HARI GINI GAPTEK? AMPUN DEH…
Oleh : Tri Wahyuni RahmatSaya ingat suatu hari seorang sahabat lama saya menyapa lewat message di Inbox Facebook.
“Gila…! Gaul banget ibu satu ini. Dah punya anak banyak, masih bisa main Facebook!” (begitu pesannya yang cukup membuat saya tertawa geli).
Pernah pula, teman saya berkomentar cukup menarik, ketika saya lebih sering mengiriminya email daripada menelponnya.
“Sempat-sempatnya kamu mengirimi aku email hanya sekedar bertanya kabar? Telpon saja kenapa sih? Emang dasar penulis!” (kata teman saya lewat email)
Dan entah berapa banyak komentar-komentar lucu,menarik dan bahkan aneh yang di lontarkan teman, sahabat, bahkan keluarga mengenai kebiasaan saya mempergunakan tekhonologi.
Kalau boleh buka kartu, sebenarnya saya tidak begitu mahir memanfaatkan tekhonologi yang ada sekarang ini. Tetapi karena berbagai tuntutan keadaan, mau tidak mau saya harus berani belajar mengenal beragam teknologi ini.
Bayangkan saja, kemajuan tekhnologi sekarang selain semakin canggih, juga semakin cepat. Kalau kita tidak mengikutinya, bisa-bisa jauh tertinggal. Tidak perlu jauh-jauh membayangkannya. Cukup perhatikan saja, ragam Handphone yang beredar sekarang. Semakin canggih modelnya, semakin lengkap fiturnya, tetapi harga pun bisa terjangkau. Walaupun tetap ada handphone yang harganya selangit karena memang benar-benar super canggih tekhonologinya. Atau coba perhatikan kemajuan fasilitas email kita, pasti suatu saat ada perubahaan seperti perubahan versi dll.
Sebenarnya saya pun tidak memaksakan diri untuk mengikuti perubahan tehknologi secara ekstrem dalam artian mengikuti perubahaan semaksimal mungkin. Saya lebih memilih mengikuti tekhnologiyang memang saya perlukan. Bukan karena saya takut di bilang gaptek alias gagap tekhnologi. Hehehe.. :D Tetapi memang saya sesuaikan dengan keperluan saya.
Untuk internet yang berhubungan dengan browsing atau email misalnya. Untuk Email, saya memang membutuhkannya untuk menjalin komunikasi dengan rekan bisnis, teman , sahabat atau keluarga yang memang sama-sama sering mengunakan fasilitas tersebut. Sedangkan untuk internet, saya memanfaatkannya untuk promosi usaha, referensi menulis, mencari informasi dan pengetahuan dan sebagainya. Demikian pula dengan facebook, selain untuk menjalin silaturahmi, terkadang saya memanfaatkannya untuk saling sherring pengetahuan, pengalaman, bahkan untuk promosi usaha pula.
Salah satu contoh, untuk kegiatan menulis, khususnya untuk pengiriman naskah, sekarang lebih banyak menggunakan akses internet. Bahkan untuk beberapa media atau beberapa panitia lomba menulis, sangat ketat dalam hal persyaratan untuk pengiriman naskah. Misalnya, program file yang di gunakan (misalnya doc, docx, atau RTF), jenis huruf (misalnya TNR, Cabiri, dll), Ukuran huruf (misalnya 10, 11, 12, dll), dan ukuran kertas yang di pergunakan. Belum lagi bila di sebutkan bila tulisan harus di attach di email bukan di badan email??
Nah, kalau ternyata saya gaptek, tentu saya di buat pusing dengan itu semua. Padahal, bisa jadi salah dalam memenuhi persyaratan tersebut, bisa jadi tulisan kita yang mungkin sangat bagus isinya, bisa diskualifikasi karena dianggap tidak sesuai dengan persyaratan administrasi.
Namun sebenarnya ada alas an penting selain yang saya jelaskan diatas, sehingga saya memaksakan diri untuk melek tekhnologi . yaitu karena anak saya. Anak saya Arya sekarang baru berusia 7 tahun dan sedang duduk di kelas 2 SD. Arya memang tergolong anak yang cukup cerdas dan pintar (hehehe.. mamanya narsis nih..). apalagi di sekolah, Arya sudah dikenalkan dengan computer dan internet. Begitu juga dalam pergaulan dengan teman-teman seusianya yang sudah familiar dengan handphone dan interntet. Buntut-buntutnya, ia sudah bisa mengakses internet, membuat email, facebook, youtube, bahkan browsing sendiri.
Sebagai ibu, tentu saja awalnya saya cukup kuatir dengan semua ini. Memang sangat membanggakan bila anak kita bisa begitu cepat menangkap informasi dan pengetahuan yang ada. Namun, saya perlu mewaspadai hal-hal negative yang bisa di dapat anak saya bila berhadapkan dengan computer.
Langkah awal, tentu saja saya telah menyiapkan program file web protective pada computer kami (bisa pula di download sendiri) untuk menangkal hal-hal yang tidak diinginkan bila di buka oleh anak saya. Langkah kedua, yaitu meletakkan computer pada posisi paling strategis di rumah yaitu di ruang keluarga kami sehingga aktifitas mengakses internet yang di lakukan anak, bisa saya atau suami pantau.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk lebih melek dengan tekhologi khususnya internet. Setidaknya saya berubah menjadi ibu cerdas dan gaul habis… Awalnya sedikit canggung dan rada-rada tidak pede :D Namun, saya lakukan demi kebaikan saya dan anak-anak. Bagi saya, tentunya banyak ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan dengan melek tekhnologi . Dan disamping itu, saya lebih bisa mendampingi anak saya bila ia asyik berhadapan dengan computer. Bukan hanya sekedar tahu, tapi lebih mengerti apa yang di perbuatnya. Saya pun bisa mengecek situs apa saja yang dia buka, lagu apa saja yang dia dengarkan, teman siapa saja yang dia temui di facebook, dan sebagainya. Anak saya pun lebih terbuka dan berdisuksi pada saya tentang apa saja yang dia lakukan ketika berinternet ria. Mungkin dia tahu, emaknya gaul , dan pasti mengerti apa yang dia lakukan.
Hahaha… jadi tidak salah kan kalau kita melek tekhnologi? Seperti adik saya selalu menyindir saya,” Hari gini Gaptek? Ampun deh…..!!!”
2 komentar
Write komentarAsswrwb...., silaturahim mbak... sy suka dg ibu2 yg melek teknologi, slm kenal dr Surabaya...^_^
Replywasswb. salam kenal juga mbak Tiwi
Reply