaltim. Perkembangan
sastra Kaltim menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kaltim. Semakin
berkembangnya sastra di Kaltim berarti bertambah pula masyarakat
yang peduli dengan dunia sastra.
Hal itu terkait pula dengan kebiasaan
masyarakat Kaltim untuk menulis dan membaca buku, baik karya sastra ataupun
lainnya. Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang positif. Karena apabila suatu
bangsa peduli dengan menulis dan membaca, maka bisa dipastikan bangsa
tersebut akan menjadi bangsa yang besar. Menulis dan membaca buku adalah satu cara
untuk menambah serta menebarkan ilmu pengetahuan. Bahkan segala hal positif
bisa di dapatkan dari menulis dan membaca buku.
Selamat kepada Korrie Layun Rampan atas
penghargaan Anugerah Seni dan Sastra Kaltim. Semoga hal ini bisa memotivasi
bermunculnya para sastrawan muda Kaltim dengan karya-karya terbaik mereka.
Teruslah berjaya sastra Kaltim….
*) Di muat di harian Tribun Kaltim, Selasa 24 Januari 2012