Apr 4, 2014
Mengamati Mitos-mitos Seputar Kanker
Berbicara mengenai kanker, kita seperti di hadapkan dengan momok penyakit yang menakutkan. Kanker tidak hanya dianggap sebagai penyakit yang bisa merenggut nyawa seseorang, tetapi juga kanker bisa menggerogoti fisik dan mental penderitanya. Seorang penderita kanker, tidak hanya bisa merasakan betapa sakit dan nyeri pada tubuhnya. Terkadang kanker bisa berimbas pada faktor psikis dan mental si penderita, yang membuat mereka down dan sedih karena penyakit yang di deritanya. Karena itu, tidak jarang masyarakat kita cenderung menutup diri, bila berbicara mengenai masalah kanker.
Hal ini pun terkait dengan mitos-mitos seputar kanker yang berkembang mengenai kanker selama ini. Dengan mendengar mitos-mitos tersebut, masyarakat kita seakan memiliki pemikiran sendiri mengenai kanker. Padahal, tidak semua mitos-mitos tersebut benar adanya. Bahkan, sebagian besar dari mitos itu, malah membuat masyarakat semakin takut untuk mengenal penyakit kanker secara lebih dalam.
Tidak jarang, karena ketidak tahuan informasi dan pengetahuan tentang kanker, banyak pasien kanker yang telat mengetahui penyakit kankernya. Kalau sudah begitu, tentu saja untuk proses penyembuhannya tidak akan mudah, serta membutuhkan waktu dan biaya besar. Seandainya masyarakat dapat secara dini mendeteksi kanker dan memiliki edukasi mengenai kanker, tentu akan lain ceritanya. Mengobati kanker dalam stadium awal, akan lebih meningkatkan tingkat kesembuhan bagi pasien tersebut.
Berikut ini merupakan beberapa mitos-mitos seputar kanker yang berkembang mengenai kanker, antara lain :
a. Kanker merupakan vonis mati
Banyak yang beranggapan, menerima vonis kanker sama saja dengan menerima vonis mati. Artinya, tidak ada harapan hidup apabila seseorang tervonis kanker. Apakah benar seperti itu? Tentu tidak ! Vonis kanker bukan berarti vonis mati bagi penderitanya. Hidup atau mati seorang manusia, telah di tentukan oleh Allah. Fakta membuktikan, telah banyak pasien kanker yang sembuh dari kanker. Mereka berjuang untuk melawan kanker tanpa kenal lelah. Mereka mengikuti berbagai proses pengobatan demi mencapai kesembuhan. Hasilnya? Mereka menjadi pemenang dan menaklukkan kanker. Tentu saja, dalam setiap langkah dan usaha yang mereka lakukan, mereka iringi dengan doa dan memohon kepada Allah. . Walaupun begitu, tidak bisa menutup kenyataan, ada pula pasien kanker yang akhirnya meninggal. Semua memang telah di takdirkan oleh Allah. Segala usaha tersebut, tetap di kembalikan kepada Allah, sang pemilik hidup hambaNya.
Hal itu pula pertama kali saya pikirkan saat tervonis kanker. Rasanya hidup ini tidak berarti dan saya merasa tidak ada harapan untuk hidup. Saya bahkan sempat bertanya bagaimana kesempatan hidup bagi seorang pasien kanker dengan dokter onkologi yang menangani saya. Dokter menjelaskan bahwa semua hidup dan mati manusia, telah di atur oleh Allah. Yang terpenting, kita harus tetap berusaha dan semangat untuk hidup. Terlebih saat ini teknologi kedokteran di bidang kanker sudah semakin maju, sehingga kemungkinan sembuh bagi pasien kanker semakin tinggi.
b. Tidak Perlu Membicarakan Kanker
Tidak bisa di pungkiri, membicarakan masalah kanker, masih dianggap topik yang tabu atau sulit untuk di bahas. Bahkan di sebagian masyarakat, kanker bukan hanya dianggap sebagai penyakit mematikan, tetapi juga dianggap sebagai hal yang tabu. Tema kanker menjadi tema yang cukup menakutkan untuk di bahas. Sehingga tidak jarang, pasien kanker atau keluarganya cenderung menutup diri bila berbicara mengenai kanker. Padahal, apabila penyakit ini di bicarakan secara terbuka, maka akan membantu tingkat penyembuhan secara lebih tinggi. Masyarakat pun dapat dengan mudah untuk mendeteksi secara dini penyakit ini, sehingga akan mempermudah tingkat penyembuhan.
Salah satu cerita yang pernah di ceritakan oleh seorang survivor kanker. Awalnya, keinginannya untuk mengedukasi kanker payudara dan kanker serviks di lingkungan tempat tinggalnya, sempat di tentang warga. Mereka menganggap hal itu menjadi sesuatu yang tabu dan mengerikan untuk di bahas. Namun, dengan kegigihannya, teman tersebut mampu memberikan pemahaman dan edukasi mengenai kanker payudara dan serviks kepada warga. Terbukti, ada beberapa warga yang terdeteksi awal kanker payudara dan serviks. Beruntung mereka langsung dengan cepat melakukan pengobatan, sehingga tingkat kesembuhan semakin tinggi. Sejak saat itu, warga pun semakin gencar mengedukasi mengenai kanker kepada lingkungan sekitar.
c. Kanker tidak memiliki gejala dan tanda
Seperti saya ungkapkan sebelumnya, ada beberapa kasus pasien kanker mengetahui dirinya tervonis kanker saat sudah stadium lanjut. Apakah mereka tidak merasakan gejala atau tanda dari penyakit kanker tersebut, sehingga telat mengetahuinya? Sebenarnya, sebagian besar penyakit kanker seperti kanker payudara, serviks, dan sebagainya, memiliki gejala dan tanda-tanda. Namun, sering kali pasien tersebut mengacuhkannya dan bersikap tidak peduli dengan gejala dan tanda yang mereka rasakan. Hal ini di sebabkan karena kurangnya edukasi dan wawasan mengenai kanker tersebut. Saat mereka menyadarinya, ternyata kanker tersebut sudah memasuki stadium lebih lanjut, dan tentu tidak mudah untuk penyembuhannya. Karena itu, kita perlu waspada bila tubuh memberikan sinyal-sinyal yang mencurigakan dan mengarahkan ke gejala kanker. Apabila memang hal itu terjadi, sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter.
d. Tidak ada yang bisa di lakukan dalam menghadapi kanker
Pasrah dan menerima, mungkin hal itu yang banyak di pikirkan orang saat berhadapan dengan kanker. Apakah seperti itu? Tentu saja tidak! Ada banyak hal yang bisa di lakukan dalam menghadapi kanker. Apabila kita dalam posisi sebagai pasien yang tervonis kanker, maka yang cara yang paling tepat yaitu segera melakukan proses pengobatan kanker. carilah segala informasi dan pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatan kanker yang di derita. Disamping itu, pilihkan pengobatan yang tepat dan sesuai dengan orang yang memang ahli menangani penyakit kanker, salah satunya dokter spesialis onkologi.
Namun, bila saat ini kondisi kita masih sehat dan belum terkena penyakit apapun. Kita dapat secara dini melakukan antisipasi mencegah kanker. Atur kembali pola makan kita dengan pola makan sehat, dan penuhi asupan makanan dengan sayuran serta buah-buahan. Jalani hidup dengan pola hidup yang sehat, seperti rajin berolah raga, menghindari rokok dan alkohol. Hidup lebih tenang dan berusaha bebas dari stress, dan tentu saja lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Mitos-mitos di atas hanya merupakan sebagian dari banyak mitos yang beredar mengenai kanker. Tidak perlu takut dan menutup diri untuk mendapatkan berbagai informasi serta pengetahuan mengenai kanker. Semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diterima, maka akan lebih mudah mendeteksi secara dini kanker. Hal ini akan mempermudah dalam proses pengobatan dan tingkat kesembuhan akan semakin tinggi. Mari sama-sama kita bergandeng tangan untuk bahu membahu menghadapi kanker. Demikian pula dengan para survivor kanker, akan terus lebih bersemangat dan optimis untuk sembuh
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih sudah memberikan Komentar pada Postingan ini :)
Apabila ada ingin menghubungi saya langsung, bisa langsung kontak ke :
email : triwahyunizuhri@gmail.com
twiiter : @triwahyuni