Intropeksi Diri di Akhir Tahun 2016
Aku percaya, Allah selalu punya cara untuk menuntun umatNya agar selalu kembali kepada jalan yang di ridhoi. Dan aku percaya, sakit kanker ini merupakan cara Allah menuntunku untuk ke jalanNya.
Memiliki kanker stadium 4 dalam tubuh, bukan saja bisa mengusik pikiran dan hati. Tetapi juga mengusik ketenangan dan kenyenyakan tidur. Bukan hanya karena mendapat predikat sebagai survivor kanker, tetapi juga harus bergulat dengan berbagai macam rasa. Terutama rasa tidak nyaman di tubuh, kram, sakit, nyeri, lemah, lemas, dan lain sebagainya.
Mungkin kalau bukan pertolongan dan kasih sayang Allah, bisa jadi aku akan melewati hari-hari ini penuh dengan tangisan, amarah, emosi, dan rasa kecewa. Berada dalam posisi bed rest selama setahun lebih, ternyata memang bukan perkara yang mudah. Begitu banyak luapan emosi dan perasaan yang kurasakan.
Tetapi lagi-lagi aku bersyukur dan terus bersyukur. Allah masih terus memberikan kekuatanku untuk bertahan dan semangat. Walaupun aku akui, kadang aku merasa perasaanku kadang up dan down. Tapi akan ada waktu, aku merasa harus bangkit dan menjalani hidup ini.
Pernah aku berfikir, bisakah aku merasakan bahagia dengan kondisi seperti ini? Aku hanya berusaha untuk terus menjalani saja, dan tidak ingin terlalu banyak berfikir yang aneh-aneh. Aku percaya, Allah yang maha kuasa membolak balikkan perasaan seorang hambaNya.
Dan aku sebagai hamba Allah, hanya harus lebih menguatkan doa dan mendekatkan diri pada Allah. Meminta Allah agar bisa menjaga perasaan dan hatiku agar selalu terus bersyukur, ikhlas dan bahagia.
Aku juga berterima kasih kepada Allah yang telah memberikan keluarga, sahabat dan teman teman yang begitu baik dan terus mensupportku. Secara tidak langsung kuakui, dengan predikat sebagai survivor kanker ini malah membuatku mendapatkan banyak kejutan. Khususnya pada jalinan silaturahmi dan pertemanan yang begitu tulus dan iklas.
Aku juga tidak menyangka, akhirnya bisa bertemu kembali dengan keluarga dan teman-teman yang lama tidak berjumpa. Bahkan, aku bertemu dengan banyak teman-teman baru yang saling support dan mendukung.
Dalam keadaan seperti ini, haruskan aku marah dengan kanker yang hadir dalam hidupku? Disisi lain, kanker memang mengusik fisik dan terkadang mengusik pikiranku. Tetapi disisi lain, dalam kondisi seperti ini, aku juga menemukan banyak hikmah dan kebaikan di dalamnya.
Lagi-lagi, aku kembali memuji kebesaran Allah. Hanya Allahlah yang merupakan penulis skenario terbaik di hidup kita. Kita selalu menuntut segala hal yang terbaik untuk kita sesuai dengan kehendak kita. Padahal belum tentu hal itu yang terbaik di sisi Allah.
Hanya Allahlah sebaik-baiknya penolong dalam hidup kita...
2 komentar
Write komentarsemoga di th 2017 akan lebih baik lagi ya mba, kesehatan dan kebahagiaan, InsyaAllah.
ReplyPeluuuuk mba Yuniiii :). Insya Allah 2017 menjadi tahun yang penuh berkah untuk kita semua ya mbaaa. Salam hangat dari NYC
Reply