Hari ini saya tergerak menuliskan cerita tentang cinta, tepatnya cinta sejati suami istri.
Jujur saja, saya sendiri terkadang masih ambigu dengan arti Cinta sesungguhnya. Bagi saya, mungkin sama dengan pikiran banyak orang. Cinta itu berarti saling menyayangi dan menghormati satu sama lain. Cinta itu berarti saling menerima kekurangan dan kelebihan masing. Entah berbagai macam pengertian tentang cinta itu sendiri.
Dan pagi ini, saya kembali merenungkan arti cinta sesungguhnya. Tepat ketika saya duduk manis menunggu antrian panjang pasien yang ingin berobat. Saat menuliskan cerita ini, saya sedang duduk diapit 2 pasangan suami istri yang cukup berumur. Satu pasangan di sebelah kanan saya, satu pasangan di sebelah kiri saya.
Di sebelah kanan saya, sepasang suami istri dimana suaminya sakit cukup berat yang terlihat oleh saya. Begitu pula pasangan suami istri sebelah kiri saya. Sang suami terlihat sakit dan kurus sekali, bahkan untuk berjalan pun sang istri harus memapahnya. Banyak hal yang berkecamuk di pikiran saya. Salah satunya bagaimana perasaan ataupun perilaku mereka menghadapi kondisi tersebut.
Saat seseorang dalam kondisi sakit dan diharuskan menjalani pengobatan yang cukup memakan waktu, tentunya banyak hal yang terjadi. Tidak hanya terkait dengan biaya pengobatan, tetapi juga kondisi fisik dan psikis dirinya. Terlebih ketika ia memiliki pasangan. Dalam kondisi sakit, banyak hal yang bisa terjadi. Apakah pasangan nya bisa menerima dan turut mendukung untuk proses pengobatan dan penyembuhan. Ataukah malah pasangan tersebut merasa terbebani dan bahkan ada yang memilih untuk tidak mengurus atau meninggalkannya begitu saja.
Ya, saat itulah sebuah CINTA Sejati sedang diuji. Bagaimana pun kondisi susah, sedih, sakit, gembira ataupun bahagia, semua tidak akan merubah perasaan yang ada. Begitulah yang terjadi pada kedua pasangan yang duduk diantara saya. Dari cara mereka saling berbicara, memperhatikan, bahkan mendengarkan, terlihat dengan jelas bagaimana cinta diantara mereka begitu kuat. Cintalah yang menguatkan mereka untuk tetap kokoh dan kuat dalam kondisi fisik dan psikis yang sedang diuji. Cintalah yang membuat mereka bisa bersemangat dan optimis untuk menjalani hidup. Walaupun badai sedang menerjang mereka, tapi mereka tetap terus bertahan dan melangkah.
Sesaat kemudian saya layangkan pandangan ke depan saya. Tampak sepasang suami istri sedang duduk mendampingi anak perempuan mereka yang berada di kursi roda. Usia anak perempuan mereka, saya perkirakan berkisar 20 an tahun.
Tampak sang istri tampak ceria bercerita untuk menghilangkan jenuh si anak. Sang suami pun tidak berdiam diri. Sesekali suami tersebut menimpali pembicaraan mereka. Bahkan tidak jarang ia memegang dan membelai anak perempuannya. Sampir semua mata orang tertuju kepada sang anak melihat kondisinya. Saat itulah saya lihat bagaimana Cinta kedua orang suami istri kepada anaknya begitu kuat. Dengan cinta, mereka berusaha memberikan suntikan semangat dan dukungan kepada si anak. Dengan cinta, mereka turut mendampingi anak mereka dalam kondisi sulit dan senang.
Ah.. Cinta itu memang rumit dan misteri. Namun bila saya melihat dua kejadian yang berbeda itu, membuat saya kembali berfikir bahwa cinta itu tidaklah rumit dan penuh misteri.
Cinta itu begitu sederhana dan bermakna. Cinta itu begitu bersahaja dan indah. Seperti cinta dua pasang suami istri di samping saya. Seperti cinta kedua orang tua dan anak mereka di depan saya.
@Cijantung, 27 Juni 2013
.....
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih sudah memberikan Komentar pada Postingan ini :)
Apabila ada ingin menghubungi saya langsung, bisa langsung kontak ke :
email : triwahyunizuhri@gmail.com
twiiter : @triwahyuni