Salah satu tulisan di muat di media massa.
Bedah Buku Karya Penulis
Kaltim,
Mendorong Kepedulian
Masyarakat Lewat Karya
Oleh : Tri Wahyuni Rahmat
Beberapa waktu lalu, tepatnya 6 Juni 2012, bertempat di
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur, saya bersama Ibu Ade SM, ketua komunitas Qolbu PT. Badak
NGL, berkesempatan menghadiri acara Bedah Buku.
Acara bedah buku ini mengambil tema “Kita jadikan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Sepanjang Hayat”, di buka secara resmi oleh Kepala Kantor Badan
Perpustakaan Provinsi Kaltim.
Acara bedah buku kali ini memang sangat
menarik perhatian saya dan Ibu Ade. Selain kami
bisa mengetahui isi dari buku
yang akan di bedah hari itu, kami pun berkesempatan mengenal sosok
para penulis yang berasal dari Kaltim.
Buku pertama yang di bedah yaitu buku Belajar dari Universitas Kehidupan, karya
Bapak Syafruddin Pernyata. Syafruddin
Pernyata selain terkenal sebagai salah
satu pejabat pemerintahan, beliau pun terkenal dengan karya-karya hasil
tulisannya.
Saya sendiri mengenal beliau dari karya-karyanya,
baik berupa cerpen, artikel ataupun tulisan essay. Bahkan beberapa tulisan essay nya kerap di
tampilkan di Koran Tribun Kaltim. Gaya
penulisan dan pola pemikiran Syafruddin yang khas, rupanya tertuang pula dalam buku Belajar dari
Universitas Kehidupan. Buku yang berisi
21 cerita yang diangkat dari kisah nyata yang dialaminya sendiri ataupun
orang-orang yang dikenalnya, memang sangat menarik untuk di bedah.
Dari Judul buku yang di ambil yaitu Belajar dari Universitas
Kehidupan, ternyata membuat rasa penasaran bagi yang membacanya. Selama ini masyarakat berpandangan bahwa
universitas adalah sebuah pendidikan
yang merupakan lanjutan jenjang pendidikan setelah tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA). Hal yang berbeda pada universitas
kehidupan.
Syafruddin seakan mengibaratkan bahwa
kehidupan yang kita jalani sehari-hari merupakan sebuah universitas buat
kita. Dimana di universitas kehidupan
tersebut akan kita jumpai banyak hal-hal yang menarik, tidak hanya hal yang
indah dan bahagia, namun terkadang pahit, sedih dan penuh rintangan. Toh, setiap orang akan memiliki masalah yang
berbeda-beda. Seperti halnya yang di
ceritakan dalam buku ini. Namun semua hal tersebut hendaknya di jalankan
dengan penuh semangat dan rasa optimis.
Tentunya akan banyak hikmah yang nantinya dapat kita petik.
Buku kedua yang di bedah yaitu buku novel
Gampiran karya Inni Indarpuri. Inni
Indarpuri adalah salah satu penulis asli Kaltim yang kerap mengangkat tema
lokalitas Kaltim dalam setiap karyanya.
Novel pertamanya berjudul Diantara Dua Cinta sempat mencuri perhatian
masyarakat karena tema yang diambil bersetting lokalitas Kaltim yang kental.
Begitu pula dengan novel Gampiran, Inni
selaku penulis, memadukan kisah khas Kaltim dengan kondisi modern saat ini. .
Ia mencoba mengangkat realitas kerusakan lingkungan yang selama ini terjadi di
daerah Kaltim dan memadukannya dengan kisah
gampiran tersebut.
Novel Gampiran dengan tokoh utama Munita
yang terpisah dengan kembarannya sejak belasan tahun. Munita yang selama ini tinggal di kedalaman
sungai dengan wujud jadi-jadian, harus kembali ke kampong asalnya, Sangta. Ia berusaha menyelamatkan kampungnya dari
kehancuran dan keserakahan manusia.
Kampungnya yang dulunya begitu indah dan bermandikan sumber daya alam,
ternyata hancur akibat tangan-tangan manusia.
Hingga mengalirlah cerita yang penuh konflik namun sarat dengan hikmah
di dalamnya.
Dari dua buku yang di tulis oleh kedua
penulis beda generasi tersebut, terdapat hal sama yang bisa saya petik. Kedua penulis mencoba membuka mata kita
mengenai arti kehidupan sesungguhnya.
Syafruddin mencoba memaparkan kondisi kehidupan yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat saat ini. Membuat kita untuk lebih berfikir secara
lebih bijaksana dalam bertindak dan bersikap.
Demikian pula dengan Inni yang mengulas mengenai kondisi lingkungan saat
ini, yang ternyata tidak hanya berimbas bagi masyarakat saat ini, tetapi segala
hal yang berhubungan dengan lingkungan tersebut. Sudah saatnya kita sebagai manusia bisa
peduli pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Semoga..
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih sudah memberikan Komentar pada Postingan ini :)
Apabila ada ingin menghubungi saya langsung, bisa langsung kontak ke :
email : triwahyunizuhri@gmail.com
twiiter : @triwahyuni