Resensi Cerpen Kursi Goyang Ayah Karya Novia Syahidah Rais
sumber : klik di sini |
Judul Cerpen : Kursi Goyang Ayah
Nama Pengarang : Novia Syahidah Rais
Sumber Cerpen : http://tintaperak.com/kursi-goyang-ayah/
Pendahuluan
Novia Syahidah Rais merupakan seorang penulis produktif, blogger dan founder dari Komunitas Blogger Muslimah. Memulai menulis di media pada tahun 2002. Putri Kejawan merupakan cerita bersambung yang di muat di media majalah remaja islami. Bakat menulisnya semakin terasah setelah bergabung dalam sebuah komunitas penulisan.
Novia sering menulis di media cetak seperti majalah dan koran. Selain itu ia beberapa kali memenangi perlombaan dan resensi. Saat ini Novia sudah melahirkan 9 buku solo dan sekitar 20 buku kolaborasi bersama penulis lainnya.Selain menulis buku dan di media, Novia juga rajin menorehkan tulisan di blog pribadinya yaitu www.tintaperak.com
Isi
Dara merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Semenjak ibu Dara meninggal dan ketiga kakaknya menikah, Dara hanya tinggal bersama ayah serta Nunung pembantu mereka. Suatu hari, ayah Dara ingin sekali memiliki kursi goyang. Awalnya Dara berusaha membujuk ayahnya untuk menunda keinginan membeli kursi goyang. Hal ini mengingat harga kursi goyang tidaklah murah, sedangkan kehidupan dan biaya kuliah Dara sendiri banyak bantu oleh kakak-kakaknya.
Namun sang ayah bersikeras untuk memiliki kursi goyang tersebut. Dara berfikir mungkin keinginan ayah memiliki kursi roda karena kesepian di rumah akibat Dara banyak kesibukan di luar rumah. Atau bisa jadi karena ingin menarik perhatian anak-anaknya.
Dara berusaha meminta tolong ketiga kakaknya yaitu Dian, Dedi dan Dewi untuk membantu urunan membeli kursi goyang. Awalnya ketiga kakaknya menyanggupi akan membantu saat mereka memiliki uang. Namun ternyata, uang yang dijanjikan tidak dapat terpenuhi karena ketiganya mendadak adanya keperluan.
Dara tidak habis akal. Ia lalu menjual hp kesayangannya untuk membeli kursi goyang rotan untuk ayahnya. Betapa bahagianya Dara melihat Ayah Dara begitu menikmati duduk di kursi goyang rotan. Ternyata kursi goyang tersebut merupakan permintaan terakhir dari ayah Dara sebelum akhirnya sang Ayah meninggal dunia di atas kursi roda impiannya.
Analisis
Tema : Keluarga
Setting: Rumah Dara, Rumah Dian dan Rumah Dedi
Alur : maju
Tokoh : Dara, Ayah, Dian, Dedi, Dewi
Alur : maju
Tokoh : Dara, Ayah, Dian, Dedi, Dewi
Sudut Pandang: pengarang sebagai orang orang ketiga
Amanat :
“Hormati dan sayangi orang tua selagi mereka masih ada di dekat kita"
Nilai Moral :
- Terkadang karena terlalu sibuk, kita sering melupakan kebersamaan waktu bersama orang tua.
- Kita tidak pernah tahu kapan waktu bersama orang tua berakhir. Sebisa mungkin membahagiakan orang tua selagi masih ada waktu.
- Terkadang karena terlalu sibuk, kita sering melupakan kebersamaan waktu bersama orang tua.
- Kita tidak pernah tahu kapan waktu bersama orang tua berakhir. Sebisa mungkin membahagiakan orang tua selagi masih ada waktu.
Pendapat
Cerpen Kursi Goyang Ayah karya Novia Syahidah Rais, sangat sukses mencuri perhatian saya. Selain saya tertarik dengan tema cerpen yang di tonjolkan, cerpen ini menggunakan bahasa renyah dan mudah di pahami.
Tema keluarga yang diangkat penulis memang acap sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Cerita mengenai anak-anak yang sudah tumbuh dewasa dan sibuk dengan urusan masing-masing, hingga jarang bisa memperhatikan orang tua. Padahal bisa jadi orang tua kita hanya membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita, tidak menuntut lebih dari itu. Hanya terkadang, karena kita sebagai anak terlalu sibuk sendiri, sehingga orang tua meminta sesuatu hal atau benda dengan sedikit memaksa. Hal itu bisa jadi sebagai bentuk atau cara mereka untuk menarik perhatian kita.
Novia sangat cantik menggambarkan kursi roda sebagai salah satu bentuk keinginan sang ayah mencari perhatian dan kasih sayang anak. Rasa sepi dan kesendirian ayah karena di tinggal ibu yang meninggal dunia, membuat ayah berusaha mengusir kebosanan dan kesepian dengan cara meminta di belikan kursi roda. Dalam cerpen ini juga terlihat bagaimana saudara-saudara Dara, yang awalnya menjanjikan uruan uang, ternyata tidak bisa terpenuhi karena keperluan mendadak. Saya merasa pada bagian ini, penulis kembali menyentil saya dan para pembaca yang bisa jadi sering lupa dengan janji untuk orang tua.
Ending cerpen ini tidak saya duga sebelumnya. Penulis menutupnya dengan klimaks yang mengharukan. Ayah Dara akhirnya meninggal dunia setelah menikmati duduk di kursi goyang yang di belikan Dara dengan menjual hpnya. Di bagian ending membuka mata kita mengenai hakikat arti hidup dan mati. Kita tidak pernah tahu kapan kehidupan ini akan berakhir di dunia. Bisa jadi sebuah permintaan merupakan permintaan terakhir dari orang tua seperti yang terjadi pada ayah Dara. Bersyukurlah kita yang masih di berikan kesempatan Allah untuk menghormati dan menyayangi orang tua kita.
Penutup
Cerpen ini merupakan bacaan yang menarik sekaligus mengharukan bagi siapa saja, tidak terbatas pada umur. Cerpen Kursi Goyang Ayah mengandung nilai dan hikmah yang patut di renungkan bagi pembaca. Melalui cerpen ini, penulis seakan menyampaikan agar pembaca bisa terus menghormati dan menyayangi orang tua. Segala aktifitas dan kesibukan sebagai anak, sebaiknya tidak melupakan waktu kebersamaan bersama orang tua.
GIVE AWAY TINTA PERAK
-------------------------------------------------
Tulisan ini akhirya menjadi pemenang di Give Away Tinta Perak
4 komentar
Write komentarJadi pengen baca juga cerpen ini. Terima kasih sudah berbagi :-)
ReplyCerpennya menyentuh mba. Terima kasih karena sudah berkenan membacanya
ReplyTerimakasih sudah ikut GA Tinta Perak mbak Tri, ulasan yang menarik utk cerpen Kursi Goyang Ayah. Tetap semangat!
ReplyTerima kasih mba. Saya memang sudah jatuh hati sama.cerpen ini saat membacanya. Ada kekuatan moral dan hikmah yang terkandung di.dalam cerpen ini. Terima kasih ya mba. Sukses selalu.
Reply