Ketika Aku Memutuskan Berdamai Dengan Kanker
"Kanker Bisa Mengusik Fisikku,
Tetapi Tidak Akan Bisa Mengusik Impian dan Harapanku..."
Sampai hari ini, aku terus bersyukur karena Allah masih memberikanku nafas dan kesempatan untuk hidup. Sungguh sebuah anugrah dan kebahagiaan yang tak terkira. Sudah hampir 4 tahun ini aku menjadi penyandang kanker.
Apabila mengingat kembali menerima vonis kanker, aku seperti kembali sebuah kejadian yang tidak mungkin terlupakan dalam hidupku. Saat itu, di pertengahan bulan Januari 2013, dokter memberitahu vonis kanker tiroid stadium 4, dimana kanker tersebut telah menyebar ke tulang belakangku.
Tentu saja hal itu membuatku terpuruk dan syok. Aku merasa sedih dan menyesal karena kerap menyepelekan kondisi kesehatan yang sering menurun. Padahal hal tersebut, sudah mengisyaratkan tubuhku tidaklah beres. Aku bahkan berandai-andai, bila waktu kembali, aku mungkin bisa mengubah keadaan dan vonis kanker tersebut.
Tetapi akhirnya aku sadar, semua yang kualami adalah merupakan ketentuan Allah. Aku menyakinkan diri, pasti ada hikmah di balik semua ujian yang di berikan Allah. Dan Allah pasti memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba Nya.
Kehadiran kanker dalam hidup ini, kuanggap sebagai intropeksi diri untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, aku bisa mengisi hidup dengan melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Ya, aku menganggap hadirnya kanker ini sebagai kesempatan hidup kedua bagiku untuk menjadi lebih berarti dan bermanfaat.
Aku ingat sekali bagaimana menghadapi berbagai kurikulum kanker. Aku tahu, jalan pengobatan yang kulalui tidaklah mudah dan bahkan berliku. Kanker yang telah menyebar ke tulang belakang dan ternyata juga ke paru-paruku, membuatku harus merasakan rasa sakit, nyeri, sesak nafas yang silih berganti. Kanker itu benar-benar datang berusaha mengusik tubuh ringkihku.
|
Saat awal-awal menjalani pengobatan kanker |
Tetapi syukurlah, Allah masih memberikan kekuatan dan semangat bagiku. Aku pun meneguhkan hati untuk menjalani serangkaian treatment pengobatan kanker tiroid. Dari operasi tiroid di leher yang di lakukan hingga berulang 5 kali, dan dilanjutkan harus menjalani radiasi nuklir, kemoterapi dan radiasi sinar.
Aku masih ingat pengalaman ketika menjalani ablasi radiasi nuklir setelah operasi tiroid. Aku di haruskan meminum cairan nuklir iodine 131 yang berfungsi untuk memerangi sel-sel kanker dalam tubuh. Setelah itu, aku harus menjalani isolasi beberapa hari dalam ruangan khusus. Dimana hanya bertemankan sesama pasien ablasi.
Aku pun harus merasakan efek pengobatan radiasi yang cukup menguras fisikku. Rasa mual dan mau muntah, serta tubuh yang tidak nyaman. Namun, aku berusaha untuk tetap bisa bertahan dan kuat dalam menjalani pengobatan. Terbayang di benakku, wajah anak-anak yang selalu menyayangiku. Aku harus kuat demi mereka.
Dan aku pun berhasil menjalani treatment pengobatan radiasi tersebut selama 3 kali. Sungguh sebuah kebahagiaan yang luar biasa saat itu. Apa lagi, kondisi tubuhku menjadi lebih stabil dan jauh lebih sehat dari sebelum menjalani treatment pengobatan.
Aku semakin giat melakukan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat. Aku merasa, Allah memberikan kesempatan padaku agar aku bisa berbagi manfaat dan inspirasi bagi orang lain. Aku pun sering sekali memberikan dukungan semangat dan memotivasi kepada teman sesama penyandang kanker.
|
Salah satu edukasi kanker yang kulakukan
Lewat siaran radio |
Aku juga terus melakukan edukasi kanker melalui tulisan-tulisan di blog maupun media serta buku. Aku belajar banyak dari pengalamanku yang telat mendeteksi kanker. Karena itu, aku ingin terus berbagi pengetahuan, informasi dan pengalamanku menghadapi kanker. Aku sungguh berharap, agar jangan ada lagi orang terlambat deteksi kanker seperti yang kualami dulu.
Kankerku Kembali Bermetatasis
Pertengahan tahun 2015, aku kembali di hadapkan dalam sebuah situasi yang tidak kuduga. Ya, kankerku kembali bermetastasi ke tulang belakang. Kali ini bahkan membuatku nyaris lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Saat itu aku sempat bersedih dan merenung. Kenapa kanker itu kembali hadir dan membuatku tidak bisa beraktifitas banyak dari atas tempat tidur? Aku seperti di kembalikan dalam kilas balik hidupku. Dan akhirnya aku menemukan jawabannya.
Ya, aku harus kembali mengatasi mind yaitu pola pikirku. Aku tidak boleh larut dalam kesedihan, karena hal itu akan membuat tubuhku semakin lemah dan drop. Aku mencoba menelaah semua yang terjadi. Aku kembali menyakinkan diri, apapun kondisi fisikku saat ini, tidak akan membuatku terpuruk lebih lama.
Aku memutuskan berdamai dengan kanker dalam tubuhku. Aku berusaha menerima kehadiran kanker menjadi bagian hidupku. Hal itu membuat hatiku menjadi lebih ringan dan aku lebih siap melanjutkan berbagai kurikulum kanker . Aku melanjutkan pengobatan kemoterapi sebanyak 6 x yang membuat kepalaku botak plontos, serta berbagai efek mual dan muntah yang kurasakan.
|
Efek kemoterapi yang membuat kepalaku botak |
Kemudian di lanjutkan dengan radiasi sinar sebanyak 20 x di daerah tulang belakangku.
Aku harus membenahi kembali soul atau jiwaku. Aku akui, bisa jadi kenapa kankerku kembali bermetastasis, salah satunya karena faktor jiwa khususnya manajemen stressku yang masih tidak baik.
Aku menjadi sadar, kekuatan terbesar dalam menghadapi kanker, bukan hanya berdasarkan treatment pengobatan yang di jalani atau sekedar menjaga pola makan saja. Tetapi terletak dari bagaimana ketenangan jiwa serta menjaga diri agar bebas dari stress.
Dari sinilah, aku berusaha kembali meluruskan niat dalam hidupku. Aku berusaha memperbaiki ibadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Aku berusaha berdamai dengan masa lalu dan memaafkan berbagai hal yang pernah membebani pikiranku. Batinku menegaskan, bagaimana kondisiku, aku harus tetap bisa terus damai dan bahagia.
Aku kembali belajar makna bersyukur dan iklas. Memulai dengan mensyukuri hal-hal kecil dan dan sederhana dalam hidupku yang dulu jarang kupikirkan. Mensyukuri masih bisa bangun pagi, memiliki anak-anak yang baik, suami dan orang tua yang perhatian, teman-teman yang peduli padaku.
Serta banyak hal lain yang patut kusyukuri dan sekarang bisa aku lihat sesungguhnya.
|
Anak-anak kekuatan dan kebahagiaanku |
Sungguh tidaklah mudah, dan aku masih terus belajar dan belajar dalam menjalaninya. Dalam kondisiku sekarang, aku pun lebih sadar, bahwa hanya Allah satu--satunya tempat bergantung. Dan aku sebagai hambaNya, harus bisa menjalani hidup ini sesuai koridor yang Allah tentukan.
Hingga saat ini, aku masih terus berusaha memberikan semangat dan motivasi kepada teman-teman penyandang kanker yang masih terus berjuang. Aku juga berusaha untuk terus menyebarkan edukasi dan pengetahuan mengenai Kanker kepada masyarakat. Aku sadar, mungkin apa yang kulakukan , tidaklah banyak dan bisa jadi tidak maksimal. Tetapi aku selalu berdoa kepada Allah, agar semua ini bisa bermanfaat bagi diriku dan orang lain. Amin...
Hikmah di Balik Kanker
Aku tahu semua kurikulum kanker itu kadang begitu melelahkan, bahkan menguras fisik, tenaga, biaya dan terkadang menguras air mataku. Namun aku juga tidak bisa menapik, bahwa banyak hikmah yang kudapatkan setelah menjadi penyandang kanker.
Aku semakin sadar, begitu banyak support dan dukungan yang berikan keluarga dan teman-teman kepadaku. Sungguh, aku bersyukur, ternyata melalui vonis kanker ini, Allah membukakan mataku dengan begitu banyak cinta dan support dari orang lain.
Aku tahu, hingga saat ini aku masih terus menjalani treatment kanker. Namun, aku merasakan banyak perubahan positif dalam diriku. Setidaknya aku berhasil untuk terus bersemangat dan memberikan aura positif untuk diriku dan orang lain.
Keterbatasan fisik yang kualami, tidak menghalangiku untuk terus berbagi dan memotivasi orang lain. Semua itu juga bersumber dari anugrah Allah Swt, serta dukungan dari orang-orang yang peduli padaku. Termasuk juga dengan komitmenku sendiri untuk terus memanfaatkan sisa-sisa waktu hidupku untuk kegiatan yang berarti dan bermakna.
|
Dukungan Keluarga menguatkanku |
Ada banyak kejadian mengharukan yang kurasakan, dan semuanya semakin menguatkan hatiku, bahwa Allah memang pembuat skenario utama dalam hidup ini. Misalnya saja, aku beberapa kali di pertemukan dengan sesama survivor kanker. Mereka yang awalnya masih sedih dan down mengadapi vonis kanker, akhirnya kembali bersemangat setelah saling kenal dan support. Dan aku percaya, pertemuan-pertemuan tersebut, memang Allah yang mengaturnya.
Dan kejadian lain yang mengharukan bagiku, saat aku harus mengisi acara bedah buku sekaligus edukasi kanker kepada masyarakat. Saat itu kondisiku sudah berbaring di tempat tidur. Sehingga aku harus di bawa dengan ranjang brangker ambulan ke tempat acara. Sungguh kejadian yang luar biasa dan sekaligus mengharukan. Apalagi saat yang bersamaan, aku mendapatkan penghargaan literasi dari pemerintah daerah dan di saksikan oleh keluarga, kerabat, teman-teman survivor .
|
Acara bedah buku dan edukasi kanker yang kulakukan |
Aku ingin terus menyampaikan dan memberikan spirit kepada teman-teman penyandang kanker. Kanker bukanlah akhir dunia yang akan membuat kita bisa runtuh terpuruk. Justru sebaliknya, dengan adanya vonis kanker ini, bisa di jadikan momentum bagi kita. Kita bisa memilih bangkit dan menjalani berbagai kurikulum dalam menghadapi kanker.
Seandainya memang masih bingung dan ragu dalam menghadapi kanker, maka janganlah menyerah. Terus cari berbagai informasi dan pengetahuan yang terpercaya mengenai kanker. Termasuk bisa bergabung dengan komunitas support kanker yang bisa menjadi wadah saling support, motivasi dan menguatkan sesama penyandang kanker.
Berkenalan dengan Lavender
Perkenalanku dengan Lavender Ribbon CA Support group, di mulai saat aku mengenal mba Indira Abidin di sosial media facebook. Saat itu, salah seorang teman facebook menshare tulisan status mba Indira Abidin. Aku pun segera berteman dengan mba Indira di FB serta sering membaca tulisannya blog
http://www.indiraabidin.com/.
|
Lavender Ribbon |
Jujur saja, hati aku langsung 'klik' dengan tulisan-tulisan mba Indira yang menurutku sangat meneduhkan dan menginspirasi. Apalagi setelah aku tahu kalau mba Indira juga seorang survivor kanker yang tetap aktif berkarya dan menginspirasi.
Sungguh, hal ini sangat berkesan untukku dan aku yakin bagi para survivor lainnya. Mba Indira membuktikan, bahwa kanker tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk terus berbagi, berkarya dan menginspirasi.
Aku pun akhirnya tahu, kalau mba Indira merupakan founder Lavender Ribbon CA Support Group. Lavender merupakan sebuah support group kanker, di mana memiliki misi menjadi forum komunikasi dan edukasi untuk mendukung metode penyembuhan yang holistik dan integratif bagi para penyandang kanker.
Ada beberapa nilai-nilai yang diusung tinggi oleh Lavender Ribbon Cancer Support Group. Nilai-nilai itu adalah Nilai Kekeluargaan, Nilai Loving and Caring – Cinta dan Dukungan, Nilai KeTuhanan, dan Nilai Pemberdayaan diri.
Tentu saja kehadiran Lavender Ribbon Cancer Support Group akan membawa kehangatan dan angin sejuk bagi para penyandang kanker dan juga masyakarat umum. Khususnya bagi para penyandang kanker, mereka tidak lagi merasa sendiri dan kebingungan dalam menghadapi vonis kanker ini. Dengan adanya Lavender, para penyandang kanker dan keluarga mereka akan mendapatkan wadah support untuk saling berbagi kekuatan dan motivasi. Tentu saja hal ini akan sangat bermanfaat dan berpengaruh positif dalam proses pengobatan dan kesehatan teman teman penyandang kanker. Mereka akan saling berbagi dan mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan terkait penyakit kanker .
Ada banyak kegiatan Lavender yang telah lakukan terkait saling menyupport dan memotivasi para penyandang kanker. Termasuk membuat group whatsapp, telegram dan BB bagi para penyandang kanker dan memberikan bantuan secara kelompok.
Tentunya kita pun bisa turut memberikan bantuan dan support dukungan bagi teman-teman survivor kanker yang membutuhkan. Masih banyak di antara survivor kanker yang masih membutuhkan dukungan dan support dari keluarga, sahabat, teman dan orang-orang yang memiliki cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama.
Aku berharap Lavender akan terus maju dan berkembang seiring waktu. Masih banyak orang-orang membutuhkan kehadiran Lavender. Semoga saja Lavender akan menjadi salah satu wadah support group yang terus bermanfaat di Indonesia dan bahkan di dunia.
Yuk , mari kita sama - sama bergandeng tangan untuk membantu dan mensupport para survivor melalui Lavender Ribbon Support Group.
Bagi teman-teman yang ingin turut mendukung berbagai kegiatan Lavender, bisa dengan cara mengirim donasi: Yayasan Lavender Indonesia, Bank Mandiri : no rekening - 1270007342932.
Twitter : @TamanLavender
Facebook : tamanlavender.org
Fanspage FB : TamanLavenderku
g+ : lavenderribongroup
IG : tamanlavender
Email : lavenderribbongroup@gmail.com