Pengalaman Hidup yang Diangkat Menjadi Buku - Proses Kreatif Buku Kanker Bukan Akhir Dunia

2:49 AM 2 Comments A+ a-




Saat ini saya akan bercerita mengenai proses kreatif hingga buku ini bisa terbit. Jujur, memang saya suka sekali menulis. Ada waktu di mana saya gunakan untuk menulis. Ya, sebagai seorang Survivor Kanker, saya harus menjaga hati dan pikiran saya agar tidak larut dalam stress, tertekan dan depresi. 


Sangat riskan bagi seorang penderita kanker bila menghadapi rasa negative dalam dirinya. Eh, saya kira ini berlaku untuk siapa saja Dengan menulis, saya bisa menumpahkan berbagai emosi, perassaan dan pikiran dengan lebih baik. 

Tentu saja, saya mengunakan cara khusus, yaitu mengubah perasaan negative itu dengan menuangkan ke dalam tulisan dalam bahasa positif. Misalnya begini, dalam kondisi sakit nyeri yang tidak tertahankan, saya tidak mungkin menulis : Aduh, kenapa sih penyakit ini menyiksaku. Hik hik hik.. hehehhehe (kalau saya menuliskan seperti itu, maka yang ada, hati saya semakin down, stress dan sedih. Bahkan tubuh saya semakin lemah karenanya) 


Saya akan memilih menuangkannya lebih positif : Mungkin Allah memberikan rasa sakit ini agar saya mau terus mengingatNya. Saya harus banyak bersyukur. (biasanya, saya merasakan hati saya lebih tenang, lega dan berusaha lebih baik mengatasi rasa sakit tersebut). Heheheh.. ternyata menulis itu banyak sekali manfaatnya ya… 


 Oh ya, kembali ke tema awal, mengenai pengalaman hidup bisa di jadikan buku. Ya, walaupun saya suka menulis, ternyata saya benar-benar harus berfikir berulang kali untuk menulis buku. Saya lebih biasa menulis blog, status fb (hihihi), trus kalau pun di muat di berbagai buku antologi atau media cetak, biasanya maksimal 8 halaman. 


 Kalau buku? Berarti saya harus menulis minimal 100 halaman. Bahkan ada peerbit tertentu harus minimal 120 halaman. Jadi bingung? Apa coba yang harus saya tulis kalau jumlah nya sampai 120 halaman. Heheheh… Nah, akhirnya pada suatu waktu, muncullah sebuah ide untuk membuat buku tentang kanker. 


Ide ini bukan tidak beralasan, karena saya seorang survivor kanker dan selama 24 jam sehari berhadapan dengan kanker, tentu banya k cerita yang saya bisa tuliskan . termasuk berbagai informasi dan pengetahuan yang pernah saya ketahui mengenai kanker. Walaupun saat menulis buku ini saya butuh perjuangan karena harus melawan rasa sakit. Namun keinginan untuk membuat sebuah buku yang bermanfaat bagi orang lain, benar-benar menguatkan saya untuk menuliskannya. 


Saya berharap, dengan hadirnya buku ini, akan banyak masyarakat lebih sadar untuk lebih care pada kesehatan khususnya kanker. Buku ini pun akhirnya bisa saya tulis sampai selesai. Ternyata menulis buku berdasarkan PENGALAMAN PRIBADI akan lebih mudah lho.. ini bisa di jadikan tips yang baik bagi penulis buku pemula seperti saya

2 komentar

Write komentar
Anonymous
AUTHOR
4:55 AM delete

Mbak saya pengen banged beli buku ini buat kakak perempuan saya yg lg down akibat metastase kanker payudara ke tulang. Kakak saya sangat pesimis dan sering bilang pengen mati aja daripada merasakan sakit seperi ini.
Septi

Reply
avatar
3:26 PM delete

Sabar ya mba.. mba harus bisa menguatkan kakak mba. Saya sendiri termasuk survivor yg sudah metase ke tulang belakang. Rasanya sakit banget. Tapi lambat laun saya bisa menerimanya. Insha Allah dengan terus ikhtiar Dan berdoa, rasa sakit akan berkurang.

Saya juga kenal baik dengan beberapa survivor yang sudah metase. Alhamdulillah, mereka tetap survive. Saran say a, tetap kuatkan kakak perempuan mba ya. Kalau bisa, mba cari informasi seputar komunitas kanker. Disana biasanya akan sailing support dan dukung sesama survivor. Saya pernah bahasi ten tang komunitas kanker ini di blog saya.

Buku ini baru terbit tgl 3 Nov. Itu kemungkinan masih di gramedia . Kalau mau bisa pesan sama saya atau via gramedia online.

Reply
avatar