sari Azis, sang Novelis & Cerpenis Kaltim |
Perempuan
kelahiran Samarinda, 6 Agustus ini memang sarat dengan prestasi. Sari Azis merupakan salah satu pionir novelis
perempuan asal Kaltim yang novel perdananya diterbitkan secara nasional oleh
Penerbit Gagas Media di tahun 2005.
Novel bergenre chicklit dengan judul Sstt I’m Playgirl rupanya membius
pembaca novel di Indonesia sehingga di cetak ulang kembali. Tentu saja hal itu membuat nama Sari Azis
semakin populer dalam kalangan penulis, khususnya di Kaltim. Selanjutnya di tahun 2013, ia pun
mengeluarkan novel dengan judul yang sama dengan novel perdananya dan di
terbitkan oleh Penerbit Araska.
Selain
sebagai penulis, ia pun berprofesi sebagai editor freelance, kontributor majalah Good Housekeeping
Jakarta, anggota Dewan Perpusda Kalimantan Timur dan kerap menjadi juri lomba pernulisan. Alumnus Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas
Mulawarman sadar bahwa kecintaannya pada dunia menulis terkait dengan hobinya
membaca. Ia bahkan memulai menulis sejak
duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) yang dituangkan dalam buku diari. Sehingga tidak salah ia telah menjadi ediotor
dalam beberapa buku, antara lain
Antologi Cerpen Perempuan Kaltim yang berjudul Badadai, dan buku Kehamilan yang Menakjubkan yang berisi kisah-kisah inspirasi mengenai
kehamilan.
Sari Bersama Beberapa Buku yang Memuat Karyanya |
Selain
itu, tulisan Sari pun masuk di berbagai buku yang terbit secara nasional, antara
lain Antologi
cerpen remaja yang diselenggarakan Pusat Bahasa Diknas, Jakarta. Beberapa cerpennya dimuat di majalah Femina,
harian Tribun Kaltim, Kompas.com, buku Kupu-Kupu di Bantimurung Antologi Cerpen
Remaja III (Yayasan Obor, Jakarta, 2003), Bola Salju di Hati Ibu Antologi
Cerpen Remaja IV (Yayasan Obor, Jakarta, 2003), Sayap Baruku Seperti Bintang
(Mahatari, Yogya, 2006), Samarinda Kota Tercinta (Araska, Yogya, 2007), Perca
(BWC, 2010), Kalimantan dalam Prosa Indonesia (2011), Kalimantan Timur dalam
Sastra Indonesia (2011).
Ada hal menarik yang saya cermati dari karya-karya Sari Azis. Sari memiliki gaya penulisan yang berbeda dari penulis lainnya. Ia menulis dengan cermat dan berbobot, dan kerap memasukkan pemikirannya yang berwawasan luas dalam hampir setiap tokoh dalam tulisannya. Tema yang kerap diangkat mengenai perempuan lajang dan independent. Alasanya mengangkat tema tersebut karena sering ia alami sendiri keseharian. Tentu saja karakter Sari yang begitu kuat dapat terbaca dalam karya-karyanya.
Ada hal menarik yang saya cermati dari karya-karya Sari Azis. Sari memiliki gaya penulisan yang berbeda dari penulis lainnya. Ia menulis dengan cermat dan berbobot, dan kerap memasukkan pemikirannya yang berwawasan luas dalam hampir setiap tokoh dalam tulisannya. Tema yang kerap diangkat mengenai perempuan lajang dan independent. Alasanya mengangkat tema tersebut karena sering ia alami sendiri keseharian. Tentu saja karakter Sari yang begitu kuat dapat terbaca dalam karya-karyanya.
Di beberapa karyanya bahkan ia pun mengangkat mengangkat setting lokalitas Kaltim menjadi bahasan utama. Seperti cerpen Badadai yang menjadi judul dari buku Antologi cerpen yang ditulisnya bersama sekitar 20 penulis perempuan asal Kaltim. Cerpen Badadai ini sempat menjadi bahasan di kalangan dunia penulisan nasional, karena selain mengambil judul yang unik, kisah yang diangkat pun benar-benar menampilkan setting Kalimantan Timur.
Walaupun karya-karya sudah terpublikasi secara luas di nasional, namun Sari tetap bersahaja. Bahkan namanya di daulat sebagai salah satu Perempuan Penulis Indonesia yang dimuat dalam buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia, yang di tulis oleh Kurniawan Junaedi diterbitkan Penerbit KosaKata. Buku ini memuat nama-nama perempuan pengarang dan penulis Indonesia dari jaman dulu sampai saat sekarang. Selain Sari Azis, ada beberapa nama penulis perempuan Kaltim yang masuk buku tersebut, diantaranya Shantined, Daian, Unis Sagena, Atiek Sulistyowati, dan Atiek Sri Rahayu. Hal ini menjadi salah satu kebanggaan bagi Kaltim, mengingat beberapa perempuan penulis asal Kaltim masuk di buku yang cukup di cari saat ini.
Saat ini Sari sedang mengerjakan proyek menulisnya, yaitu sebuah novel, diary komedi kedua, serta proyek novel yang dikerjakan bersama penulis Kaltim lainnya yaitu Amien Wangsitalaja, Inni Indarpuri dan Tri Wahyuni Zuhri. Saat ini ia pun melirik usaha di bidang kuliner yang sesuai dengan hobby nya memasak. Sejak Lebaran kemarin, ia bahkan menerima banyak sekali orderan produksi kue. Sari mulai kembali menekuni kariernya sebagai perancang busana dan membuat bisnis online fashion bersama sahabat akrabnya, Lenny Syafarina. Maka tidak salah dalam keseharian dia tampak berpenampilan modis dan bersahaja.
Cantik dan Fashionable |
Dalam
sebuah perbincangan hangat saya dengan Sari, ia berpendapat dunia penulisan di
Indonesia sudah mulai marak saat ini.
Begitu pula kehadiran para penulis muda khususnya penulis perempuan yang mulai melahirkan banyak karya produktif. Sari pun berharap akan banyak lagi penulis asal Kaltim yang mampu menembus penerbit nasional dan
karya-karya mereka disejajarkan dengan penulis nasional lainnya. Semoga...
Sangat inspiratif ceritanya mbak, semoga sosok mbak Sari Aziz bisa menginspirasi semua wanita di Indonesia untuk menulis, karena menulis bukan hanya menuangkan ide namun juga bisa sebagai wadah berbagi dan menjadikan ladang penghasilan
ReplyDeleteAmin .. amin.. semoga akan banyak wanita Indonesia yang bisa berbagi lewat tulisan :)
DeleteTengkyu, Yuni. Aku jadi tersanjung. Akhirnya aku kembali ngeblog lagi ini. Hihihi.
ReplyDelete