Lebih Dekat dengan Sari Azis - Mengenal Penulis Kaltim (bagian 1)

9:05 PM 3 Comments A+ a-




sari Azis, sang Novelis & Cerpenis Kaltim

Cantik, cerdas, ramah, dan sarat prestasi. Itulah penilaian pertama saya saat berkenalan dengan Sari Azis, seorang penulis yang juga novelis asal Samarinda.  Pertemuan kami terjadi tidak sengaja saat kami sama-sama di undang oleh Amien Wangsitalaja untuk menghadiri rapat di Kantor Balai Bahasa Provinsi  Kaltim di tahun 2005.  Sejak saat itu, hubungan saya dan  Sari semakin erat karena memiliki kesamaan hobi menulis.  Terlebih kami berdua sering terlibat berbagai kegiatan penulisan dan sastra di Kaltim, serta telah menjalankan beberapa proyek penulisan bersama.


Perempuan kelahiran Samarinda, 6 Agustus ini memang sarat dengan prestasi.   Sari Azis merupakan salah satu pionir novelis perempuan asal Kaltim yang novel perdananya diterbitkan secara nasional oleh Penerbit Gagas Media di tahun 2005.  Novel bergenre chicklit dengan judul Sstt I’m Playgirl rupanya membius pembaca novel di Indonesia sehingga di cetak ulang kembali.  Tentu saja hal itu membuat nama Sari Azis semakin populer dalam kalangan penulis, khususnya di Kaltim.   Selanjutnya di tahun 2013, ia pun mengeluarkan novel dengan judul yang sama dengan novel perdananya dan di terbitkan oleh Penerbit Araska.

Selain sebagai penulis, ia pun berprofesi sebagai editor freelance,  kontributor majalah Good Housekeeping Jakarta, anggota Dewan Perpusda Kalimantan Timur dan kerap  menjadi juri lomba pernulisan.   Alumnus Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Mulawarman sadar bahwa kecintaannya pada dunia menulis terkait dengan hobinya membaca.  Ia bahkan memulai menulis sejak duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) yang dituangkan dalam buku diari.  Sehingga tidak salah ia telah menjadi ediotor dalam beberapa buku, antara lain  Antologi Cerpen Perempuan Kaltim yang berjudul  Badadai, dan buku Kehamilan yang Menakjubkan  yang berisi kisah-kisah inspirasi mengenai kehamilan.


Sari Bersama Beberapa Buku yang Memuat Karyanya


Selain itu, tulisan Sari pun masuk di berbagai buku yang terbit secara nasional,   antara lain Antologi cerpen remaja yang diselenggarakan Pusat Bahasa Diknas, Jakarta.  Beberapa cerpennya dimuat di majalah Femina, harian Tribun Kaltim, Kompas.com, buku Kupu-Kupu di Bantimurung Antologi Cerpen Remaja III (Yayasan Obor, Jakarta, 2003), Bola Salju di Hati Ibu Antologi Cerpen Remaja IV (Yayasan Obor, Jakarta, 2003), Sayap Baruku Seperti Bintang (Mahatari, Yogya, 2006), Samarinda Kota Tercinta (Araska, Yogya, 2007), Perca (BWC, 2010), Kalimantan dalam Prosa Indonesia (2011), Kalimantan Timur dalam Sastra Indonesia (2011).

Ada hal menarik yang saya cermati dari karya-karya Sari Azis.  Sari memiliki gaya penulisan yang berbeda dari penulis lainnya.   Ia menulis dengan cermat dan berbobot, dan kerap memasukkan pemikirannya yang berwawasan luas dalam hampir setiap tokoh dalam tulisannya. Tema yang kerap diangkat mengenai perempuan lajang dan independent. Alasanya mengangkat tema tersebut karena sering ia alami sendiri keseharian. Tentu saja karakter Sari yang begitu kuat dapat terbaca dalam karya-karyanya. 

Di beberapa karyanya bahkan ia pun mengangkat  mengangkat setting lokalitas Kaltim menjadi bahasan utama.  Seperti cerpen Badadai yang menjadi judul dari buku Antologi cerpen yang ditulisnya bersama sekitar 20 penulis perempuan asal Kaltim.   Cerpen Badadai ini sempat menjadi bahasan di kalangan dunia penulisan nasional,  karena selain mengambil judul yang unik, kisah yang diangkat pun benar-benar menampilkan setting Kalimantan Timur.

Walaupun karya-karya sudah terpublikasi secara luas di nasional, namun Sari tetap bersahaja.  Bahkan namanya di daulat sebagai salah satu Perempuan Penulis Indonesia yang dimuat dalam buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia, yang di tulis oleh Kurniawan Junaedi diterbitkan Penerbit KosaKata.  Buku ini memuat nama-nama perempuan pengarang dan penulis Indonesia dari jaman dulu sampai saat sekarang.   Selain Sari Azis, ada beberapa nama penulis perempuan Kaltim yang masuk buku tersebut, diantaranya Shantined, Daian, Unis Sagena, Atiek Sulistyowati, dan Atiek Sri Rahayu. Hal ini menjadi salah satu kebanggaan bagi Kaltim, mengingat beberapa perempuan penulis asal Kaltim masuk di buku yang cukup di cari saat ini.

Saat ini Sari sedang mengerjakan proyek menulisnya, yaitu  sebuah novel, diary komedi kedua, serta proyek novel  yang dikerjakan bersama penulis Kaltim lainnya yaitu Amien Wangsitalaja, Inni Indarpuri dan Tri Wahyuni Zuhri.    Saat ini ia pun melirik usaha di bidang kuliner yang sesuai dengan hobby nya memasak. Sejak Lebaran kemarin, ia bahkan menerima banyak sekali orderan   produksi kue.  Sari mulai kembali menekuni kariernya sebagai perancang busana dan membuat bisnis  online fashion bersama  sahabat akrabnya, Lenny Syafarina.  Maka tidak salah dalam keseharian dia tampak berpenampilan modis dan bersahaja.


Cantik dan Fashionable




Dalam sebuah perbincangan hangat saya dengan Sari, ia berpendapat dunia penulisan di Indonesia sudah mulai marak saat ini.  Begitu pula kehadiran para penulis muda khususnya penulis perempuan yang  mulai melahirkan banyak karya produktif.  Sari pun berharap  akan banyak lagi penulis asal Kaltim  yang mampu menembus penerbit nasional dan karya-karya mereka disejajarkan dengan penulis nasional lainnya. Semoga...

Resensi Buku Kumpulan Dongeng Anak Hebat di Tabloid My Mommy

12:18 PM 0 Comments A+ a-


Wah.. Alhamdulillah..  Salah satu tulisan resensiku di muat di Tabloid My Mommy edisi terbaru.  Buku Kumpulan Dongeng Anak Hebat, ditulis oleh sahabat saya RF Dhonna.  Dhonna ini selain aktif sebagai penulis buku anak, juga merupakan dosen di Universitas Mulawarman.
---------------


BELAJAR MENJADI ANAK HEBAT

oleh : Tri Wahyuni Zuhri
Judul : Kumpulan Dongeng Anak Hebat
Penulis : RF. Dhonna
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Halaman : 204
Tahun : 2013

Buku Kumpulan Dongeng Anak Hebat ini berisi 10 kisah mengenai anak-anak hebat. Anak hebat bukan hanya anak yang memiliki banyak prestasi di sekolah. Penulis menggambarkan anak hebat memiliki sifat-sifat yang baik. Antara lain memiliki keberanian, suka menolong orang lain, tekun belajar, dan sebagainya.
RF Dhonna selaku penulis yang juga berprofesi sebagai seorang dosen, mampu meramu cerita dengan menyelipkan pesan-pesan moral di dalamnya. Akan banyak hikmah positif yang bisa di ambil dengan membaca buku ini.


Contohnya saja kisah Bill, seorang anak miskin yang ingin meraih cita cita sebagai pemain bola andal. Bill tahu ayahnya tidak mampu mencukupi biaya sekolah bola. Bill pun berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, yaitu dengan menjadi pedagang bola. Bill bekerjasama dengan Kakek ponco, seorang pengerajin bola. Dari hasil jualan tersebut, Bill mampu mencukupi kebutuhan sekolahnya.


Ada pula kisah puteri Amora yang pandai menyanyi. Namun karena memiliki wajah yang tidak cantik, puteri Amora merasa minder dan tidak percaya diri. Hingga suatu hari , dayang kerajaan membawa putri Amora berkunjung ke kampung halamannya. Disana terdapat perkampungan kumuh dan putri Amora di bawa bertemu dengan anak- anak yatim piatu. Walaupun mereka yatim piatu dan ada yang cacat, namun tidak malu dan terus berkarya. Putri Amora pun sadar dan bersyukur dengan anugrah Tuhan untuknya. Sejak saat itu ia tidak minder dan malu lagi.


Buku kumpulan dongeng Anak Hebat ini semakin menarik karena billingual book aau terdapat dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan inggris. Apalagi buku ini dilengkapi dengan ilustrator gambar yang sangat menarik. membuat pembaca tidak bosan membacanya.

Kisahku Menghadapi Kanker di Majalah Kharisma

1:16 PM 2 Comments A+ a-

kisahku di majalah Kharisma

Sebenarnya saya hampir lupa, kalau dulu pernah di wawancarai mba Inni Indarpuri untuk Majalah Kharisma. Waktu itu majalah Kharisma mengambil tema kanker pada edisinya. Mba Inni pun mengangkat cerita saya melawan kanker dalam edisi tersebut.


foto saat di depan ruangan ablasi

Alhamdulillah,  setelah sekian lama berlal, akhirnya saya melihat majalah Kharisma yang memuat tulisan tentang saya.  Dalam edisi itu pun di bahas beberapa jenis kanker yang banyak mengincar perempuan, antara lain kanker servix dan kanker payudara.  Disamping itu pun diulas beberapa nara sumber yang sedang berjuang melawan kanker. Serta profil dari Yayasan Kanker Indonesia di Kaltim. 

Terima kasih mba Inni atas liputannya. Semoga tulisan tersebut bisa menginspirasi para pembaca agar lebih peduli pada kesehatan :)  Aminnnn..

Majalah Kharisma yang memuat kisah tentangku

Cara Mengirimkan Tribunners di Tribun Kaltim

10:27 PM 1 Comments A+ a-

Beberapa teman sempat menanyakan kepada saya, bagaimana cara agar tulisan bisa di muat di kolom tribunners tribun Kaltim.  Tribun Kaltim sendiri merupakan salah satu koran terkemuka di Kalimantan Timur.
Tribunners merupakan media warga (citizen jurnalism).  Setiap warga  dapat mewartakan peristiwa (citizen reporter), menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan atau gambar.

contoh penulisan tribunners yang saya tulis

Tribun Kaltim menerima tulisan tribunners dengan syarat tulisan dikirimkan melalui email ke : tribunners_kaltim@yahoo.co.id.  Jangan lupa untuk melampirkan data diri penulis (nama, alamat, no hp, dll) dan foto penunjang bila memang di perlukan .
Yuk menulis...dan silahkan mencoba ya...
contoh penulisan tribunners yang saya tulis

Cerita Luthfi Di Baby Stories Mom & Kiddie

5:17 AM 0 Comments A+ a-


Sesuai janji, saya akan posting tulisan saya tentang Luthfi yang di muat di Tabloid Mom & Kiddie edisi terbaru. Untuk ketentuan  syarat menulis baby stories bisa di liat disini ya.. http://www.yunisukses.com/2014/09/cara-mengirimkan-baby-stories-di.html?m=1
Tulisan tentang Luthfi ini
masih asli dari saya.  Ternyata saat  di muat di tabloidnya,  ada beberapa yang di edit redaksi. Walaupun begitu, tidak mengurangi makna dari tulisan saya.
Contoh sederhana saja dari judul tulisan. Awalnya saya menulis judul "Meniru Kebaikan". Namun pihak redaksi tabloid Mom & Kiddie menggantinya jadi "Peniru Ulung".  Heheheh.. Silahkan di liat ya tulisan saya ini :)
-----------------------------------
MENIRUKAN KEBAIKAN
Putra bungsu saya, Luthfi, berusia 3 tahun. Ada saja tingkahnya yang lucu dan menggemaskan seisi rumah. Sebagai ibu, saya terkadang dibuat terkejut dengan tingkahnya tersebut.Salah satunya kebiasaan Luthfi memperhatikan aktifitas orang lain dan kemudian menirunya.
Contoh sederhana, saat hari tanpa sengaja Luthfi menumpahkan air minumnya. Dengan sigap, Luthfi mengambil kain lap yang biasa tersedia di dapur. Kemudian dengan tangan mungilnya, Luthfi mulai membersihankan tumpahan air tersebut dengan kain lap.Walaupun Luthfi tidak sepenuhnya bisa membersihkannya, tapi insiatifnya membuat saya terkejut. Rupanya Luthfi kerap mengamati tingkah saya dalam melakukan kegiatan yang sama.
Cerita lain, mengenai kebiasaan saya suka menutup pintu kamar saat keluar ruangan kamar tidur.
"Kenapa pintunya selalu di tutup, ma?"tanya Luthfi dengan rasa ingin tahu.
"Biar nggak ada nyamuk yang masuk,"jawab saya sembari tersenyum.
Rupanya kebiasaan saya tersebut disimpan dalam memori Luthfi. Setiap membuka siapa saja yang membuka pintu kamar, Luthfi dengan sigap menutupnya kembali. Kebiasaan baru Luthfi itu mengundang tanda tanya kakak-kakaknya.
"Kenapa Luthfi selalu tutup pintunya?"tanya kakaknya penasaran.
"Kata mama, biar nyamuk nggak masuk,"jawab Luthfi dengan yakin.
Olala, rupanya Luthfi kerap memperhatikan aktiftas saya dan kemudian menirunya. Berarti saya harus lebih hati-hati dalam melakukan aktifitas, karena Luthfi akan mempraktekannya. Semoga saja saya bisa terus mencontohkan aktifitas yang positif dan baik, hingga bisa pula dipraktekan oleh Luthfi.

Cara Mengirimkan Baby Stories di Tabloid Mom & Kiddie

6:48 AM 0 Comments A+ a-

Alhamdulillah, akhirnya salah satu tulisan saya tentang cerita Luthfi di muat di Tabloid Mom & Kiddie edisi terbaru.  Senangnya  :)  # sambil loncat loncat gembira ehehehhe..


Sebenarnya tulisan ini ada kali keduanya tulisan saya di muat di Mom &  Kiddie.  Sekitar dua tahun lalu, tulisan tentang Raisyah pernah pula di muat di tabloid untuk ibu dan anak ini.  Tulisan tentang Raisyah itu bercerita mengenai hebohnya Raisyah menemanin saya masak.


Kebetulan Raisyah memang suka nasi goreng. Jadi kami berdua membuat pola nasi goreng berbentuk muka panda yang lucu. hihihihi..  Nah kalo mengenai tulisan luthfi, nanti akan saya posing khusus ya..

Sekarang saya akan menuliskan syarat syarat mengirimkan baby stories ke tabloid Mom and Kiddie.  Kebetulan beberapa teman menanyakan kepada saya tentang hal ini.
Syarat syarat tulisan Baby Stories :
1. Tuliskan cerita kejadian lucu, unik atau mengharukan bersama si kecil
2. Kirim cerita ke redaksi Mom & Kiddie atau bisa pula email ke  : efa.trapulina@gmail.com
3. Kirim cerita bersama alamat dan nomor telpon anda.
4. Jangan lupa lampirkan foto si kecil paling keren atau foto Anda bersama si kecil.
Mudahkan caranya.. hehehe..

oh ya, saya juga salut terhadap redaksi Mom & Kiddie. Setiap cerita yang akan dimuat, pasti akan mendapatkan email pemberitahuan balasan. Saya sendiri  sudah dua kali mendapatkan email tersebut, yaitu saat cerita tentang Raisyah dan Luthfi ini.   Jadi udah bisa woro woro pakai toa ke keluarga dan teman teman, untuk beli tabloid Mom Kiddie yang memuat wajah imut Luthfi hihihihi...

Ayo.. silahkan di coba yaaa

Resensi Buku Balita Bertanya Anda Menjawab : Ketika Anak Bertanya dengan Kritis

8:37 PM 1 Comments A+ a-

resensi buku Balita Bertanya Anda Menjawab di Tabloid My Mommy

 Beberapa waktu lalu saya sempat menulis Resensi salah satu buku dari teman saya Pritha Khalida.  Buku ini berjudul Balita Bertanya, Anda Menjawab.  Sebuah buku yang bisa di jadikan rekomendasi bagi para orang tua untuk menjawab pertanyaan anak-anak.  

Oh ya... ada pula teman yang bertanya, bagaimana cara mengirimkan tulisan ataupun resensi ke tabloid my mommy.  Silahkan saja klik di sini ya.. Cara Mengirimkan tulisan dan Resensi Ke Tabloid My Mommy  .  Tabloid My Mommy juga menerima tulisan mengenai surat bunda, My birthday, surat ayah, dll.  Ketentuannya lengkap di sana. :)


-------------------------------------------


Ketika Anak Bertanya dengan Kritis


Judul : Balita Bertanya, Anda Menjawab
Penulis : Pritha Khalida dan Sianiwati Sunarto Hidayat
Penerbit : Panda Media
Halaman : 210
Tahun : 2014

Memiliki anak merupakan anugrah yang luar biasa dari Allah. Apalagi bila si anak tumbuh dengan sehat dan cerdas. Salah satu bentuk kecerdasan anak yaitu dengan bertanya banyak hal yang ingin di ketahui kepada orangtua.

Awalnya anak akan bertanya hal-hal yang masih bersifat sederhana, dan biasanya orang tua bisa menjawabnya dengan mudah. Namun seiring bertambahnya usia, kemampuan bertanya anak semakin pesat dan menjadi kritis. Tidak jarang orang tua menjadi kewalahan dan bingung menjawabnya.

Buku Balita Bertanya, Anda Menjawab ditulis secara duet oleh Pritha Khalida dan Sianiwati Sunarto Hidayat. Kedua penulis berbasic pendidikan psikologi. Pritha sendiri merupakan penulis produkif yang telah meghasilkan banyak karya. Sedangkan Sianiwati saat ini menjadi staff pengajar fakultas psikologi. Ia kerap diundang memberikan ceramah dan penyuluhan terkait psikologi. Buku ini sengaja ditulis keduanya untuk membantu orang tua menghadapi pertanyaan yang biasa di ajukan sang anak.

Ada sebanyak tujuh bab di dalam buku Balita Bertanya, Anda Menjawab. Dimana masing - masing bab menjelaskan pertanyaan apa sja yang ditanyakan anak serta bagaimana memberikan solusi jawaban yang tepat sesuai usia anak. Keseluruhan bab tersebut berisi 60 pertanyaan kritis anak. Dimana tiap bab di bagi kembali sesuai tema yang biasa ditanyakan anak. Bab-bab tersebut yaitu Balita dan Anak , Balita dan Alam Sekitar, Balita dan tubuhnya, Balita dan Seks, Balita dan Orang tua, dan Celoteh Balita Lainnya.

Penulis pun memberikan 3 tips sederhana untuk mengadapi pertanyaan sulit dari anak. Tips pertama yaitu tetap tenang, yaitu berusaha mencerna latar belakang anak bertanya. Kedua, memberikan jawaban sejujur mungkin dengan bahasa yang lebih sederhana sesuai dengan daya tangkap anak. Ketiga, seadainya memang pertanyaan tersebut membingungkan, tidak ada salahnya ditangguhkan dulu menjawabnya sembari mencoba mencari jawaban yang tepat nantinya.

Dengan memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan si anak, tentunya akan meningkatkan kecerdasan si anak sendiri. Selain itu dapat membangun komunikasi yang sehat dan efektif kepada anak. Jadi tidak perlu bingung lagi mencari jawaban pertanyaan anak, karena dari isi buku ini bisa di jadikan rekomendasi bagus untuk di baca



Tabloid My Mommy yang memuat tulisan resensi saya

Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 3)

8:15 PM 0 Comments A+ a-

berfoto bersama dokter kedokteran nuklir RSHS dan ibu Yanti
sumber : klik sini 


Hari Terakhir Ablasi 

 Tidak terasa sudah tiga hari dua malam saya berada di dalam ruangan isolasi, tempat saya melakukan ablasi radiasi nuklir. Berada tiga hari disana tentu membawa banyak cerita tersendiri. Untungnya saya sekamar berdua dengan ibu Yanti. Jadi kami bisa saling menguatkan satu sama lain.

 "Mba, sudah habis berapa botol?" Tanya ibu Yanti kesekian kalinya.

Saya melirik meja di samping tempat tidur saya. Di atas meja itu terdapat 3 botol air mineral ukuran 1500 ml. 2 botol itu masih terisi penuh. Ups.. ternyata saya baru meminum satu botol air mineral.

 "Baru satu nih, bu," jawab saya sambil menunjuk 1 buah botol air mineral kosong.

 "Ayo mba, minum banyak. Biar turun kadar radiasinya. Jadi bisa cepat pulang. Saya mau abis dua botol," kata ibu Yanti dengan semangat.

Ibu Yanti, seorang ibu paru baya namun memiliki semangat yang tinggi. Saya tertawa kecil dengan lecutan semangat dari bu Yanti. Terus terang, berada di dalam kamar isolasi ini, membuat hubungan kami seperti ibu dan anak. Apalagi ibu Yanti sering bercerita tentang anaknya yang seumuran saya.

 Dengan semangat 45, saya berusaha meghabiskan air mineral yang menunggu dengan cantik di atas meja. Bayangan anak anak dirumah, semakin menguatkan saya untuk cepat pulang. Sebenarnya ada rasa sedih saat berada di kamar isolasi saat itu. Karena di waktu bersamaan, bapak saya sedang merayakan ulang tahun ke 63 dirumah bersama anak anak.. Hik hik hik :'( Sempat lebay dan nangis bombay juga.

 Oh ya, agak siangan dokter Ayu datang memeriksa kami dan membawa kabar bahagia. Tingkat radiasi saya dan bu Yanti sudah dalam batas normal. Artinya... Kami boleh pulang hari itu.. Asyik.. Walau begitu, ada pula pasien lain teman seperjuangan kami yang masih harus bertahan di ruangan isolasi. Tapi mereka tetap menjalankannya dengan semangat.

 Sebelum pulang, dokter Ayu meminta kami untuk dilakukan pegecekan lagi dengan alat SPECT. fungsinya untuk mengetahui, sejauh mana efektifitas iodine 131 menangkap kanker dalam tubuh kami. Prosedurnya pun tetap sama seperti saat saya melakukan observasi beberapa hari sebelumnya. Seluruh tubuh saya akan di scan ulang dari ujung kepala hingga kaki. Prosesnya memakan waktu hampir 1 jam.


 Hasil yang Cukup Mengejutkan
Hasil dari Ablasi... Keren yaa... hihihi
 Dengan rasa deg degan, saya menanti hasil pemeriksaan tersebut. Besok harinya saya di minta oleh dokter Ayu untuk menjelaskan hasil ablasi radiasi nuklir tersebut. Hasilnya membuat saya cukup terkejut. Cairan iodine 131 yang berada dalam tubuh saya berhasil mengangkap beberapa titik kanker di paru paru, tulang belakang dan daerah panggung.

 Tapi setidaknya saya bersyukur, beberapa titik kanker itu bisa ditangkap oleh iodine 131. Setelah menjalani ablasi selama 3 hari, saya pun di perkenankan pulang. Hal itu karena kader radiasi nuklir dalam tubuh saya sudah normal.

 Alhamdulillaaah... Insha Allah selama 6 bulan pasca ablasi kedua, saya akan melakukan kontrol ulang. semoga hasilnya bisa terus membaik. Amin...

liat cerita sebelumnya  : 

Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 1)
Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 2)
Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 3)
sumber : http://triwahyunizuhri.blogspot.com/2014/09/keping-72-hari-terakhir-di-ruang.html

Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 2)

8:09 PM 0 Comments A+ a-

bersama ibu Yanti, di ruangan ablasi RS Hasan Sadikin
sumber  :  klik disini

Sekarang, saya mau melanjutkan cerita pengalaman saya radiasi nuklir jilid dua ya. Radiasi nuklir yang sering disebut ablasi ini merupakan salah satu terapi untuk pengobatan kanker tyroid ini. Bahan yang digunakan yaitu isotop iodine 131. Dosis yang di gunakan pun tidak semua pasien sama, tergantung dari penyakit kanker tersebut. Saya sendiri mengunakan dosis 150 merkuri baik pada radiasi pertama maupun kedua. Ada beberapa pertimbangan mengapa pmberian dosis seperti itu. Antara lain dari jenis kanker dan stadium kanker. Berhubung saya sudah masuk stadium 4, jadi dosis pun di sesuaikan. 


 Hari Pertama Ablasi 

 Sebelum dilakukan ablasi radiasi nuklir, saya diminta puasa sejak jam 7 pagi. Untungnya malam sebelumnya, sahabat saya mba Amel, mengajak saya menikmati kuliner khas Bandung bersama keluarganya. Wah, malam itu saya benar benar sengaja menyiapkan diri dan energi untuk berperang saat ablasi hihihi..

 Saya datang ke instalasi kedokteran nuklir hasan sadikin sekitar jam 11 siang. Saya pun berkesempatan berdiskusi dengan dokter Ayu mengenai hasil observasi saya beberapa hari sebelumnya Tidak lama setelah itu, saya dan beberapa pasien yang akan melakukan ablasi dikumpulkan untuk briefing. Ada 3 orang pasien perempuan termasuk saya, dan 3 orang pasien laki-laki. 

Briefing di pandu oleh dokter yang menjelaskan prosedur ablasi. Tidak ada perbedaan prosedur ablasi pertama saya dengan ablasi kedua. Rupanya memang kedokteran nuklir punya standar khusus untuk prosedur ablasi. Namun yang lebih membuat saya jadi pusat perhatian, rupanya hanya saya diantara pasien yang sudah melakukan ablasi kedua. hehehhe... malu oy.. 

 Saat melakukan ablasi radiasi, pasien akan diberikan minuman cairan isotop iodine 131 dengan dosis yang disesuaikan. Pihak petugas dengan pakaian anti radiasi akan membawa cairan iodine 131 tersebut, dalam sebuah tas brangkas besi khusus ke dalam kamar isolasi. Tentu saja, kami para pasien sudah menanti kedatangan petugas tersebut Selama proses ablasi, pasien diharapkan hanya membawa barang barang seperlunya saja. 

Untuk perlengkapan pakaian pun sudah di sediakan oleh pihak rumah sakit. Tapi tenang saja, tetap bisa berkomunikasi melalui handphone ataupun membawa laptop. Di dalam kamar pun tersedia televisi dan kulkas. Kalau pun seandainya bosan dengan makanan yang di sediakan rumah sakit. Kita bisa saja minta di belikan makanan dari luar asalkan menghindari makanan yang mengandung sea food. 

 Selama proses ablasi berlangsung, sangat tidak dianjurkan untuk keluar ruangan isolasi. Di luar ruangan terdapat alat pengukur radiasi. Seandainya seseorang yang masih memiliki radiasi diatas normal dan berada di luar ruangan. Dengan spontan, alat tersebut akan berbunyi. Bisa kebayangkan, satu rumah sakit bisa heboh karena ada pasien mencoba iseng keluar ruangan hehehehhe..

 Kebetulan saya mendapatkan teman sekamar yang baik banget. Namanya Ibu Yanti dari semarang. Sejujurnya saya heran, kenapa koneksi saya begitu kuat dengan semarang ya? Saat radiasi ablasi pertama, saya bersama mb Kartika dari Semarang. Sampai sekarang kami masih terus bersahabat hehheh... Trus waktu KKN jaman kuliah, saya juga sekamar ama Witree dari Semarang. Benar benar deh, Semarang Love Forever hihihi.. 

 Oh ya, setelah di lakukan prosedur pemberian minum cairan isotop iodine 131, kami di haruskan melanjutkan puasa lagi selama 2 jam.. Aduh, perut saya benar benar merasa kelaparan. Untuk mengurangi rasa mual dan muntah, kami dianjurkan untuk minum obat maag dan obat anti mual. Wajar sih kalau memang meminum cairan iodine 131 yang sedikit itu bisa bikin tubuh nggak nyaman. Namanya juga cairan bahan nuklir hihihihi... 

Nah untuk menetralisir nya, kami di wajibkan makan yang banyak dan minum minimal 3 botol air mineral besar perhari selama dalam ablasi. Pokoknya penuh perjuangan untuk menghabiskan minuman dan makanan tersebut heheheh... 


 Hari Kedua Ablasi 

 Berhubung saya sudah dua kali ablas, jadi sedikit banyak sudah paham bagaimana menangani efek radiasi tersebut. Bila radiasi pertama saya benar benar kondisi drop dan ngga fit, maka berbeda pada radiasi kedua ini. Saya sengaja jauh jauh hari menyiapkan kondisi fisik biar lebih kuat menghadapi ablasi kedua ini. Syukurlah pada hari pertama hingga hari kedua, saya tidak terlalu merasakan efek yang berarti setelah meminum cairan iodine 131. 

Begitu pula dengan bu Yanti, beliau begitu semangat menjalani ablasi pertamanya. Kami banyak menghabiskan waktu bercerita, nonton tivi, makan dan tidur hihihihi. Di hari kedua ini, dokter Ayu beserta timnya meminta saya dan bu yanti untuk di cek kadar radiasinya. 

Kami secara bergantian keluar kamar isolasi dan berdiri di hadapan dokter Ayu. Dokter Ayu mengenakan baju anti radiasi sambil memegang alat ukur radiasi. Lumayan lah, hari kedua ada penurunan tingkat radiasi pada tubuh saya maupun bu Yanti. Kalaupun memang nanti srmakin menurun tingkat radiasinya, maka kami akan di bolehkan pulang 

. "Jangan lupa minum air mineral yang banyak ya, bu," pesan dokter Ayu pada kami. Saya hanya tersenyum, sembari mengingat ada tambahan botol mineral baru lagi yang harus dihabiskan ... hihihihihi... Ayo Semangaaattttt 

 Bersambung

Kesempatan Menulis di Tabloid My Mommy

3:12 PM 3 Comments A+ a-

Sekarang masyarakat Kaltim punya tabloid untuk keluarga lho, namanya MY Mommy.  Keren kan.. 
Tabloid yang mengambil tagline My Mommy - Inspirasi Ibu ini memang belum lama hadir di Kaltim.  My Mommy merupakan tabloid edisi mingguan yang satu group dengan Kaltim Post, koran terbesar di Kaltim. 
Tabloid My Mommy ini memang memiliki kualitas yang keren. Bahkan kalau tidak memperhatikan dengan seksama, banyak yang menganggap My Mommy ini terbitan nasional :)  Wajar sih, soalnya selain kualitas isinya juga bagus, desain dan layout tabloid ciamik punya  :))
Oh ya, kemarin ada beberapa teman yang menanyakan bagaimana mengirimkan tulisan di Tabloid My Mommy. Nah, berhubung yang nanya banyak banget, jadi jawabannya saya rangkum di blog ini ya.  Kebetulan beberapa tulisan saya juga pernah mejeng di tabloid ini.  Hasyaaahhh... Mulai deh eike narsis :)
Berikut beberapa kolom yang menerima kiriman pembaca ya . Ini saya ambil keterangan dari tabloid My Mommy langsung :)
1. Surat Bunda
My Mommy mengundang ibu untuk mengirim surat berisi pengalaman menarik selama mengasuh, merawat dan mendidik buah hati.  Kirimkan surat ke Redaksi My Mommy, Gedung
Kaltim Post Kompleks Mahakam Square, blok B nomor 10 Sungai Kunjang Samarinda.
Tulisan juga bisa di email ke mommy@kaltimpost.net . Jangan lupa sertakanalamat lengkap, nomor telpon dan foto bersama anak ya..
B. My Birthday
jangan sia siakan moment ultah anak kita.  Bisa juga lho buat mejeng di tabloid my Mommy. caranya kirim 3-5 lembar foto perayaan ulang tahun ke alamat redaksi My Mommy atau email mommy@kaltimpost.net. 
sertakan nama yang berulang tahun, alamat rumah, nomor telpon, tanggal pelaksanaan, serta nama dan tempat acara.
Nah, kalo mau diliput langsung sama tabloid My Mommy juga bisa kok.  Silahkan telp 0853 2235 3355
c. My Style
ingin foto si kecil tampil? kirimkan foto si kecil ukuran 5 R. berserta nama lengkap, alamat, tempat tanggal lahir, dan nama orang tua si kecil.  Kirim ke redaksi tabloid My Mommy ya.. dan tempelkan kupon yang masih berlaku  di balik foto.  Kupon ini bisa di gunting dari di tabloid My Mommy pada halaman My Style.

d. Travelling
My Mommy mengundang untuk mengirimkan pengalaman seru  travelling dan dilengkapi foto fotonya..  Kirimkan surat ke Redaksi My Mommy, Gedung
Kaltim Post Kompleks Mahakam Square, blok B nomor 10 Sungai Kunjang Samarinda.
Tulisan juga bisa di email ke mommy@kaltimpost.net . Jangan lupa sertakanalamat lengkap, nomor telpon dan foto foto menarik saat travelling

e. Resensi Buku
Tabloid My Mommy menerima resensi buku untuk di muat.  Caranya kirim isi resensi buku lengkap dengan identitas buku (judul, pengarang, penerbit, jumlah halaman, tahun terbit).
Diharapkan buku yang diresensi sesuai dengan visi My mommy untuk mencerdaskan keluarga Indonesia.  Selain itu jangan lupa melampirkan foto cover buku yang diresensi.  Kirim bersama identitas peresensi ke alamat redaksi atau email : mommy@kaltimpost.net
Silahkan mencoba ya teman teman...


Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 1)

11:14 PM 0 Comments A+ a-

mejeng bentar di depan Kedokteran Nuklir RSHS Bandung


Sebenarnya mau nulis pengalaman ini sejak lama. Tapi kenapa terlupa terus. Heheheh.. Jadi berhubung inget dan ada waktu nulisnya, jadi saya harus nunaikan janji mau nuliskan ini.
Biar ngga bosan dan ikutan ngeri bacanya (pasti pengaruh judul diatas hihihi), bahasa tulisan ini saya buat agak santai. Nah, sebelum lanjut bisa baca pengalaman saya ikut terapi radiasi nuklir yang pertama ya... Ehm Ehm.. tulisannya di buat 4 seri dan pernah di muat di Tabloid My Mommy.

Seperti yang diketahui, ada beberapa metode pengobatan dan terapi pada kanker. Untuk kasus kanker tyroid yang saya alami, dokter melakukan beberapa tahapan, yaitu operasi, radiasi nuklir, minum obat hormon tyrax tiap hari dan kemo tulang. Cukup banyak sih, mengingat jenis kanker saya udah stadium lanjut dan metase ke tulang belakang.

Memang ada beberapa jenis kanker yang pada jenis tertentu atau tahapan stadium lanjut tidak memungkinkan di operasi. Namun untuk jenis kanker saya, masih memungkinkan untuk operasi yaitu pengangkatan kanker tyroid yang ada di leher.

Untuk mengantisipasi si kanker tyroid mengganas lagi, yaitu dengan radiasi nuklir menggunakan iodine 131. Bahan radioaktif iodine 131 ini memang khusus untuk kanker tyroid. Prinsipnya, iodine ini akan bekerja mencari sel sel kanker tyroid yang menyebar di dalam tubuh. Nah, selama proses radiasi nuklir berlangsung, saya harus dipinggit dulu di ruangan isolasi selama beberapa hari.

Radiasi Nuklir yang saya lakukan bulan Mei lalu merupakan radiasi nuklir yang kedua. Radiasi pertama saya lakukan di Jakarta, tepatnya di MRCCC Siloam, bulan Oktober tahun lalu. Hmm.. sebenarnya saya pengen cukup sekali saja melakukan radiasi nuklir. Tapi ternyata ngga bisa, mengingat nilai rapot 6 bulan pasca radiasi nukir pertama yang tidak cukup bagus hehehehe...

Akhirnya, terpaksa dengan iklas melakukan radiasi nuklir yang kedua. Pokoknya yang di benak saya, bagaimana melakukan ikhtiar, usaha dan terus berdoa buat melawan si kanker ini. Apalagi anak anak pendukung utama saya untuk terus semangat. Seperti kata dokter saya pernah bilang. Kesembuhan untuk sakit kanker ini semua tergantung kuasa Allah. Yang penting lakukan terbaik dan terus berdoa. Semoga bisa diberikan kesempatan untuk dampingi anak anak sampai besar.

Hari Pertama Persiapan Observasi
Pagi itu saya sudah siap siap berada di RS. Hasan Sadikin Bandung. Saya sudah adakan janjian sebelumnya dengan Dokter Basuki serta Dokter Ayu untuk konsultasi. Kebetulan Dokter Basuki merupakan dokter yang menangani saya pada radiasi pertama di Jakarta. Jadi, beliau sudah mengerti riwayat medis saya dari awal.
Rencananya memang saya akan di observasi dulu setelah 6 bulan pasca radiasi nuklir pertama. Sebelum berangkat ke RS, saya di minta untuk melakukan puasa sejak jam 6 pagi. Fungsinya untuk diberikan iodine 131 dosis rendah, agar mudahkan observasi saat dilakukan pencitraan dengan alat khusus.

Nah, saking semangatny, saya lupa minum obat pain killler. Kebayangkan rasa ngilu dan sakitnya yang harus saya tahan. (hik hik hik). Jadwal saya bertemu dokter Basuki dan Dokter Ayu sekitar jam 12 siang.
Saya bertemu kedua dokter tersebut sembari membawa dokumen hasil pemeriksaan medis saya selama ini, termasuk data lab terakhir. Setelah berdiskusi dengan kedua dokter, saya akan melakukan observasi hari kedua. Namun pada hari pertama itu, saya hanya diminumkan iodine 131 dosis kecil untuk memudahkan observasi besok harinya.

Mau tahu rasanya minum cairan nuklir? aduh.. rasanya agak agak gimana sih. Apalagi mba perawat yang memberikan cairan tersebut memakai baju lengkap anti radiasi. Udah gitu pemberian diruangan khusus dan dengan tindakan khusus. Sampai detik ini, saya kagum sama mba perawat yang memiliki keberanian tinggi untuk memberikan cairan nuklir bagi pasien seperti saya. Resikonya tentu besar berhadapan setiap hari dengan bahan nuklir seperti itu.

Setelah abis disuruh minum cairan iodine 131, saya di perkenankan untuk pulang dulu, dengan janji dilakukan observasi hari kedua. Berhubung pemberian cairan nuklir tersebut dosis kecil. Jadi dianggap aman untuk berinteraksi dengan orang lain. Namun tetap diusahakan jauh-jauh dari anak kecil atau ibu hamil
Walau begitu, tetap berefek juga pada tubuh saya. Saya sontak kehilangan selera makan, lemes, mual, dan badan tambah ngilu. hehehh.. tapi tetap masih memiliki semangat 45 untuk terus menjalani rangkaian terapi
.
Hari Kedua Observasi
Pagi itu saya sudah berada di instalasi kedokteran nuklir di rs hasan sadikin. Saya bersiap di ruangan pemeriksaan yang terdapat alat SPEC Scan untuk observasi. Oleh perawat, saya diminta mengenakan baju khusus dan melepas barang yang terbuat dari emas atau logam di tubuh saya.

Saya kemudian berbaring di tempat tidur khusus di Alat tersebut. Sekilas alat tersebut mirip dengan CT Scan. Namun ternyata lebih canggih dan mahal. Saya melalui pemeriksaan dengan mengunakan alat tersebut kurang lebih 45 menit. Alat tersebut memang sudah diatur terlebih dahulu oleh petugas. Sehingga proses observasi dilakukan dari ujung kepala sampai kaki. Dokter yang menangani saya telah siap di belakang ruangan kontrol untuk mengatur jalannya observasi melalui komputer.

Sembari menunggu observasi dan alat bergerak, posisi saya diusahakan tidak bergerak sama sekali. Jadi yang saya lakukan adalah berdoa sekaligus berzikir yang khusus. Apalagi suasana ruangan dingin karena AC, membuat saya benar benar terbuai ngantuk hehehhe

Setelah selesai melakukan observasi, saya diminta bertemu dokter. Dokter menjelaskan hasil observasi tersebut belum terlalu jelas. Sehingga belum bisa dipastikan sejauh mana evaluasi perkembangan kanker dalam tubuh saya.

"Besok kita observasi ulang ya, bu. Kami akan menambahkan alat lagi agar observasinya lebih jelas,"begitu kata dokter.

Sebenarnya sempat sedih sih harus ulang kembali observasi. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini bagian dari proses pengobatan yang harus dilakukan. Jadi.... Semangat terussss...

Hari Ketiga Observasi
Setelah semalaman berdoa yang kencang, pagi harinya saya sudah berada di rumah sakit hasan sadikin. Prosedurnya tetap sama seperti kemarin. Hanya saja kali ini ada penambahan alat kontras dam memakan waktu agak lebih lama.

Walau Begitu, saya tetap menjalaninya dengan semangat. Bismillah sajalah.. yang penting tetap berusaha maksimal. Dan benar saja, dari hasil observasi kedua ini bisa terlihat kondisi perkembangan kanker di tubuh saya.

hmmm.. Cukup kaget juga dengan hasilnya. Dari hasil observasi itu, dokter segera menjadwalkan radiasi nuklir atau ablasi saya beberapa hari setelahnya. Sempat sedih juga akhirnnya harus masuk kamar isolasi lagi. Tapi gimana pun juga, kanker dalam tubuh ini harus diperangi dengan gagah berani. :)

Bersambung....

Klik kesini yaa... :

Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 1)
Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 2)
Serunya Radiasi Nuklir Untuk Pengobatan Kanker Tyroid (bagian 3)

Menikmati Kelezatan Bandeng Presto Family

12:19 PM 2 Comments A+ a-

Semenjak memutuskan mengurangi makanan dari olahan daging, keluarga kami memilih untuk mengkonsumsi sayur-sayuran, tempe tahu, dan ikan.  Alhamdulillah untuk mengkonsumsi sayuran dan tahu Tempe, ternyata tidak menjadi kendala bagi keluarga. Anak anak saya pun dengan senang hati turut menikmati sajian yang tersedia . Begitu pula dengan kedua orang tua saya yang dianjurkan dokter untuk menjaga pola makannya.
Untuk urusan olahan ikan, biasanya mama saya suka bervariasi menyajikannya.  Dari ikan layang, kembung, haruan, hingga patin . Mama saya mengolahnya kadang di goreng, kukus, atau di bakar. Pokoknya maknyuss lah ...

Nah, secara kebetulan saya mengikuti salah satu group di facebook , namanya Bubuhan Samarinda atau biasa disingkat Busam.  Di group ini, bukan hanya wadah saling mengenal dan silaturahmi antar anggotanya. Kami pun bisa berbagi informasi atau pun memberikan berita terhangat yang lagi ngetop saat itu.  Keuntungan lain, anggotanya bisa pula mempromosikan barang dagangannya di wall group.
Salah satu anggota Busam menawarkan ikan bandeng presto di group. Wah, begitu membacanya saya langsung teringat orang tua saya yang suka makan ikan.  Tanpa banyak pikir lagi, langsung saya kontak anggota busam tersebut.

Oh ya, ini lho tampilan kotak kemasan bandeng Presto nya (liat gambar ). Cantik ya.. hehehh..  Namanya Bandeng Presto Family. Yang menarik, di kotak kemasan terse but, tertulis : oleh-oleh khas Samarinda, Kalimantan Timur . Jadi, ini sekalian rekomendasi buat teman-teman yang mau cari oleh-oleh, bisa membeli bandeng presto ini sebagai salah satu varian selain amplang hehehe..
Rasanya? Jangan ditanya. Memang enak kok. Kebetulan orang rumah sudah lahap mencobanya langsung. Harga termasuk mudah dijangkau, Rp. 15.000 isi 2 ikan ukuran sedang.  Apalagi untuk saat ini, pemesanan bisa dilakukan delivery diantar dirumah.  
Paling kita hanya nambah ongkos kirim kalo tempat antarnya jauh. Bisa pula langsung diambil ketempat penjualnya.

Tertarik mencoba bandeng presto family ini? Bisa langsung kontak ke
0811 555 888 2.