Jun 9, 2016

Ketika Harus MRI Lagi

Bulan Juni ini menjadi bulan yang penuh perasaan deg-degan bagi saya. Sebab bagaimana tidak, saya harus menjalani lagi pemeriksaan MRI  yang ke tiga kalinya.

Pada pemeriksaan kali ini, dokter onkologi saya meminta pemeriksaan MRI tulang belakang, leher dan thorax.  Untuk pemeriksaan MRI tulang belakang, memang harus dilakukan di karenakan kanker sudah menyebar di tulang belakang.

Apalagi belakangan ini muncul lagi benjolan di area tulang belakang yang teraba dari luar tubuh. MRI bagian leher untuk melihat sejauh mana perkembangan keadaan kanker tiroid di daerah tersebut. Saya sih berharap kalau daerah leher itu udah bersih heheheh.. Amin amin.

Nah, sedangkan MRI thorax untuk melihat sejauh mana perkembangan metastase atau penyebaran kanker di paru-paru.  Terakhir sih, saya sempat rontagen thorax bulan Januari kemarin, sewaktu mau operasi tiroid yang ke 5.  Hasilnya? Memang ada beberapa titik penyebaran di paru-paru.

Terkadang saya mikir juga, kenapa ya pakai di borong semua penyakit ini heheheh. Belum lagi tiap hari berjibaku dengan rasa nyeri dan sakit. Benar-benar klop rasanya. Tapi saya biasanya buru-buru coba alihkan pikiran. Mudah-mudahan rasa sakit ini bisa menjadi penebus dosa-dosa saya sebelumnya. Amin amin amin. Bantu mendoakan ya teman-teman :)

Perjuangan untuk Sampai ke RS

Berhubung belakangan ini kondisi saya kurang fit, terpaksa saya menggunakan jasa ambulan rumah sakit untuk membawa saya ke rumah sakit. Bila di hitung hitung, ini adalah kali ketiganya saya menggunakan jasa ambulan. Dua kali sebelumnya ketika saya mau kemoterapi tulang, dan sekarang ini ketika mau MRI.

Ada kejadian lucu saat pertama kali saat saya pertama kali naik ambulan dari rumah. Saat itu, tetangga sekitar rumah saya langsung keluar rumah untuk melihat kondisi saya. Mereka kaget saya sampai di bawa dengan ambulan ke rumah sakit. Saya sendiri bila ingat peristiwa itu, suka ketawa sendiri hihihi.

Nah, pengalaman berada di dalam mobil ambulan itu juga menimbulkan cerita sendiri lho. Seumur-umur berada di ambulan rumah sakit sebagai pasien itu, merupakan pengalaman luar biasa. 

Untuk membawa tubuh saya masuk ke mobil ambulan saja, menggunakan tandu khusus yang berasal dari semacam besi.  Hal ini membuat saya lebih nyaman ketika di tandu menuju mobil ambulan. Maklumlah, kondisi tulang belakang saya bermasalah, jadi diperlukan kehati-hatian mengangkut saya hihihi.

Beruntung juga saya selalu di temani oleh para perawat ambulan yang baik hati.  Mereka merupakan perawat ambulan yang memang terlatih khusus untuk membawa pasien di ambulan. Dalam ambulan sendiri biasanya sudah tersedia perlengkapan medis standar, seperti oksigen dll.

Biasanya dalam perjalanan ambulan menuju rumah sakit, saya menghabiskan waktu sambil mengobrol dengan para perawat. Selain untuk menambah keakraban, hal ini juga efektif mengurangi rasa takut berada di mobil ambulan hahahah. Tahu aja kan, kadang ada saja cerit-cerita cukup membuat bulu kuduk merinding mengenai ambulan. Apalagi saya pernah menonton film horor yang terkait ambulan rumah sakit. Benar-benar bikin parno deh :)

Berada di dalam Alat MRI

Banyak teman yang menanyakan, bagaimana rasanya berada di dalam alat MRI. Rasanya ya cukup menegangkan saat awalnya. Mungkin hal ini karena baru pertama kalinya. Namun berhubung karena ini merupakan pengalaman saya yang ketiga kalinya, jadi saya anggap biasa saja.

Sebelum di lakukan pemeriksaan MRI, biasanya dari pihak MRI meminta surat pengantar dari dokter yang merujuk. Setelah itu, kita disuruh mengisi lembar formulir khusus yang mereka sediakan. Ada banyak pertanyaan yang perlu kita jawab, biasanya seputar catatan medis kita.  Setelah persyaratan administrasi selesai, barulah kita bisa melakukan MRI.


Oh ya, biasanya kita juga mengenakan baju khusus pasien MRI yang mereka siapkan. Selain itu juga, tidak boleh ada benda satu pun yang ada di tubuh kita, misalnya perhiasan, dll.  Berhubung saya sudah kesekian kalinya MRI, saya mengenakan pakaian sendiri sesuai standar MRI. Maklumlah, saya agak ribet kalau disuruh ganti baju bolak balik dalam kondisi seperti ini.

Posisi tubuh pada saat di lakukan MRI harus tidur menghadap ke atas. Di usahakan agar seluruh tubuh tidak bergerak-gerak saat di lakukan pemeriksaan di dalam alat MRI. Lamanya waktu yang digunakan untuk MRI sekitar setengah jam.

Terkadang ada sedikit masalah saat berada di dalam alat MRI, yaitu bisa sedikit panik dan bising. Berada di dalam alat MRI dengan space ruang khusus, memang tidak begitu menyenangkan. Cara efektif untuk mengatasinya, cukup dengan berdoa dan sambil tutup mata hehhehe

Nah, untuk suara bising, memang saya akui suara alat MRI itu sangat bising sekali bila di jalankan. Biasanya sih kita di berikan penutup telinga khusus. Bahkan di beberapa rumah sakit terkenal, biasanya penutup telinga juga di beri musik untuk menyamankan pasien. Intinya, tetap tenang, jangan panik, dan terus berdoa heheh

Di temani Sahabat

Saya sungguh bahagia banget saat keluar ruang MRI . Ternyata Wiwi, sahabat saya, sudah menunggu di depan ruang tunggu MRI bersama anak saya. Rupanya Wiwi sudah menunggu sedari awal tadi saya masuk ruang MRI.

Memang sehari sebelumnya, saya sudah kontak Wiwi untuk meminta bantuan doa demi kelancaran proses MRI . Saya tidak menyangka kalau Wiwi memberikan kejutan menemui saya di rumah sakit. Sungguh kejutan yang membuat bahagia

Bagaimana hasil MRI?

Puncak dari proses MRI yang saya jalani yaitu terletak dari bagaimana hasil MRI tersebut. Jujur saja, pada bagian ini biasanya saya selalu penuh dengan perasaan tidak menentu.

Ibaratnya seperti menanti hasil nilai rapot ujian sekolah. Maka hal itu pula yang saya rasakan. Walaupun saya tahu kondisi saya tidak terlalu mengalami kemajuan signifikan. Tetapi setidaknya dengan hasil tersebut, saya bisa lebih memastikan bagaimana kondisi saya sesungguhny setelah melakukan berbagai pengobatan.

Berdasarkan hasil MRI ini juga, nantinya dokter onkologi akan bisa menentukan tindakan pengobatan selanjutnya.  Semoga saja hasil MRI ini bisa cepat di dapatkan dan hasilnya juga tidak mengecewakan. Aminnn

Mohon doanya ya teman-teman.

38 comments:

  1. semoga diberi kemudahan ya mbak, tetap semangat mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya mba Mariana. Insya allah akan selalu semangat, salah satunya berkat semangat mba juga

      Delete
  2. Semoga lekas sembuh, Mbak... Syafakillah. Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin amin.. terima kasih ya mba Yulia

      Delete
  3. www.baladaibukerja.wordpress.com8:19 PM

    Perjuangan yang luar biasa. Insya Allah dimudahkan oleh Allah segalanya, Mbak. Cepat fit, ya. Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya mba untuk doanya. Amin amin

      Delete
  4. Semoga segera diberi kesembuhan ya mbak, terima kasih sudah berbagi pengalaman dengan kami semua. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga sudah berkenan membaca tulisan saya ya mba Riska

      Delete
  5. Sabar ya mba insyaallah dimudahkan..

    ReplyDelete
  6. Semoga hasilnya baik-baik saja ya Mbak. Semangat terus ya Mbak. Ya, Allah, salut sama Mbak e, masih bisa menulis dan bercanda. Semoga Allah mengangkat penyakit Mbak yak. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin amin amin untuk doanya. Terima kasih ya mba

      Delete
  7. Semoga diberikan kemudahan dan diangkat penyakitnya. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya mba Nur Rochma. Amin amin

      Delete
  8. Semoga diberikan kemudahan dan diangkat penyakitnya. Aamiin.

    ReplyDelete
  9. Syafakillah mb yuni, dan semoga dimudahkan Allah segalanya. . .

    Semangat sehat kembali ya mb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kangen dengan umi. Semoga kita bisa bertemu secepatnya ya umi. Terima kasih ya umi

      Delete
  10. Kuat, Mbak Yuni. Aku menunggu pertemuan kita lagi :-)

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Kuat, Mbak Yuni. Aku menunggu pertemuan kita lagi :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba.. kangennnn..
      Semoga kita bisa secepatnya bertemu lagi

      Delete
  13. Allahumma isyfiiki
    bunda Yuni....

    Alloh berikan kasih sayangnya,agar Bunda mendapat banyak kebaikan, pahala dan terhapus dosanya
    Bunda menjadi pribadi yang dipenuhi rasa sabar juga tidak putus asa

    semangat Bunda, salam sayang peluk dari jauh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih bunda untuk doa dan semangatnya. Peluk jauh dari saya

      Delete
  14. Pas di mri rasanya gimana mbak?
    Btw temenku ada yg disuruh kemo pake obat, padahal dia cuma mola di rahim. Hmm itu artinya gimana ya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya MRI itu deg degan mba hehehe..
      Oh, bisa jadi begitu mba. Tergantung dokternya juga. Bisa jadi ada pertimbangan dokter mengapa sampai pakai obat kemo untuk teman mba.

      Delete
  15. Saya dulu juga kena tumor mbak. Dan tumor itu ada di kepala. Lalu cara ngecek pastinya itu lewat mri. Rasanya di mri tu yaa seperti di dalam gua. Tapi lebih deg2an bedahnya. Yang penting berdoa terus, positive thinking selalu. Smg diangkat tuntas penyakitnya sama Allaah. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, bener itu. MRI berasa dalam goa hehehe. Sekarang keadaan mba gimana? Semoga semakin sehat juga ya mba. Terima kasih sudah berbagi pengalaman juga

      Teruma kasih untuk doanya ya mba

      Delete
  16. Kunanti pertemuan kita, Mbak Yuni. Sehatlah selalu :-)

    ReplyDelete
  17. Kunanti pertemuan kita, Mbak Yuni. Sehatlah selalu :-)

    ReplyDelete
  18. Semoga Allah angkat segera sakitnya dengan kesembuhan ya Mba', Aamiin.. :)

    ReplyDelete
  19. Syafakallah mbak Yuni,... yg sy kagum tulisan mbak sama sekali tidak menunjukkan kesedihan. Masih banyak haha hihi.. gak tau deh kalo saya di posisi mbak.. *peluk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya mba. Peluk peluk peluk

      Delete
  20. Semoga mbak cepet sembuh ya... mbak orangnya sangat kuat dan penuh semangat...

    ReplyDelete
  21. Tidak ubahnya dengan perjuangan almarhum suami saya, saat menjalani radiasi berpuluh-puluh kali, 3x kemoterapi selama seminggu dalam 3 bulan, plus 6x kemoterapi satu hari, semuanya dilakukan sendirian, bahkan radiasinya dia jalani sambil bekerja, ada satu hal yang selalu saya ingat, bahwa perjuangan terus dilakukannya hingga sampai pada titik nadir, titik dimana tawakal bersarang di dalam hatinya dan dia mengakhirinya dengan indah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perjuangan tanpa henti, hingga akhirnya metastasis ke liver, dan almarhum menutupnya dengan indah

      ~ bintang langit - istri dari almarhum ~

      Delete
  22. Kanker memang bukan akhir dunia, kuncilah dengan tawakal, dan jikalau harus diakhiri, maka akhirilah dengan cantik.

    ReplyDelete

Terima Kasih sudah memberikan Komentar pada Postingan ini :)
Apabila ada ingin menghubungi saya langsung, bisa langsung kontak ke :
email : triwahyunizuhri@gmail.com
twiiter : @triwahyuni